25.

4.1K 196 1
                                        

Baru saja Naya tidur sebentar di kamar nya untuk menghilangkan rasa lelah nya, suara pintu di gedor dengan kencang membuat ia terbangun dari tidurnya.

Jika itu Alvin tak mungkin ia menggedor pintu sekencang itu, lagi pula ia juga sudah mengembalikan tas Naya. Lalu untuk apa Alvin datang?

Pikiran Naya tertuju kepada Shasha, karena sekarang sudah waktunya pulang. Tapi Naya langsung menepis pikiran buruk nya itu.

Naya duduk mengumpulkan nyawanya, "Sabar napa sih, nyawa belum balik juga" Gumam Naya malas.

Naya menatap malas orang yang kini berdiri didepannya, "Papa nggak disini" Ucap nya malas. "Saya kesini mau ketemu mama kamu"

Naya menghembuskan nafasnya pelan "Mau ngapain?" Margaret mendorong Naya kasar. Ia meneriaki nama Anra dengan keras, Naya hanya menatap orang itu malas. Sungguh sikap nya sangat berbeda dengan Bella walaupun saudara tiri, Bella tetap sayang kepada Naya.

Berbeda dengan Margaret yang membenci Naya dan Anra. "Maaf, mama saya sedang kerja"

"Saya akan tunggu" Naya melotot kan matanya, "Mau bicara apa? Saya sampaikan nanti, mama saya lelah setelah pulang kerja. Karena beliau menghidupi saya dengan uang kerja keras nya sendiri bukan dari orang lain"

Margaret duduk di sofa ruang tengah dan menyalakan televisi, "Biar saya bicara sendiri"

"Maaf tante, mama saya pasti lelah. Beliau bekerja mencari nafkah untuk saya dan beliau sendiri, oh mungkin anda tak tau rasanya ya? Karena selama ini anda di nafkahi papa saya?" Naya menghalangi pandangan Margaret dari tv yang ditonton nya.

Margaret hendak menampar Naya namun tangan nya dihalangi oleh Alvin, ya. Untung Alvin datang, "Maaf tante, bukannya saya lancang. Tapi main tangan tidak menyelesaikan masalah"

Ia menepis tangan Alvin kasar, "Bilang ke mama kamu, jangan ganggu keluarga saya lagi. Papa kamu juga sudah bahagia dengan saya, Bella dan kakak-kakaknya"

Naya menatap Margaret kesal, selama ini dia dan mama nya tak mengganggu keluarga Margaret. Papa nya bahkan terakhir datang saat menjemput Naya pulang dari rumah Alvin, ingin rasanya Naya mencakar wajah Margaret.

"Tapi saya dan mama saya tidak mengganggu keluarga anda sedikit pun" Jawab Naya lantang biar lah dia dianggap berani dengan orang yang lebih tua. "Oh ya? Jika mama kamu tidak tebar pesona ke suami saya ini nggak bakal terjadi"

Habis sudah kesabaran Naya, Alvin yang tau Naya akan marah pun langsung memegang lengannya.

Naya menepis tangan Alvin, "Anda bisa saja menghina saya sesuka anda, tapi jangan hina mama saya. Saya sudah cukup sabar menerima anda, sekarang saya minta anda pergi dari rumah saya.

"Oh iya, suami anda sudah tidak kesini lagi. Seharusnya anda menyuruh suami anda untuk kesini, karena bagaimanapun juga saya adalah anak nya. Tapi tenang, saya tak meminta uang anda ataupun papa saya."

Margaret hendak menjawab namun Naya memotong nya, "Silahkan pintu nya terbuka lebar untuk anda pergi dari sini" Margaret pergi dengan tatapan kesal, sudah pasti karena anak SMA seperti Naya berani membalas perkataan nya.

Alvin yang melihat Naya masih emosi pun menyuruh nya duduk lalu ia mengambil kan minum untuk nya, tentu saja Naya masih emosi dengan Margaret ibu tirinya. Tapi Naya tak pernah menganggap ibu tirinya itu, ia hanya punya Bella kakak tirinya.

~^~

"Oh iya lo ngapain kesini?" Tanya Naya setelah mengontrol emosinya

Alvin menatap Naya datar, "Nggak mau cerita dulu?" Naya menghembuskan nafasnya pelan. "Vin, kalo ada orang tanya itu dijawab. Bukan balik tanya"

Naya mengganti Chanel tv memilih tayangan favorit nya. Sedangkan Alvin masih setia menatap Naya, "Apa sih? Nggak usah natap natap gitu, kalo suka bahaya"

"Kenapa? Bukannya lo udah putus sama Johan?" Jawab Alvin yang belum merubah arah pandangannya.

Naya mengalihkan pandangannya ke televisi, lama ia tak menjawab hanya ada keheningan diantara mereka. "Terus? Ya masih bahaya lah, lo punya Shafira. Kalo lo suka sama gue bahaya"

"Kalo udah terlanjur?" Naya menatap mata Alvin, mencari kebohongan disana. Setidaknya ia hanya bercanda, tapi nihil. Tidak ada tanda-tanda kebohongan atau hanya candaan. "Vin? Udah ah nggak usah bahas"

Alvin membenarkan posisi duduknya, menatap lurus ke arah televisi "Lo yang mulai, gue cuma jawab aja"

"Shafira tau, gue sering cerita tentang lo ke dia dulu. Gue sama Shafira emang sahabatan dulu, dia tau gue sayang sama lo. Kenapa lo nggak lebih awal Nay? Kenapa lo dateng pas gue udah jadian sama Shafira"

Naya masih enggan menatap Alvin, "Berapa tahun?"

"Satu tahun" Naya mendelik mendengar jawaban Alvin, "Lo sayang sama Shafira?"

Alvin menatap Naya yang masih belum mau menatap Alvin, "Iya"

"Lo sayang sama gue dan lo juga sayang sama Shafira?" Kini Naya menatap Alvin dalam, "Waktu gue kenal sama Shafira dia persisi lo Nay, bedanya dia lebih kalem aja" Naya yang mendengar jawaban Alvin langsung memukul lengannya.

"Terus maksud lo gue nggak kalem gitu?" Alvin mengangguk, "Dih!"

Naya beranjak dari duduk nya "Tau ah! Ribet." Alvin menahan tangan Naya yang hendak pergi, "Sorry"

"Minta maaf sama Shafira. Lanjutin hubungan lo sama dia, jangan putus gara-gara gue balik. Gue nggak mau ngehancurin hubungan orang, dan gue tetep sahabat lo" Ucap Naya sambil melepaskan tangan Alvin.

"Tapi gue juga perlu kan minta maaf sama lo?" Tanya Alvin yang kini sudah berdiri

"Kenapa?"

"Seharusnya gue nunggu lo, harusnya gue percaya kalo gue bakal ketemu lo lagi"

Naya hanya tersenyum mendengar jawaban Alvin, "Vin, kenapa lo harus nyesel? Lo dapet yang lebih baik dari gue kan? Gue juga tetep sahabat lo, nggak ada yang berubah"

"Shafira emang baik, tapi bukannya setiap orang itu punya kelebihan dan kekurangan ya?"

Naya mengangguk membenarkan Alvin kemudian ia tersenyum, "Jangan cerewet didepan gue aja. Lo dingin ke Shafira Vin, dia pacar lo"

Alvin menatap Naya hangat "Nggak tau kenapa gue nggak bisa Nay, Shafira masih kaya asing buat gue. Gue ju-"

"Tapi lo sayang kan sama dia?" Potong Naya cepat "Alvin yang gue kenal bukan yang dingin kaya gitu, dia cerewet. Kenapa sekarang lo dingin?

"Kenapa lo cerewet didepan gue? Gue yakin lo bakal bahagia sama Shafira, dia baik. Gue juga bakal sahabatan sama dia, terus gue ceritain deh kelakuan lo kek gimana"

Alvin melotot ke Naya, "Berisik"

Naya tertawa kencang, "Nah kumat kan"

Alvin hanya diam melihat Naya tertawa. Naya menghentikan tawa nya lalu memegang pundak Alvin, "Gue tetep sahabat lo Vin, gue masih bakal cerita ke lo. Lo tetep sahabat terbaik gue"

Naya hendak naik ke kamar nya namun berbalik lagi ke Alvin, "Oh iya, jangan putus gara-gara gue. Awas aja lo putus gara-gara gue, gue nggak mau cerita ke lo lagi" kemudian ia berjalan menaiki tangga.

"Bawel"
"Mau kemana lo?" Naya menghentikan langkahnya lalu berbalik, "Ngelanjutin tidur lah"

"Ya udah, gue balik. Assalamualaikum" Naya mengangguk sambil tersenyum "Waalaikumssalam"

Sebelum benar-benar keluar Alvin memanggil Naya, "Eh Nay, tadi gue beliin batagor. Gue taruh meja tadi, jangan lupa lo makan"

Naya tersenyum lebar, "AAAA MAKASII ALVIN!" Teriak Naya menggema di rumahnya. Sedangkan Alvin hanya menggeleng kan kepalanya lalu pergi dari rumah Naya.








END.











EHE GAK GAK GAK:) BARU JUGA BALIK UDAH END AJA:V DIH CAPSLOCK JEBOL:V

VOTE MAKANYA, BIAR RAJIN UPDATE EA:V

Strong Girl [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang