Dari berangkat sekolah hingga jam istirahat Naya mendiamkan Alvin, Bila sudah memberi tahu Alvin bahwa Naya butuh waktu.
Alvin tau itu. Tapi ia harus segera menyelesaikan masalahnya dengan Naya, ia tak suka Naya diam seperti ini.
Dia lebih memilih Naya yang bawel daripada Naya yang diam seperti ini. Alvin benci itu.
"Nay, ayo ngomong"
Naya masih diam, hati nya menggerutu sebal. Apa Alvin tak sadar bahwa Naya sangat khawatir.
Naya tak marah, ia hanya sebal Alvin tak mendengar kan omongannya. "Nay,"
"Apa?"
"Nah ngomong dong, aku kek ngomong sama dinding tau"
"Bagus dong. Gak ada yang bawel, gak ada yang ngelarang kamu berantem"
Alvin menatap Naya seperti anak kecil yang takut terkena hukuman, "Jangan kaya gitu Nay,"
"Udah sana belajar, bentar lagi ulangan."
"Maaf in dulu"
Hening. Tak ada jawaban dari Naya, gadis itu masih berkutat dengan buku-buku nya.
"Vin,"
"Iya? Kenapa sayang?" Alvin menatap Naya antusias.
Naya awalnya terkejut, tapi ia sembunyikan itu. Padahal ia ingin teriak sekarang. "Ini caranya gimana?"
Seketika senyum Alvin memudar, "Kirain mau maafin"
"Aku gak marah kok,"
"Serius??"
"Iya,"
Alvin mengambil buku Naya, "Jadi ini caranya tinggal kamu masukin ke rumus. Kamu masih inget gak rumus nya?"
Naya menggeleng lemah, "Yang kemarin" Bantu Alvin untuk mengingat kan Naya.
"Oh iya iya aku inget"
"Nah itu kamu masukin aja,"
"Nah gini dong, jangan irit bicara terus. Gak baik tau" Ucap Naya lalu mencubit pipi Alvin.
Alvin menatap Naya, "Khawatir ya sama aku? Maaf ya, aku jadi sering berantem akhir-akhir ini"
Naya mengangguk pelan, "Aku ngerti kok, kamu ngelakuin itu karena ngelindungin aku kan? Aku cuma khawatir aja"
"Pinter,"
"Emppp, Vin?"
Alvin mendongak menatap Naya, "Kenapa?"
"Kamu kesambet apa hari ini? Kok beda banget? Gak irit bicara, tadi manggil aku pake sayang. Kamu sehat kan?"
Alvin menatap gadisnya bingung, bukankah seharusnya ia senang karena pacarnya sudah berubah?
"Alhamdulillah sehat Nay, kamu gak seneng aku berubah gini?"
Dengan cepat Naya menggeleng, Alvin hanya tersenyum kecil. "Bukan gitu, aku seneng. Cuma kaya aneh aja gitu, tiba-tiba kamu berubah"
"Alhamdulillah dong"
"RAFA GAK JOMBLO LAGI VIN! ADEK LO VIN! PARTY GUYS JANGAN LUPA!" Teriak seseorang, siapa lagi jika bukan Daniel?
Naya menutup telinga nya, ia geleng-geleng melihat kelakuan temannya itu. Naya jadi berfikir, apa benar dulu mama nya mengidam Toa?
"Berisik."
"Ah abang mah, cuek terus. Gak suka deh." Alvin membuang tangan Daniel dari wajah nya, "Geli tolol!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl [✓]
Teen FictionTerkadang ada orang yang benar-benar mampu menyembunyikan kesedihannya, namun juga ada orang yang sudah berpura-pura seolah-olah dia lah orang yang paling bahagia padahal dari sorot matanya sangat jelas memancarkan kesedihan yang begitu mendalam. Be...