32.

4.1K 189 10
                                        

HAPPY READING GAES!





"Heh lu berdua!"

Naya dan Alvin menengok ke arah Daniel yang memanggil nya tadi, "Apaan?" Tanya Naya kepada Daniel.

Sedangkan tatapan Daniel seolah ingin meminta kejelasan. "Lo berdua pacaran kan? Jujur aja lo berdua, kalian mau boongin gue? Nggak bisa! Enak aja"

Naya menggeleng-gelengkan kepalanya heran terhadap tingkah sahabat pacarnya itu. "Apa sih Niel?"

"Kalian pacaran kan??"

"Hah?"

"Nggak usah pura-pura bego deh!"

"Udah biarin aja Nay"

Daniel menatap sadis ke arah Alvin, sungguh ingin rasanya dia mencekik sahabat nya itu. "Udah sono lo pergi" Usir Alvin yang mendapat tatapan tajam lagi dari Daniel.

Daniel pun pergi kini hanya tinggal mereka berdua, besok mereka akan melakukan ujian kenaikan kelas. Setelah itu mereka akan kemah.

Kini Alvin semakin sibuk dengan belajar nya ditambah dengan tugas baru nya. Tentu saja mengajari Naya, Alvin melupakan sesuatu bahwa di otak gadis itu hanya ada sejarah-sejarah saja.

Jika Alvin menyuruh nya untuk menghafalkan rumus matematika Naya selalu bergeming bahwa dia malas.

Jangan lupakan fakta bahwa Naya membenci mata pelajaran matematika dan fisika. Ia sangat membenci itu. Tapi Alvin selalu heran, mengapa nilai fisika gadis itu bisa dibilang lumayan.

Ya meskipun di bawah Alvin, tapi tetap saja. Mata pelajaran yang nilai nya tak pernah kurang dari 9 tapi dibenci oleh Naya.

"Nay jangan males dong, matematika kamu tu jelek"

Naya hanya memanyunkan mulut nya, percuma saja dia bisa paham sekarang namun lupa saat menghadapi ujian.

Alvin menatap Naya datar, "Ihh Vin. Otak aku udah penuh tau" Sesekali hembusan kasar keluar dari mulut Alvin.

"Lo mau jadi bego kaya Daniel?" Naya membelakkan matanya. Tentu saja dia tak mau!  "Kasar!"

Naya duduk sigap menatap Alvin melas, "Tapi kan aku pinter di fisika, nggak kaya Daniel"

"Sama aja Nay"

Naya menatap buku di depannya, rasanya malas sekali. Melihat angka-angka bercampur dengan huruf-huruf yang membuat nya ingin makan saja.

"Pr lo udah?" Naya menggeleng, dia tau jika Alvin menggunakan 'Lo-gue' berarti mood nya tak baik. Tapi ayolah Naya tak bersemangat belajar matematika.

"Kerjain" Suruh Alvin menatap Naya tanpa ekspresi.

"Kalo sama Bila aja di kasih jawabannya, coba kalo gue? Gini nih suruh ngerjain sendiri" Gumam Naya pelan namun terdengar jelas oleh Alvin.

Naya berkutat dengan rumus-rumus yang sangat ia benci. Baginya lebih baik mengerjakan fisika dua lembar. "Laper?"

Hening Naya tak menjawab, "Nay, kalo ditanya tu jawab." Naya menggeleng "Nanti pacar lo bego."

"Perut kamu bunyi"

"Biarin"

"Makan."

"Gak."

Alvin meninggalkan Naya sendiri di kelas, kalian tau bagaimana ekspresi Naya saat itu? Ia menatap sinis ke arah pintu dan meremas-remas kertas soal latihan nya.

"Ngeselin banget sih!" Naya menatap datar depanya, memang Naya lapar. Karena perut nya sudah berbunyi dari tadi, mungkin Alvin bertanya seperti itu karena ia mendengar bunyi perut Naya.

Strong Girl [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang