-6-

179 27 3
                                    

23Maret2019
2.49 pm

* * *

Kalau boleh jujur, cara mengajar Rania jauh lebih lembut dan gampang dipahami bagi Changkyun. Cara guru privatnya ini bener-bener belibet di otak Changkyun yang udah terlalu ruwet itu.

"Gimana tadi buk?" Tanya Changkyun ragu. Dia bener-bener ga paham sama apapun yang guru itu terangkan. Hampir dua jam Changkyun bergelut sama cara mengajar gurunya itu, dia masih belum bisa memahami apapun.

"Aduh mas.. cakep cakep kok gini amat sih" balas si guru frustasi.

What the Hell, apa maksudnya? Gini amat gimana? Pikir Changkyun.

"Saya yang ngajarin tapi saya sendiri yang pusing.. gimana ya jelasinnya?"

Changkyun mulai meradang denger suara gurunya itu. Apa maksudnya lagi? Gimana jelasinnya? Loh dia gurunya! Kenapa malah tanya ke Changkyun gimana jelasinnya?. Perlu si guru tau, Changkyun juga ga bakal minta tolong guru itu buat ngajarin Changkyun kalau Changkyun bisa belajar sendiri. Changkyun juga ga mau buang-buang uang cuma buat guru aneh itu, pikir Changkyun.

"Buk, saya yang tanya loh!" Jawab Changkyun.

"Gini deh, dosen mas di kampus gimana cara ngajarinnya? Apa dosen itu ga bingung ngajarin mas yang kayak gini?" Tanya si guru.

Changkyun yang tadinya meredam emosinya, ga bisa. Dia ga bisa menahannya lagi.

"Ibuk kalo ga bisa ngajarin saya ga usah ngehina dong!" Sahut Changkyun.

Guru itu berdiri dan menyilangkan kedua tangannya, "bukan saya, kamu yang ga bisa buat diajarin! Kok jadi nyalahin saya?!"

Iya emang Changkyun yang salah, ga bisa nyari guru privat yang bener. Batin Changkyun.

"Pergi deh sana!" Kata Changkyun sambil ngasih berlembar-lembar uang seratus ribuan.

"Ambil ajadeh mas, saya ikhlas ga usah di bayar! Tampang kayak mas itu ga meyakinkan buat ngasih uang yang bener-bener uang" balas si guru sambil membereskan barang-barangnya dan pergi dari rumah Changkyun.

Pengen banget Changkyun nyobek mulut guru yang modelannya kayak gitu. Kalo bukan cewek, pasti udah babak belur itu mukanya.

Kurang lengkap apa coba? Changkyun dapet hinaan, dosennya kebawa-bawa bahkan duitnya juga? Dih, gini-gini duit Changkyun 100% halal kalik! Batin Changkyun.

* * *

"Pacar lo telfon?" Tanya Rania.

Wonho menggeleng cepat dan ketawa denger pertanyaan Rania.

"Apa..nya yang lucu?" Tanya Rania.

Wonho kembali duduk di samping Rania, "cemburu ya?"

Rania mendorong badan Wonho pelan dan kembali fokus sama bukunya. Wonho sebenernya juga bingung, setiap hari ada aja hal yang bikin mereka berdua bertemu dan berujung dengan ngobrol. Rania yang membaca buku di toko buku harus dipertemukan sama Wonho yang lagi nyari buku novel keluaran terbaik di tahun ini.

"Tadi temen gue, dia butuh guru privat akuntansi" kata Wonho.

Rania menatap Wonho, "lo kan anak akuntansi juga, kenapa ga belajar bareng sama lo?"

"Kalo dianya mau mah udah sama gue dari kemarin-kemarin. Gimana kalo lo?" Tawar Wonho

Rania menatap Wonho ga percaya, kenapa harus dia? Pikirnya.

"Gini, gue liat lo lebih unggul daripada temen gue dan--"

Rania menggeleng kepala, bukannya menolak buat menolong temen Wonho tapi dia masih punya harapan buat bantu Changkyun. Takutnya, Changkyun berubah pikiran disaat Rania menerima tawaran Wonho.

"Selain itu kalian juga seumuran deh kayaknya" lanjut Wonho.

"Bukannya nolak bantu temen lo, tapi gue ga bisa.. gini loh gue masih belum percaya sama kemampuan gue sendiri dan lo bilang seumuran sama gue? Tandanya gue dan dia di tingkat yang sama, gue juga masih belajar di tingkat yang sama kayak temen lo" jawab Rania.

"Iya iya gapapa, gue ga maksa lo kok. Kenapa sih? Gugup gitu" kata Wonho.

Rania menggaruk kepalanya pelan, "g-gue ngrasa gak enak aja ga bisa bantuin.."

"Udah gapapa, gue bakal cari orang lain" timpal Wonho.

* * *

"Kan udah ibuk bilang sama kamu, Kyun. Belajar sama teman itu lebih enak daripada privat. Belum lagi kamu dapat untung, uang kamu aman di kantong" kata bu Mira. Dosen yang paling bikin Changkyun males

"Coba deh belajar sama teman, gak harus Rania. Masalah Rania itu hanya ibuk yang merekomendasikan bukan memaksa" lanjutnya.

Changkyun mengangguk paham sekaligus bingung. Dia ga tau harus berbuat apa lagi. Dia bener-bener cuma buang-buang uang buat kuliah tapi ga dapat ilmu sama sekali.

"Changkyun harus gimana lagi, buk?" Tanya Changkyun pasrah.

"Kenapa kamu gak mau diajarin sama Rania? Niatnya udah bagus mau bantuin kamu, Kyun. Coba kamu pikir, siapa yang mau ngajarin kamu selain Rania?"

Changkyun bener-bener ga tau harus bilang apa sekarang. Dia merasa semua orang menyalahkan dirinya. Padahal yang dia lakukan itu tidak lebih hanya untuk membuang lukanya. Hanya itu.

Tapi dia merasa setiap hal yang dia lakukan pasti salah, ga pernah benar sedikitpun. Disaat dia menyelamatkan nyawa seseorang, dia hanya dapat pengusiran. Disaat dia putus asa, bukan membantu membangkitkan perasaan Changkyun, semua orang malah menyalahkannya terus menerus.

Setelah dapat banyak ocehan dari bu Mira, Changkyun keluar dari ruangan itu dengan malasnya. Malasnya sangat amat malas. Changkyun berfikir, dia memang ga pantas buat mendapat sedikit pujian.

"Changkyun?" Panggil Rania dari belakang.

Bukannya berhenti dia malah mempercepat langkah kakinya.

"Changkyun!"

Rania pengen banget ngejar Changkyun tapi entah kenapa kakinya lebih memilih buat masuk ke ruangan bu Mira.

* * *

"Wonho belum pulang ya, buk?" Tanya Changkyun ke bibi maidnya.

"Tadi pulang mas, tapi pergi lagi karena ada kerjaan di kantor katanya dan mungkin mas Wonho pulang sedikit telat" jawab ibuk Amin.

"Mas Changkyun mau makan?" Tanya buk Amin mengalihkan perhatian Changkyun.

Changkyun hanya menggeleng kepala, dia bener-bener merasa bosan di rumah hanya memandang tembok rumahnya, diam ga ada kerjaan.

"Mas Changkyun mau kemana mas?!" Teriak si ibuk waktu tiba-tiba Changkyun pergi. Bukan ke kamarnya, keluar rumahnya.

Masalahnya mobil Changkyun itu di bengkel, dan ga mungkin Changkyun bakal pakai mobil kakeknya. Ibuk Amin merasa khawatir aja sama Changkyun.

"Changkyun keluar sebentar, buk!" Balas Changkyun dari kejauhan.

Tapi kalau kalian pikir Changkyun bakal hura-hura ga jelas, kalian salah. Dia cuma mau cari lembaga bimbel doang buat privat Changkyun. Dan dia cuma peduli sama guru yang sabar ngadepin Changkyun. Changkyun merasa dirinya sendiri yang harus nyari guru privat, dia kapok nyuruh pak Mali dan akhirnya guru begituan yang ngajarin Changkyun. Bukan ngajarin akuntansi, malah ngehina semuanya.

* * *

Gatau deh sama ini part
Belum puas sama part inideh sumpah.
Kapan-kapan aku revisi lagi deh

Jangan lupa baca work kedua ku deh
#Second Angel#

Thanks for reading!

imchang96_

Trauma || IM Changkyun (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang