26Mar2019
7.44 pm* * *
Matahari udah terbit dengan sempurna dari ufuk timur, tapi Changkyun masih dengan posisi yang sama, meringkuk di dalam selimut big sizenya.
Seseorang masuk ke kamar Changkyun dan membuka semua tirai jendelanya.
"Ga mau kuliah gue!" kekah Changkyun cepat.
Changkyun sendiri tau, Wonho masuk ke kamarnya pasti cuma mau nyuruh Changkyun buat ke kampus. Daripada harus ke kampus, Changkyun sendiri lebih milih buat tidur. Karena Changkyun suka sama mimpi. Menurutnya, dunianya saat mimpi lebih indah daripada dunia nyatanya.
"Maaf ibuk lancang masuk kamar mas Changkyun"
Changkyun yang tersadar orang yang masuk di kamarnya bukan Wonho, langsung bangun dan melihat orang itu, ibuk maid yang paling Changkyun andalkan.
"Ibuk udah bikin sarapan buat mas Changkyun, cepet dimakan ya mas! Takut keburu dingin nanti mas Changkyun ndak suka" lanjut si ibuk.
Changkyun mengangguk, "temenin Changkyun makan ya buk!"
Entah harus bahagia atau kaget menghadapi sikap random Changkyun kali ini, "mas Changkyun?--"
Belum selesai ibuk ngomong, Changkyun menyela, "buk amin mau kan?" Tanya Changkyun.
* * *
"Hal apa yang lo lakuin kalo lo lagi sedih?" Tanya Rania.
Wonho merasa bingung sama pertanyaan Rania yang bersifat random.
"Lo lagi sedih?" Tanya Wonho balik.
"Engga juga sih, tapi--"
"Kalo lo sedih, gue saranin lo dateng ke gue. Walaupun gue bukan pelawak, tapi gue bisa bikin lo senyum" sela Wonho.
Rania mengernyitkan dahinya, "harus banget?"
"Wajib!" Timpal Wonho cepat, sambil tersenyum dengan manisnya.
Mereka berdua tersenyum saling menatap, dan diam sejenak. Walaupun jelas lagi di samping Wonho, tapi di otak Rania selalu dipenuhi Changkyun. Rania juga ga tau kenapa otaknya terus mikirin Changkyun.
"Gimana pertanyaan gue tadi?"
Wonho menghela nafas panjang, "hmm.. gue ga pernah sedih jadi ga tau deh" jawabnya.
"Ngibul lo ah!" Ucap Rania dan tertawa karena ekspresi aneh yang Wonho tunjukin.
"Gimana, ga sedih lagi kan?"
Rania mengernyitkan dahinya, "gue kan ga sed--"
"Gue cuma mau bilang, lo cuma butuh gue waktu lo sedih" kata Wonho pede.
Mereka lanjut berkeliling sambil cekikikan ga jelas. Tujuan utama mereka itu cuma nyari makan, tapi Wonho sengaja buat muter-muter lebih jauh supaya bisa lebih lama buat ngobrol sama Rania. Di dalam perasaan Wonho, dia merasa jantungnya bergetar dengan cepat setiap disamping Rania.
"Dulu waktu gue masih kecil, gue punya hobi bikin permintaan balon" kata Rania dengan senyuman manisnya.
"Permintaan balon?" Tanya Wonho bingung.
"Iya.. kakak gue beli balon gas banyak banget dan gue bikin permintaan yang gue gantung di balon itu.. setelahnya gue dan kakak gue nerbangin balon itu. Yahh, gue tau itu kebiasaan yang bener-bener kuno"
"Kita kasih nama, hopes of balloon" lanjut Rania.
Wonho tersenyum mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut kecil Rania sekaligus menatapnya dengan tatapan damai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trauma || IM Changkyun (END)
Fiksi Penggemar"Semua orang yang gue sayang selalu ninggalin gue, itu alasan kenapa gue ga mau sayang sama lo" - ck "Kalo gitu cinta aja sama gue" - rk Jika jarang update, bukannya malas tapi ngurus works yang lain Start from 20feb2019