12Mei2019
7.48 am* * *
"Kyun, dia gak ada disini" kata Shownu datar. Yang diajak ngomong masih naik turun tangga dan memasuki setiap ruangan yang ada di dalam rumahnya.
Para pekerja di rumah Changkyun hanya bisa menatap Changkyun dengan tatapan, 'apa yang harus kita lakukan?'. Bisa aja dalam detik ini juga Changkyun bertanya sama mereka,
Dimana Wonho?, atau
Kenapa kalian biarin dia pergi?Dan mereka sedang mempersiapkan jawabannya dari batin mereka.
Changkyun masih belum nyerah untuk mastiin kalo Wonho masih ada di rumahnya. "WON!" Teriaknya berkali-kali.
Langkah Changkyun terhenti waktu ponselnya bergetar tanda ada seseorang yang menelpon. "Kenapa?" Tanya Changkyun. "Apa maksudnya?" Tanyanya kaget.
"Sial!" Kata Changkyun frustasi dan ngelempar hpnya asal. "Chang, kenapa?" Tanya Rania.
Changkyun di telpon sama salah satu karyawannya, bawahan Wonho. Dia bilang kalo Wonho udah ngajuin surat pengunduran diri dari perusahaan tekstil Changkyun. Dan hal ini bener-bener gak bisa Changkyun percaya. Senekat itu, Wonho?, Batin Changkyun.
Bukannya menjawab pertanyaan Rania, Changkyun malah berbicara sama para maidnya, termasuk semua pekerja yang ada di rumahnya. "Wonho.. kemana dia?" Tanyanya dan berjalan ke arah orang-orang kepercayaannya itu.
Pak Ari mengambil langkah lebih dekat dengan Changkyun dan bersedia buat menjawab pertanyaan Changkyun. "Mas Wonho pergi dan menitipkan mas Changkyun ke kami semua tanpa memberi tau kemana mas Wonho mau pergi"
Changkyun mengusap rambutnya kasar, "kenapa kalian diem aja dan gak cepet kabarin Changkyun?" tanyanya agak berteriak.
"Jangan gak sopan gitu lah dek, gimanapun juga mereka lebih tua dari lo!" Saran Shownu.
Changkyun mendecih, "kenapa? Gue sopan sama orang yang lebih tua juga buat apa? Gue sopan atau gak sopan juga apa bedanya? Semua gak ada bedanya! Orang-orang yang gue sayang endingnya pergi dari gue, termasuk lo dulu!" tegasnya.
"Tapi gak lagi, gak akan lagi gue biarin Wonho pergi gitu aja. Cukup keluarga gue yang pergi dari gue, dan kepergian itu gak berlaku buat Wonho. Kemanapun Wonho sekarang, gue pasti bisa bawa dia balik kesini, rumahnya juga!" Lanjut Changkyun sambil melinting lengan bajunya dengan serius.
"Mas Changkyun bisa mencari alamat almarhumah ibu mas Wonho!" sela pak Ari.
Buk Ira pun tersenyum penuh harap, "iya benar! Saya tau alamatnya, mas! Kebetulan saya teman dekat almarhumah bu Hankyung"
Bukan cuma Changkyun, Rania dan Shownu pun merasa sangat senang karena sedikit petunjuk dari mereka. "Kalo gitu dimana alamatnya? Biar saya dan adek saya cari secepatnya" sahut Shownu.
"Sebentar mas!" Kata bu Ira sambil menuliskan alamat di kertas yang ada di tangannya. "Ini" katanya dan ngasih kertas itu ke Changkyun.
"Oh ya mas, kalo belum ganti.. rumahnya bercat warna biru laut" Changkyun mengangguk mengiyakan.
"Mas.." panggil buk Amin. Changkyun menoleh dan memeluk buk Amin saat dia tau ternyata buk Amin meneteskan air mata. "Ibuk, jangan nangis. Kekuatan Changkyun selama ini adalah ibuk, maaf tadi Changkyun bentak kalian terutama buk Amin" sesal Changkyun sambil melepas pelukan khas anak untuk ibunya.
Mereka semua menggeleng, "kami ndak merasa mas Changkyun bentak, itu wajar mas" sahut pak Mali.
"Mas Wonho dan mas Changkyun, udah saya anggap layaknya anak saya sendiri, mas. Bisa kan, mas Changkyun bawa mas Wonho pulang lagi ke rumah ini?" Tanya buk Amin. "Mas Wonho anak yang baik, dia sering bantu ibuk dan nemenin ibuk disini. Ibuk takut mas Wonho kenapa-kenapa" lanjutnya.
Changkyun mengangguk paham, "Changkyun janji buk, buat buk Amin. Doain Changkyun yah supaya hari ini juga Changkyun ketemu sama Wonho.."
"Pasti, mas!" jawab buk Amin dan Changkyun membantu mengusap air mata buk Amin. "Jangan nangis lagi ya, buk!" Kata Changkyun dan buk Amin mengangguk, "terima kasih mas!"
"Cus, bang!" Ajak Changkyun.
"Makasih buk, pak. Permisi" Kata Rania tersenyum dan ngikutin Shownu sama Changkyun.
Sekitar hampir satu jam kemudian. "Bener ini alamatnya?" Tanya Changkyun.
"Apa maksud lo? Gak mungkin buk Ira ngasih alamat yang salah" kata Rania.
"Tapi coba kalian liat rumahnya, gak keurus banget. Tetep mau cek rumah ini? Yakin ada Wonho disini?" tanya Shownu ragu.
"Inget kata buk Ira ga? Bercat biru laut. Ini biru laut kan?" sela Rania.
"Kelamaan!" Kata Changkyun dan mengetuk pintu rumah tua itu.
* * *
"Wonho pulang, buk, yah!" Ucapnya sambil melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam rumahnya dulu. Keadaan rumahnya lumayan berantakan karena semenjak ibunya meninggal, Wonho hidup bersama Changkyun.
Wonho mengusap salah satu figura yang terdapat muka ayah ibunya. "Ayah ibuk baik baik aja disana, kan?" Tanyanya pelan.
"Wonho bakal ngerawat rumah kalian ini, Wonho janji sama ayah sama ibuk. Maafin Wonho yang udah lupa sama harta peninggalan terakhir kalian, tapi Wonho bakal tanggung jawab atas rumah ini" ucapnya lagi.
Wonho beralih ke lukisan wajahnya, lukisan yang ayahnya buat untuk Wonho. "Wonho sekarang udah lebih besar dari seseorang yang ayah lukis."
Wonho berjalan menuju kamar kedua orangtuanya "dulu Wonho juga pernah tidur disini sama kalian, ayah ibuk inget gak?"
"Wonho kangen sama hal-hal kecil yang pernah Wonho lakuin sama kalian.." lirihnya. "Wonho kangen ayah sama ibu.." detik berikutnya air mata Wonho pun menetes.
Kemudian Wonho masuk ke dalam kamarnya dan menaruh barang bawaannya. Baru aja dia mau merapikan tempat tidurnya tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu rumahnya.
Wonho membuka pintu rumahnya dan kebingungan saat tau siapa yang dateng.
* * *
Double up!💜
Hope you enjoyed!
Thank You!imchang96_

KAMU SEDANG MEMBACA
Trauma || IM Changkyun (END)
Fanfiction"Semua orang yang gue sayang selalu ninggalin gue, itu alasan kenapa gue ga mau sayang sama lo" - ck "Kalo gitu cinta aja sama gue" - rk Jika jarang update, bukannya malas tapi ngurus works yang lain Start from 20feb2019