-11-

151 31 7
                                    

27Apr2019
9.16 pm

* * *

"Pergi!" Ucap Changkyun saat tau bahwa ada Rania di depannya.

Botol minuman keras, putung rokok lengkap dengan bungkusnya banyak sekali terdapat di depan Changkyun sekarang. Penuh asap dan bau alkohol yang menyengat di area sepi tersebut, dimana lagi kalau bukan kuburan?

Bukan pergi, Rania justru semakin mendekat. Rania udah tau segalanya lewat kakak iparnya, dan sekarang waktunya untuk dia mengetahui segalanya dari mulut Changkyun.

"Udah malem, Chang. Ayo pulang" ajak Rania ke Changkyun.

"Kenapa kalo malem? Hidup gue emang cuma ditemenin sama gelapnya malem, bukan indahnya sinar mentari pagi. Pagi siang sore gak ada bedanya buat gue, tetep aja gelap" ucap Changkyun dan menatap Rania sayu dengan mata pandanya itu.

Rania menggeleng, "Changkyun buk--"

"Kalo gue bilang pergi, ya pergi!" Bentak Changkyun sambil melempar botol beernya yang sudah pecah karena tangannya itu.

Rania refleks mengeluarkan sapu tangan yang ada di tasnya dan berniat membalutkan ke tangan Changkyun yang sudah berlumur darah tersebut.

"Gak perlu!" Ketus Changkyun saat Rania mulai menyentuh tangannya.

"Ga perlu apanya sih? Makin banyak darah yang keluar nanti kalo ga dibalut!" Bentak Rania balik dan berusaha meraih tangan Changkyun.

"Gue mohon, pergi!" Suruh Changkyun.

"Gue nyerah, gue ga punya tenaga lagi buat ngurusin semuanya. Gue mohon, pergi! Gue ga butuh siapapun kecuali ketenangan, gue mau disini sama kakek gue, tolong" lirih Changkyun.

Rania pun sama, dia tidak mempunyai tenaga lagi untuk debat dengan Changkyun tapi dia tetep berusaha untuk bersikap selembut mungkin ke Changkyun dengan tenaganya yang masih tersisa. Ini adalah waktu untuk semua orang bersabar demi Changkyun, termasuk untuk Rania.

"Chang.. sekarang lo berada tepat di depan nisan kakek lo, apa lo pikir beliau seneng liat keadaan lo yang kayak gini?"

* * *

Wonho berjalan lemas dari kuburan dan lebih memilih buat menyerahkan segalanya ke Rania. Dia tau dimana tempat yang bakal Changkyun datengin dalam situasi kayak gini. Wonho ke makam kakek Changkyun, dan bener! Wonho liat Changkyun dan beberapa hal di sekitar Changkyun. Ditambah dengan pakaian Changkyun yang jauh dari kata rapi.

Wonho tau, kalo dia lebih mendekat ke arah Changkyun, bukan menyelesaikan tapi situasi bakal makin runyam. Dia menghubungi Rania untuk dateng ke kuburan dan membawa Changkyun pulang.

Ga lupa, Wonho menghubungi semua orang termasuk kakak Changkyun untuk berhenti nyari Changkyun. Karena Wonho yakin, sebentar lagi Changkyun bakal balik ke rumahnya. Dengan bantuan Rania.

Saat ini, Wonho sadar tentang banyak hal. Kenapa Rania menolak Wonho atas tawaran guru privat Akuntansi waktu itu, Rania pasti lebih berharap ke Changkyun karena dia ga tau sebenernya temen Wonho itu adalah Changkyun.

Wonho sadar siapa pemilik jaket bomber berwarna silver yang dibawa Changkyun, dan dengan siapa Changkyun waktu berteduh saat itu. Bahkan Wonho sadar, perut siapa yang Changkyun raba saat itu.

Trauma || IM Changkyun (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang