Memories

5.3K 196 26
                                    

"Jika dirimu memang takdir ku aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk menerima mu"

-Amanda Cholline-

•••••

"Amanda Cholline om" ucap amanda dengan nada lembut.

"Ohh.. Kenalin nama om--"

~~~

"Nama om Malvin, kamu bisa panggil daddy seperti barrack memanggil om" ucap malvin pada amanda.

Oh c'mon! Siapa yang engga kenal dengan Malvin Nandreas Liberty pemuda tampan yang akan memasuki umur 30tahun, pemuda dengan sejuta pesona, pemuda yang masih berstatus lanjang, pria yang belum bisa move on dengan cinta pertamanya. Pemuda sukses yang sekarang menjadi CEO Liberty Company perusahaan terbesar nomor 2 didunia. Ya! Perusahaan QA's Company masih terus menduduki nomor 1 di dunia. Entahlah! Tapi malvin merasa jika perusahaan itu masih ada campur tangan biancca.

Amanda menatap malvin dengan sedikit terkejut. "Ehh.. I...ya om.. Eh.. Daddy" ucap amanda gugup

Barrack yang melihat amanda gugup hanya terkekeh lalu mengacak acak rambut amanda.

"Yaudah, kalo gitu aku ke atas dulu dad" ucap barrack pada malvin.

"Iya sayang, daddy pergi dulu ya. Kamu jangan bawa anak orang keluyuran" ucap malvin.

Bagi malvin barrack sudah seperti anaknya, semenjak kepergian biancca dengan sepenuh hati ia menjaga dan merawat barrack walaupun terkadang ia pulang ke mansion keluarganya atau pun ke apartemen nya.

Malvin melangkah keluar mansion setelah mendapatkan anggukan kepala dari barrack.

Sedangkan barrack menggandeng lengan amanda menuju lantai dua. "Ayo" ajak barrack.

"Ehh? Ini gpp kak?" tanya amanda.

"Ck, kamu itu nanya terus ya gpp lah" ucap barrack.

Sesampai di lantai dua barrack segera menuju kamar tamu. "Kamu masuk gih ganti baju, nanti aku ambilin baju mommy aku" ucap barrack lembut.

Amanda hanya mengangguk kepalanya menuruti ucapan barrack, entahlah! Barrack masih belum ingin jika kamar biancca di masuki oleh orang lain. Hanya dirinya yang boleh memakai kamar itu.

Sungguh besar rasa sayangnya terhadap biancca, jika saja mommynya masih ada ia akan selalu menyayangi beliau dengan seluruh hidupnya.

Tanpa biancca ia bukan apa-apa! Tanpa biancca ia akan menjadi gembel! Mungkin jika ia tidak di temukan oleh biancca ia akan di culik oleh orang jahat lalu di jual! Dan tanpa biancca ia tidak akan pernah mendapatkan kasih sayang bahkan ia tidak akan pernah merasakan hidup mewah seperti sekarang!

Barrack memasuki kamar biancca yang sudah menjadi kamarnya, airmatanya lolos ketika puing puing memori masalalu terlintas di kepalanya. Ia selalu menangis jika mengingat biancca, ia ingat betul ketika biancca berada di rumah sakit dengan wajah pucat tetapi masih bisa tersenyum untuk dirinya.

Ia pun masih ingat tubuh kaku biancca yang terakhir kalinya. Ia hanya bisa menangis menangis dan menangis ketika itu semua bersangkutan oleh biancca.

Barrack [Saquel] [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang