Day Of The Death

2.5K 169 34
                                    

"Antara percaya dan tidak percaya! Entahlah biarkan waktu yang menjawab"

-Malvin-

•••••

Mereka menatap satu sama lain lalu mengarahkan kembali tatapannya kearah komputer.

"PEMBUKAAN IDENTITAS PENYAMARAN BIANCCA!" pekik malvin dkk kompak.

~~~

Saat ini Malvin dkk tengah duduk berbentuk melingkar di salah satu ruang VVIP tempat biasa mereka berkumpul.

Tetapi kali ini suasana begitu tegang setelah mengetahui fakta yang begitu mengejutkan. Malvin hanya bisa menatap lurus dengan pandangan kosong.

"22 Febuari... Hari dimana biancca membuka identitas nya sebagai nerd" ucap billy membuat para sahabatnya menatap kearah billy.

"Terus 22 Febuari yang akan apa mendatang apaan?" tanya malvin dengan bingung.

"Dan apa ini ada hubungannya dengan biancca?" tanya karel.

Para sahabatnya hanya mengangkat bahunya acuh tak acuh.

"Dan apa hubungannya biancca dengan GBD?" kini giliran farel yang makin penasaran dengan teka-teki itu.

"Entah gue masih bingung dengan ini semua" ucap billy.

"Kalo ini ada hubungannya dengan biancca berarti bener jika kemaren yang di liat Malvin itu biancca" ucap deven.

"Gue juga dari tadi mikirnya begitu" sambung sandy.

"Kalo misalnya beneran itu biancca jadi siapa yang di kubur?" ucapan bagas membuat para sahabatnya kembali terdiam.

Tokkk tokkk tokkk

Ketukan pintu membuat malvin dkk mengalihkan pandangannya kearah pintu.

"Masuk!" teriak billy.

Mereka masih menatap kearah pintu, tetapi tidak ada yang membuka pintu bahkan masuk kedalam ruangan.

Mereka kembali menyerit dahinya dengan kompak lalu menatap satu sama lain.

"Apaan sih iseng banget!" gerutu ricky.

"Woy! kalo mau masuk ya masuk aja!" kesal bagas dengan nada keras kearah pintu.

Tidak ada tanda-tanda pintu akan terbuka. Hal itu membuat malvin dkk semakin kesal.

"Bodo lah!" gumam karel.

"Ora urus! Masih sibuk gue" sambung farel.

"Dipikir kita bakalan ngebukain pintu kali" gerutu sandy.

"Au tinggal buka ribet banget" lanjut deven.

Malvin hanya diam tanpa minat membuka suara. Ia masih memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kedepannya. Apalagi ini menyangkut tentang biancca. Jujur saja ia sudah gila jika itu semua menyangkut biancca.

Billy beranjak dari kursinya membuat para sahabatnya menatap bingung ke arahnya.

"Mau kemana?" tanya farel.

"Mau buka pintu" ucap billy.

Farel hanya mengangguk paham. Sedangkan para sahabatnya yang lain tengah menatap malvin yang sedang melamun.

"Woy!" Ucap karel sambil menyenggol lengan malvin.

Lamunan malvin buyar ketika karel menyenggol lengannya membuat dirinya tersentak.

Barrack [Saquel] [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang