Flashback One

2.9K 160 19
                                    

"Ketika kamu dan aku menjadi kita untuk saat ini, esok dan seterusnya"

-Malvin-

•••••

"Will you marry me Biancca Queena Asgofer?" Ucap malvin.

~~~

Biancca menatap malvin tak percaya, sedangkan malvin masih setia menunggu jawaban dari mulut manis biancca, jantungnya berdebar tak normal.

"Maaf" lirih biancca.

Malvin langsung lemas mendengar ucapan yang keluar dari mulut biancca. Sedangkan, biancca menatap malvin dengan menahan senyum.

"Maaf aku engga bisa nolak kamu" ucap biancca.

Malvin terdiam masih mencerna ucapan biancca. Tak lama, Malvin tersenyum dan langsung menyenatkan cincin di jari manis biancca.

Malvin berdiri dan langsung memeluk biancca dengan erat.

"Makasih" bisik malvin sambil mencium pipi biancca.

Biancca membalas pelukan malvin tak kalah erat.

Tepuk tangan mulai terdengar, malvin merenggangkan pelukannya ia memeluk pinggang biancca dengan posesif.

Ucapan ucapan selamat dari para sahabat serta keluarga membuat biancca tidak bisa lagi menyembunyikan wajah bahagianya.

Malvin masih setia berada di samping biancca dengan lengan yang tak pernah lepas di pinggang biancca.

"Love you my to be wife" bisik malvin sambil mencium pelipis biancca.

"Love you more my to be husband" jawab biancca sambil tersenyum manis.

Biancca berjalan ke arah meja kosong yang berbentuk bundar. Malvin duduk di sebelah biancca.

"Kamu masih utang penjelasan sayang" ucap malvin.

"Aku bakalan cerita sekarang" ucap biancca.

Malvin tersenyum lalu mendaratkan kecupan di bibir biancca dengan singkat.

"Guys mohon perhatiannya ada yang ingin bercerita disini, mohon jangan ada yang berisik ya. Dan mohon untuk merapat" ucap malvin sedikit keras.

Para sahabat dan keluarga langsung mendekat kearah biancca dan malvin.

Biancca tersenyum menatap satu persatu orang orang tersayangnya.

"Mommy mau cerita apa?" tanya barrack penasaran.

"Diem aja bar nanti juga lo tau" sahut hans.

Donny tersenyum menatap biancca ketika biancca menatap dirinya. Ia mengangguk kepalanya kala melihat ada keraguan di mata biancca.

Sedangkan malvin mengelus lembut pucuk kepala biancca. Ia mengerti jika biancca masih ragu untuk bercerita, dan ia memaklumi itu.

"Kalo masih ragu engga usah sayang" bisik malvin.

Biancca menggelengkan kepalanya dengan cepat. 'Tidak! Ia harus bercerita semuanya sekarang! Ia tidak mau menunda lagi!' Pikirnya.

Biancca menatap kembali para sahabatnya dan keluarganya yang masih setia menunggu apa yang akan biancca bicarakan.

Biancca mulai menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskan nafasnya secara perlahan.

"Jadi....

Barrack [Saquel] [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang