Eps. 14

13.1K 1K 38
                                    

⚠️ Ini aga mengarah ke "anu" jadi ade kecil boleh menjauh🌚. Kalo dilanjut dosa ditanggung pemenang y🌚🌚⚠️
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Enjoy..🌚🌚


Hyerin baru saja selesai mandi. Ia keluar menggunakan pakaian tidur nya. Kaus putih dan celana pendek warna hitam. Hyerin keluar sambil mengerikan rambut nya yang basah

Ngomong-ngomong sudah 2 hari Jimin tidak menghubungi Hyerin. Sama sekali tidak ada panggilan yang masuk ke ponsel Hyerin. Selama 2 hari ini, Hyerin terbebas dari penderitaan yang selalu Jimin buat. Dan Hyerin bersyukur, sangat bersyukur! Jika bisa, selama nya saja Jimin tidak menghubungi nya

Drttt...Drttt...Drttt..

Atensi Hyerin teralihkan begitu ponsel nya bergetar diatas nakas. Ia pun mengambil ponsel nya, namun tidak tertera nama disana. Hyerin pun mengabaikan panggilan itu dan ia kembali mengeringkan rambut nya yang setengah basah

Tapi ponsel Hyerin terus bergetar. Hyerin mencoba mengabaikan nya. Namun seseorang itu terus menelepon nya. Lama-lama Hyerin pun jengah dan ia mengangkat panggilan orang tersebut

"Ya.. Yeoboseyo?"

"Ah apa benar ini Kim Hyerin?"

Hyerin pun mengerutkan dahi nya. Mengapa orang ini tahu nama nya?

"I-iya ini saya, Kim Hyerin" jawab Hyerin ragu

"Ah syukurlah nona! Aku menghubungi orang yang tepat" ujar seseorang dari sebrang sana, yang Hyerin duga adalah seorang pria

"Apa maksudmu?"

"Ekhem, begini nona. Saya karyawan nya CEO Park. Pak presdir mabuk nona, dan aku tidak bisa membantu nya. Nona, bisa kah kau menolong ku untuk menjemput tuan Park?" Ujar pria itu memohon

Hyerin memutar bola mata nya malas, ternyata benar. Jimin tidak akan membiarkan Hyerin tenang dalam waktu yang lama. Buktinya? Lagi-lagi dia menyusahkan Hyerin bukan?

"Yak! Kau kan karyawan nya, harus nya kau yang mengantar nya! Bukan aku!" Tolak Hyerin

"Mianhae, aku tak bisa nona. Istri ku akan melahirkan, dan ia membutuhkan ku sekarang. Aku mohon Nona bantu lah aku, jebal"

Hyerin diam sebentar menimbang perkataan pria ini. Disatu sisi ia tak mau. Bahkan enggan untuk membawa Jimin dari tempat laknat itu. Tapi disatu sisi lagi, ia merasa iba karena pria itu sangat membutuhkan pertolongan nya

"Nona aku mohon. Selain itu, tuan Park hanya meminta aku menghubungi mu. Dia tidak ingin yang lain. Dan dia mengancam jika aku menghubungi orang lain aku akan di pecat. Aku mohon Nona bantu lah aku" mohon Pria itu

Bajingan! Jimin memang bajingan! Seenak nya saja dia mempermainkan jabatan nya demi keinginan pribadi nya. Seperti nya Jimin harus diberi pelajaran, agar kadar keidiotan nya berkurang

"Hm..baiklah, aku akan membantu mu"

"Hah? Jinjja?! Ah terimakasih Nona, kau sangat baik!" Pekik pria itu

"Tak usah berterimakasih, lebih baik sekarang kau urus istrimu. Biar si Park sialan itu aku yang urus!"

"Ne nona, gomawo! Aku sangat berterimakasih padamu"

"Santai saja. Cha! Kau harus pergi, istri mu menunggu. Titipkan salam dari ku untuk nya, ya"

"Ne! Pasti akan ku sampaikan"

"Yasudah kalau begitu, kau kirimkan alamat club nya. Aku akan segera kesana"

"Ne, nona"

UNIQUE [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang