"Ayolah, Sasuke! Semua orang akan pergi. Tak ada satu orang pun yang bakal tersisa di London-"
Sasuke Uchiha dengan mudah menahan keinginannya untuk tersenyum.
"Hanya kau dan tujuh juta orang lainnya-""Jangan menertawakanku! Aku serius!"
Tertawa? Dia pasti bercanda. Sasuke sedang tidak ingin tertawa ataupun memanjakan keponakannya. Menilik cara semuanya berlangsung, keponakannya itu akan segera bebas; sementara itu, tidak ada salahnya jika anak itu sekali-sekali bersikap baik.
"Aku juga, Ino-chan." Penggunaan namanya dengan akrab biasanya sudah cukup sebagai peringatan bahwa Ino terlalu memaksakan keberuntungannya.
"Kau berjanji dengan sungguh-sungguh akan menjaga rumah sementara aku pergi. Dan aku sungguh-sungguh percaya kau akan menepati janjimu, kalau tidak aku pasti sudah menggunakan jasa pelayanan pengurus rumah tangga yang biasa kugunakan."
"Bukankah kau sendiri yang bilang bahwa mereka tidak bisa menyediakan orang dengan pemberitahuan yang begitu mendadak?"
Kata-kata Ino begitu tajam hingga Sasuke heran anak itu tidak memotong dirinya dengan lidahnya sendiri.
"Kurasa aku bilang akan sulit bagi mereka untuk menyediakan orang dengan pemberitahuan yang begitu mendadak.""Oh, jangan sok... sok... seperti pengacara begitu!"
"Jangan mengejek, Ino, profesi itu yang membayar semua tagihan. Tagihan yang cukup sering mencantumkan namamu."
Tanpa malu-malu, Ino berganti taktik.
"Kau kan bisa menelepon agen pengurus rumah tangga sekarang dan bertanya apa mereka bisa menemukan seseorang. Bisa, kan?"Bahkan gema hampa dari satelit komunikasi pun tidak bisa menyembunyikan nada merengek yang dimaksudkan agar Sasuke menuruti keinginannya.
"Sekarang? Kalau aku tidak salah, sementara di sini sekarang siang, aku cukup yakin bahwa di London sudah tengah malam. Kurasa agennya tidak-"
"Kalau begitu nanti," desak Ino, sepertinya semangatnya tidak berkurang oleh kurangnya antusiasme pamannya.
"Kau bisa menelepon agensi itu nanti.""Aku memang bisa," jawab Sasuke ketus, "tapi buat apa?"
Kasus penipuan yang ditanganinya selama berminggu-minggu dan dijadwalkan maju.
Sidang minimal tiga bulan sudah menyibukkannya sedemikian rupa, hingga membuat Sasuke enggan melayani kemanjaan keponakannya yang berusia delapan belas tahun itu."Kau tidak punya uang untuk melancong keliling Eropa, kalau tidak kau tidak akan menghabiskan musim panasmu di London menjaga rumahku. Omong-omong, kau juga tidak bakal menggunakan teleponku untuk meneleponku lewat sambungan internasional."
"Sekarang kan sudah tengah malam," Ino mengingatkan pamannya.
"Tarifnya murah. Dan sebenarnya itu juga masalah lain yang ingin kubicarakan.""Apa itu?"
"Uang. Kupikir mungkin kau bisa meminjami aku uang sampai Mommy bisa berpikir jernih."
"Untuk berkeliling Eropa selama musim panas? Apa kau gila? Ibumu bisa kena serangan jantung."
"Aku tidak akan memberitahunya kalau kau tidak," tukas Ino sambil tertawa cekikikan seperti gadis kecil yang tidak bisa membodohi Sasuke barang satu menit pun.
"Usaha yang bagus, Sayang, tapi lupakan saja."
Tahun ini Eropa terpaksa hanya menjadi impiannya.
"Dapatkan nilai-nilai yang lebih bagus saat kau
mengikuti ujian ulangmu November nanti dan aku akan memberimu cek yang besar supaya kau bisa pergi main ski pada liburan Natal. Sementara itu, kusarankan kau menggunakan minggu-minggu mendatang yang panjang dan sepi ini untuk belajar, belajar, dan belajar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Pinjaman
FanfictionDisclaimer : © Masashi Kishimoto © Liz Fielding Pair : Sasuke Uchiha X Sakura Haruno Rated : M (for a reasons) Cover : Pixabay Synopsis: Sakura Haruno hanya menginginkan ketenangan dalam hidupnya. Dan sebentar lagi, ia dapat pindah permanen ke apart...