Dua puluh tujuh

426 54 1
                                    

Semoga yang sehat tetap sehat
Semoga yang sakit segera sehat
Semoga ini bisa menghibur dimanapun, keadaan bagaimanapun

----

Pipi Sakura seperti terbakar. Sasuke tidak hanya tahu ia sudah berbohong padanya-dengan beberapa kebenaran yang dihilangkannya-mengenai Boruto. Sasuke juga mengetahui semuanya mengenai Sasori.

Ya Tuhan, benar-benar memalukan. Sakura menutupi pipinya yang panas dengan kedua tangan dan sambil mengerang dalam hati bertanya-tanya berapa banyak yang sudah didapatkan pria itu dari alamat lamanya sebelum Konoha Towers.

Ia menduga penjaga pintu di Towers juga yang sudah memberi Sasuke alamat itu. Selama berminggu-minggu surat-suratnya dialihkan dari sana.

Dan sedikit uang sogokan pasti juga berhasil mengorek informasi di sana, padahal Sakura begitu berhati-hati menggunakan jasa informasi publik di internet untuk mencari tahu soal Sasuke.

"Permisi," ujar Sakura kaku,
saat kenyataan menghantamnya, dan ia mengetahui dengan jelas apa yang sedang terjadi.
"Aku akan mengambil
Boruto, kalau kau tidak keberatan."

"Jangan bersikap seperti ini." Sasuke berdiri, menangkap lengan Sakura, dan tidak mau melepaskannya.

"Tolong tinggalah dan selesaikan makan siangmu."

"Makanan itu hanya akan membuatku tersedak. Dan aku lebih suka kalau kita gunakan lagi panggilan Ms Haruno dan Mr Uchiha," ujar Sakura, sambil menatap tangan yang memegang lengannya sampai Sasuke melepaskannya.

"Aku benar-benar hanya berusaha membantu," ujar Sasuke.

"Sungguh? Kau tidak mencoba membualku, merasa benar-benar muak, supaya aku akan memberitahumu di mana kau bisa menancapkan surat perjanjian sewa barumu yang hebat itu? Dan pilihannya untuk memperpanjang?"

"Untuk apa aku melakukan itu?"

"Karena dengan begitu kau bisa mengusirku dan kalau aku mengeluh kau bisa menunjukkan surat perjanjian sewa baru yang baru saja kutanda-tangani. Kau bisa menunjukkan pengurangan tarif sewa, perabot yang baru kau beli; aku hanya akan menjadi wanita bodoh dan histeris yang tidak tahu saat dia kalah!"
Kemudian, karena air matanya hampir tumpah, Sakura berbalik dan bergegas berjalan ke rumah.
Shiro membuntuti di belakangnya.
"Tiarap!" bentaknya, dan anjing itu langsung merespons.

Sakura masih berusaha mengatasi rasa shocknya waktu Sasuke memanggilnya.

"Dan apa kau akan mengaku kalah, Ms Haruno?"

Sakura memutar tubuhnya menghadap pria itu lagi.
"Tidak akan, 'teman pengacaraku,'" jawabnya.
"Tidak akan."

"Cuma bertanya," balas Sasuke tenang.
"Kalau-kalau aku perlu membatalkan pesanan tempat tidurnya."

Sakura memandangnya. Ia terkejut waktu Sasuke Uchiha QC hanya tertawa.
Well, ia bisa memperbaiki itu.
"Kalau kau membatalkannya, Mr Uchiha, aku jamin kau akan tidur di sofa selama beberapa waktu mendatang."

"Ya. Ma'am," ujar Sasuke.

Tapi saat sedang berjalan melintasi dapur, sambil mencengkeram botol susu Boruto, Sakura menyadari suara tawa Sasuke mengikuti langkahnya sampai ia menaiki tangga.

Sakura sedang bekerja waktu perabotnya tiba. Ia bertekad tidak mengacuhkan para pekerja yang mondar-mandir, menolak untuk melihat bahkan waktu ia mendengar suara wanita, menolak untuk terkesan, maupun menawarkan bantuan. Ia bahkan tidak akan memberi Sasuke kepuasan dengan bangkit dan tempat duduknya dan menutup pintu ruang belajar untuk menghalangi semua kegiatan itu dan pandangannya.

Bayi PinjamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang