Enam

599 67 0
                                    

Bayi? Sasuke mencengkeram pinggiran bak cuci dan menghela badannya, berusaha sekuat tenaga tidak menghiraukan dentaman menyakitkan di kepalanya dan dorongan untuk muntah. Aroma itulah yang diciumnya tadi. Susu hangat, krim bayi, bedak talek, cairan yang dulu digunakan Karin untuk mensterilkan botol-botol. Itulah aroma yang tak dapat diingatnya tadi. Bagaimana ia bisa melupakannya? Ketika ia pulang setelah pemakaman, aroma itu seperti memenuhi rumah.

Butuh waktu berbulan-bulan sebelum ia bisa mengenyahkan aroma itu. Ia sudah sampai pada titik di mana ia berpikir dirinya harus terus maju. Tapi pada akhirnya Sasuke sadar bahwa aroma itu ada dalam otaknya dan bukan di dunia nyata.
Bayangan samar keluarga yang telah dirampas darinya akan menghantuinya selamanya.

Bergerak maju tidak akan ada gunanya. Di mana sih Ino? Sasuke berpegangan pada bak cuci sejenak ketika dapurnya seperti berputar-putar, bertekad bahwa apa pun yang terjadi, ia tidak akan muntah. Setelah merasa lebih kuat untuk mengambil risiko membuka matanya, Sasuke mendapati dirinya sedang diawasi curiga oleh seorang polisi berseragam.

"Untunglah," ujarnya. "Officer, ada seorang wanita gila di rumahku. Dia memukulku dengan tongkat cricket."

"Bagaimana kalau Anda duduk saja, Sir? Ambulansnya akan segera tiba."

Sasuke tidak perlu disuruh dua kali untuk mengempaskan diri di kursi terdekat. Celana panjangnya yang basah menempel di kakinya.

"Mungkin sambil menunggu kita bisa mengurus perinciannya dulu? Kalau Anda merasa lebih kuat. Bagaimana kalau kita mulai dengan nama Anda?"

"Tidakkah Anda seharusnya membacakan hak-hakku terlebih dahulu?" tuntut Sasuke.

"Hanya untuk catatan, Sir."

Sasuke tidak berdebat lebih jauh.
"Uchiha. Sasuke Uchiha."

Polisi itu membuat catatan. "Dan alamat Anda?"

"Jalan Hokage nomor 27."

"Itu alamat rumah ini, Sir."

"Benar. Namaku Sasuke Uchiha dan aku tinggal di sini," ucap Sasuke, pelan dan hati-hati. "Ini rumahku," tambahnya untuk lebih mempertegas maksudnya.

Polisi itu mencatat lagi, lalu berputar waktu pintu depan terbuka. "Petugas medis sudah tiba. Kita akan melanjutkannya di rumah sakit nanti. Sir."

Sasuke mengenali nada suara menenangkan yang biasa digunakan polisi waktu menghadapi pria yang dianggapnya gila. Polisi akan menamengi diri dengan kesopanan berlebihan kalau-kalau dia salah sangka. Sasuke berpikir untuk memberitahu polisi itu kalau ia pengacara, Queen Council, pengacara yang berhak mewakili pemerintah Inggris dalam sidang pengadilan, dan bahwa polisi itu akan menemukannya terdaftar...

Tapi kepalanya masih berdenyut-denyut sakit sehingga ia tidak terlalu peduli.
Rumah sakit dulu, penjelasan bisa menyusul.
Setelah itu dengan senang hati Sasuke akan mengatakan pada wanita itu untuk membawa bayi dan kucingnya keluar dan rumah ini-segera setelah dia memberitahu Sasuke di mana Ino berada.

***

"Bisakah Anda menceritakan apa yang terjadi, Miss?" Polisi itu berdiri dengan tak acuh sementara Sakura mencoba mengganti popok Boruto. Jari-jarinya berkutat dengan perekat di belakang popok sekali pakai itu.

Sakura bersikap tenang-sangat tenang dalam situasi seperti ini-tapi reaksinya sudah hampir muncul di permukaan dan ia sadar bahwa ia ketakutan setengah mati. Polisi itu, yang melihat kesulitannya, membantu sementara Sakura dengan terpatah-patah menceritakan kejadian sebenarnya.

"Mr Uchiha bilang Anda memukulnya dengan tongkat cricket."

"Itu bohong!" Sakura merona merah oleh perasaan bersalah saat melihat tongkat itu masih tergeletak di lantai tempat pria tadi menjatuhkannya.

Bayi PinjamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang