Epilog

1K 71 0
                                    

"PRIA itu mengerikan. Benar-benar mimpi buruk. Apa sih yang dipikirkan Ino?"

"Dia tidak berpikir. Dia sedang jatuh cinta."

Sasuke berhenti mondar-mandir cukup lama untuk mengekspresikan pendapat kasarnya tentang pacar keponakannya.

"Sasuke!"

"Maaf, Sayang,"
Sasuke mencium kepala putrinya yang berambut ikal. Sarada terus merengek di pundak Sasuke.

"Kita harus melakukan sesuatu, Sakura. Ino benar-benar buta. Pria itu pengangguran, dia hanya memanfaatkan Ino-"

"Dia sangat tampan."

"Dan pria itu pasti sangat menyadarinya. Aku bertaruh dia pasti mencium bayangannya di cermin sebelum tidur."

"Kurasa dia tidak perlu melakukannya. Tapi berwajah tampan kan bukan dosa, Sasuke."

"Memang bukan, tapi bukan hanya itu."

Sasuke ragu-ragu.

"Sepertinya Ino menanggung biaya hidup pria itu."

Sakura, yang sudah setengah tertidur dan nyaris menyerah pada rasa kantuknya, Tiba-tiba terjaga sepenuhnya.

"Ino bilang begitu padamu?"

"Aku ditelepon ayahnya. Ino minta uang padanya."

"Ayahnya! Pasti itu pertama kalinya."

"Tepat! Ino tidak minta padaku karena dia tahu apa yang akan kukatakan."

"Kalau begitu, kau benar. Kita harus melakukan sesuatu."

Sakura berguling turun dari tempat tidur.

"Sini, berikan dia padaku. Otakku bekerja lebih baik saat aku bergerak."

Ia mengambil Sarada dari Sasuke dan meneruskan
ritual mondar-mandir tengah malam itu.

"Oh, Sayang," bujuknya.

"Apa gigi-gigi nakal itu menyusahkanmu?"

"Sayang, gigi-gigi itu menyusahkan kita semua."

"Betul," renungnya.

Lalu, selagi memutar tubuhnya, Sakura berkata,
"Mungkin itu jawabannya."

"Apa?"

"Pacar Ino keenakan. Flat yang nyaman, makan tiga kali sehari, dan tidak ada kebutuhan mendesak untuk mencari pekerjaan, dengan Ino yang selalu ada setiap kali dia merasa ingin."

"Sakura, tolong!"

"Kita harus membuatnya merasa tidak nyaman," kata Sakura sambil menengadah, menunggu sampai suaminya bisa menangkap maksudnya.

"Membuatnya susah."

Sakura mencium putrinya yang berharga. Akan sangat
sulit, benar benar sulit membiarkan putri mereka yang masih bayi lepas
dari pandangannya, bahkan untuk beberapa hari saja.

Tapi Hinata pernah melakukannya demi aku, pikir Sakura.

"Kau tidak menyarankan..."

Sesaat Sasuke tidak sanggup melanjutkan kata-katanya.

"Kau tidak benar-benar menyarankan kita meninggalkan Sarada di
depan pintu Ino, kan?"

Ketika Sakura tidak menjawab, Sasuke berkata, "Kau serius. Sayang, apa kau yakin? Ino tidak tahu apa-apa tentang bayi. Bagaimana dia mengatasinya?"

"Sulit, Dia pasti tidak punya waktu lagi untuk melayani si Mr Hebat. Satu minggu tanpa tidur, tanpa makanan panas, tanpa... kegiatan ekstra?"

"Aku mengerti. Kau yakin?"

"Oh, ya, aku yakin. Dan lebih cepat lebih baik."

"Besok?"

"Pagi-pagi sekali. Kita harus datang waktu Ino sedang tidak berpakaian."

"Dan ke mana kita akan pergi?"

Tangan Sakura terulur menyentuh pipi Sasuke. Mencium suaminya dengan lembut.

"Ke suatu tempat di mana Ino tidak bisa menemukan kita. Suatu tempat yang tenang."

Sakura tersenyum.

"Tempat yang memiliki tempat tidur besar.

***

TAMAT

---

Edit. Sedikit pengumuman, skrg aku sudah buat akun youtube channel, siapa tahu mau mampir, boleh2 :D

Nama channelnya sama seperti akun ini, My Skylight dengan gambar profil sama jg :D
Happy-happy watching :>

-

---

Yuhuuuu tamat selesai sudaaah
Baby sarada muncul dengan gigi-giginya yang nackal hahahaha
Sasuke sakura sarada berkomplot seperti prolog di awal dan tidak perlu ada cerita lagi kan?

Cukup sekian terima kasih
Muaaaaach 😘😘😘
Oh iyah, maafkeun lupaaa bangeeet mau update ini, pdhl cuman epilog doang 😅😅😅

Daaann selamat menunaikan ibadah shaum bagi yang menjalaninya, semoga momen bulan Ramadhan ini menjadi momen untuk membersihkan diri hati pikiran, menjadi sehat lahir bathin suci kembali menuju fitri, terbebas dari segala penyakit yang melanda negeri Indonesia ini khususnya Covid-19 ini, Aamiin

Sampai jumpa 😘😘😘

Bayi PinjamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang