Tiga

710 75 1
                                    

Ada banyak gambar. Lukisan Belanda di atas perapian di ruang makan semi basement di sebelah dapur. Satu seri gambar kartun pengacara-pengacara yang mengenakan wig dan jubah di tangga, dan gambar kuda di ruang duduk di lantai atas.

"Lihat kuda yang cantik ini, Boruto," bujuk Sakura. Boruto tidak terkesan.

Ada lukisan pemain cricket abad ke-19 yang terkenal di tangga utama dan lorong, setidaknya Sakura menduga mereka terkenal, kalau tidak, tak akan ada yang mau repot-repot melukis mereka. Tidak ada kucing. Kamar tidur utama didekorasi dalam warna merah yang hangat dan dilengkapi perabot kayu walnut yang antik. Tidak terlalu cocok dengan gambaran Ino: celana panjang cargo, tindikan di hidung, dan model rambutnya yang radikal.
Kamar kedua dibuat menjadi ruang kerja, dengan rak buku yang tingginya sampai ke langit-langit rumah dan penuh berisi buku-buku hukum. Sakura ingat gambar kartun tadi dan bertanya-tanya apakah gambar-gambar itu milik keluarga. Mungkin pemilik rumahnya yang baru mewarisi rumah dan buku-bukunya. Itu bisa menjelaskan banyak hal.
Ada meja yang luar biasa besar dengan ruang yang cukup untuk pemindai dan komputer yang dibawanya. Ia belum sempat menghubungkan keduanya. Kalau Boruto sudah tidur, janji Sakura pada dirinya sendiri, ia akan mulai bekerja, mencoba mengejar ketinggalannya.
Sakura belum melihat kamar yang ketiga. Ino hanya melewatinya, menggumamkan sesuatu tentang kamar yang dijadikan gudang dan sudah
tidak digunakan selama bertahun-tahun itu. Pintunya
keras, sepertinya belum pernah dibuka untuk waktu yang cukup lama, tapi di balik debu. Cat kamar itu berwarna kuning-putih yang ceria hingga bakal kelihatan cerah bahkan di malam gelap sekalipun. Tapi tidak ada gambar apa-apa, hanya beberapa kotak yang kelihatannya tidak pernah
dibuka selama bertahun-tahun.
Sakura kembali ke dapur sambil berharap Kurama sudah kembali. Kucing itu
belum kembali, tapi Boruto, yang sudah kecapekan, akhirnya tertidur dalam pelukan Sakura.
Merasa lapar tapi tidak mau mengusik si bayi yang sedang tidur, Sakura menemukan setengah bungkus biskuit cokelat yang ditinggalkan Ino, lalu dengan hati-hati ia duduk di kursi berlengan yang besar dan nyaman, dan mulai makan dengan lahap.
Sakura pasti sudah tertidur waktu biskuitnya baru setengah digigit karena sewaktu Kurama, yang mengeong dan mencakar-cakar jendela membangunkannya, ada remah-remah cokelat mengotori bagian depan kemejanya: sisa biskuitnya sudah jatuh ke lantai dengan sisi cokelatnya terbalik di atas karpet.
Sakura lalu memasukkan kucing itu, memandikan dan menyuapi Boruto, dan akhirnya menidurkannya dalam tempat tidurnya. Lalu Sakura menjatuhkan kemejanya yang sudah kusut dan ternoda cokelat dalam keranjang cuci beserta seluruh pakaiannya, menarik kaus, benda pertama yang bisa diraihnya, menggosok gigi. dan roboh ke tempat tidur.
Sejenak sebelum tertidur, dalam benaknya Sakura melihat biskuit cokelat yang tergeletak di atas karpet Persia di ruang duduk dan menyadari seharusnya ia bangun dan membersihkannya. Dan menyalakan alarm antimaling. Lalu semuanya
hilang.

***

Sasuke menjatuhkan tasnya di koridor dan berjalan menuju sistem alarm untuk memasukkan nomor kodenya. Alarmnya tidak dinyalakan. Ino pasti lupa. Seharusnya Sasuke tidak menyerah pada permintaan kakaknya dan mengizinkan Ino tinggal di sini.

Besok ia akan menulis cek untuk Ino. Gadis itu akan langsung pergi seperti salju di bulan Agustus dan semuanya akan kembali normal.

Yah, setidaknya hampir normal. Sekarang tengah malam di London, tapi ia sudah tidur di pesawat dan mungkin bakal perlu beberapa hari sebelum
tubuhnya bisa menyesuaikan diri lagi. Saat ini, ia masih terjaga dan lapar.

Sasuke hanya berharap masih ada sesuatu yang bisa dimakan di kulkas. Ia menyalakan lampu dapur, menelan ludah, dan dengan teguh berusaha
mengabaikan bak cuci yang penuh dengan piring-piring kotor.

Lebih sulit lagi untuk mengabaikan aroma familier yang samar-samar dan
menganggu itu. Aroma yang tidak terlalu diingatnya. Mungkin karena terhalang bau ikan kukus.

Bunyi remah-remah biskuit yang hancur seperti pasir di bawah kakinya yang mengalihkan perhatian Sasuke juga tidak membuatnya merasa lebih baik.

Lupakan ceknya. Ino akan sangat bersyukur bisa lolos dan sini saat Sasuke sudah selesai berurusan dengannya. Menjaga rumah, huh! Gadis itu bahkan tidak bisa diandalkan untuk menjaga kotak kardus.

***

Pikiran pertama Sakura waktu terbangun dengan tiba-tiba adalah panik.

Terlalu tenang. Ia melompat turun dari tempat tidur, mengintip cemas ke dalam tempat tidur bayi, lalu meraba-raba kacamatanya dan memakainya supaya bisa melihat lebih jelas. Hanya untuk berjaga-jaga. Seminggu melakukan ini dan ia akan menderita gangguan saraf.

Tapi tidak ada yang salah dengan Boruto. Dalam sinar temaram yang berasal dari lampu di koridor, Sakura bisa melihat bayi itu sedang tidur nyenyak. Sakura menyentuh pipi Boruto; hangat, tapi tidak terlalu hangat.
Keponakannya baik-baik saja. Malah sebenarnya sangat menawan, dengan pipi kemerahan dan rambut kuningnya yang tebal lembut di telinganya.
Kurama juga baik-baik saja.

Sakura membeku, rasa ngeri menyergapnya. Hinata pasti akan mengalami serangan hebat kalau dia bisa melihat bayinya yang berharga berbagi tempat tidur dengan Kurama, yang sudah melingkar nyaman di kaki Boruto.

Sakura mengangkat kucing itu. Kurama memprotes. Boruto bergerak. Sakura memaksa dirinya memeluk kucing itu, bergumam sambil membelainya, walaupun kulitnya merinding waktu menyentuh bulu Kurama.

Kurama menatapnya dengan sepasang mata curiga dan menyipit. Sepertinya dia tahu persis apa yang sedang dipikirkan Sakura sewaktu gadis itu berjingkat menuju pintu.
Sakura baru saja sampai di koridor waktu menyadari apa yang sudah membuatnya terbangun. Ada orang di dapur.

---

Edit. Sedikit pengumuman, skrg aku sudah buat akun youtube channel, siapa tahu mau mampir, boleh2 :D

Nama channelnya sama seperti akun ini, My Skylight dengan gambar profil  sama jg :D
Happy-happy watching :>

---


Bayi PinjamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang