Dua puluh tiga

408 54 1
                                    

Sakura sempat berpikir untuk menceritakan pada Sasuke seluruh kisah
sedihnya, mulai dari waktu Sasori mengetuk pintunya dan menjungkirbalikkan hidupnya. Tapi ia capek dan lapar, dan mungkin Sasuke tidak akan tertarik sedikit pun.

"Ceritanya panjang"

Akhirnya Sakura melihat tepat ke arah Sasuke.

"Bisakah kau menerima jika aku hanya mengatakan maaf?"

Sasuke balas memandangnya.

"Begitu juga cukup."

Untuk saat ini.

"Bagaimana kalau kau menyimpan sayur-sayuran itu di lemari es buat besok, sementara aku membuka sampanye?"

Sepertinya itu pembagian tugas yang masuk akal, meskipun sedikit berbau diskriminasi gender. Tapi Sakura tidak terlalu memedulikannya. Ia menata semua makanan itu di atas piring, menaburkan game chip di atas ayamnya sebelum mengenyakkan tubuh di kursi.

"Kapan terakhir kali kau tidur nyenyak?" tanya Sasuke saat memberikan gelas pada Sakura.

Terbersit dalam benak Sakura saat ia terbangun dan mendapati Sasuke sedang menunduk memandangnya,
merasakan sensasi menyenangkan seolah-olah baru saja dicium. Sangat
mendambakan untuk dicium lagi.

Seolah-olah saat itu ia memang dicium. Dia sama sekali bukan Putri Tidur.

"Minggu malam," jawab Sakura.

"Kalau begitu lebih baik kau yang memakai tempat tidurnya. Aku bisa tidur di sofa malam ini."

"Tidak.."

Sakura sudah hampir menolak dengan berbasa-basi seperti, Aku tidak bisa... sungguh...

"Kecuali kau senang berbagi lagi?"

Wajah Sakura merona mengingat hal itu. Ia bisa memakai tempat tidurnya.
Dan ia akan melakukannya. Lagi pula ia sudah membayar mahal untuk tidur di tempat tidur itu sendirian. Itu yang diinginkannya, kehidupan tanpa komplikasi. Dan kalau Sasuke merasa tidak nyaman, pria itu bisa
pindah ke hotel. Kemudian, kenyataan bahwa pria itu tadi mengatakan
'malam ini' menusuk kebahagiaan atas kemenangannya.

"Apa maksudmu dengan
'malam ini?' Kalau Sasuke pikir-"

"Besok aku akan membereskan kamar tambahan itu untukmu."

"Kamar tambahan? Kenapa aku yang mendapat kamar tambahan?"

"Lebih mudah begitu, kan? Kalau tidak, aku harus memindahkan seluruh
barang-barangku padahal kau belum mengeluarkan barang-barangmu. Setidaknya aku berasumsi itu alasan kau memakai jubah mandiku, kan?"

Benar. Tapi Sakura tidak akan menyerah tanpa memperoleh keuntungan.

"Aku mengerti maksudmu. Boruto dan aku akan mengambil kamar
tambahan itu, tapi hanya kalau aku boleh menggunakan ruang kerja-"

"Aku sudah berniat menanyakan apa pekerjaanmu," ujar Sasuke, sambil meraih botol anggur.
"Tapi aku selalu saja lupa."

Sakuramenyerah pada pengalihan pembicaraan itu.

"Aku merancang website internet"

"Benarkah?"

Kenapa sih pria selalu saja tampak takjub setiap kali ia memberitahu mereka apa pekerjaannya? Semua orang berpikir seolah-olah komputer hanya pantas digunakan kaum pria.

"Kukira itu sesuatu yang
dilakukan anak laki-laki ABG di waktu senggang."

"Memang. Tapi mereka tidak menghasilkan uang dari hal itu," sahut Sakura.

Bayi PinjamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang