Dua

929 85 3
                                    

"Panggilan terakhir untuk Penerbangan British Airways menuju London, penumpang diharap melapor ke..."

Sasuke mengambil boarding pass-nya dari petugas check-in dan berjalan ke bagian keberangkatan. Ini hari keberuntungan Ino. Berkat kliennya yang mengubah pengakuannya pasti dia menerima bayaran yang tidak sedikit untuk melakukan hal itu demi melindungi orang-orang di posisi penting-Sasuke akan segera pulang. Karena tidak sudi berbagi rumahnya dengan siapa pun. Apalagi dengan gadis berusia delapan belas tahun, Sasuke akan "meminjamkan" uang pada Ino supaya bisa bergabung dengan teman-temannya di Prancis. Dan sebagai gantinya Ino harus menjanjikan beberapa hal serius mengenai pekerjaan. Dalam 24 jam lagi gadis itu akan bebas.

***

"Bagaimana? Kau mau menerimanya?"

Menerimanya? Sakura hanya punya waktu satu jam sebelum ia benar-benar jadi gelandangan. Ia akan mensyukuri tempat apa pun yang memiliki pemanas air yang berfungsi serta atap yang tidak bocor. Rumah ini melebihi mimpinya yang paling liar sekalipun. Dan yang terpenting, ia bisa langsung menempatinya. Sekarang. Saat ini juga. Rasanya terlalu bagus untuk jadi kenyataan.

"Aku bisa langsung pindah kemari?"

Sakura perlu meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia tidak sedang berhalusinasi. Terjaga selama 29 jam, hanya sempat tidur dua puluh menit, dan sama sekali tidak memperoleh ketenangan bisa membuat orang mulai berhalusinasi.

"Tentu saja!"

Ino Yamanaka kelihatan terlalu muda untuk menjadi pemilik rumah sebesar ini, tapi Sakura tidak mencemaskan hal itu.

"Aku tidak bisa meninggalkan rumah ini dalam keadaan kosong, selain itu aku perlu seseorang yang bisa kupercayai untuk memberi makan Kurama-ku sayang selagi aku pergi."

Kucing itu, satu-satunya kekurangan dalam penataan
rumah yang sempurna ini, mengedip ke arah Boruto, yang duduk di atas pangkuan Sakura. Boruto berhenti menggigiti kemeja Sakura dengan gusinya
dan menatap balik.

"Aku sudah hampir kehilangan akal."

"Benarkah?"

Ada epidemi, ya? Bisa minta imunisasi, tidak? Apa gadis itu juga sudah gila?

"Tentu saja. Jadi kalau kau suka, aku hanya butuh uang sewanya," desak Ino, "dan tempat ini milikmu: kunci, barang-barang, dan semua perabot lainnya selama tiga bulan ke depan."

Dia mengulurkan pena. "Yang harus kaulakukan hanya tanda tangan di sini."

Sakura mengeluarkan kacamata dan kantongnya, memakainya, dan membaca surat perjanjian sewa dengan mata perih karena kurang tidur. Surat itu kelihatannya surat standar yang digunakan agensi yang sudah dihubunginya. Sakura cepat-cepat menandatangani surat itu dan menghitung uang jaminan dan uang sewa untuk tiga bulan di muka. Tunai. Mereka berdua tidak punya waktu untuk menunggu ceknya cair.

Ino Yamanaka menghitung ulang dengan gembira, kemudian menyerahkan kunci. "Semuanya milikmu," katanya, sambil melipat uang itu dan memasukkannya dengan hati-hati ke sabuk uang yang tersembunyi di balik kaus tangan panjangnya.

"Kau akan menjaga Kurama dengan baik, kan? Dia suka hati dan ikan cod segar-kau harus mencampurnya dengan tangan untuk memeriksa kalau-kalau ada tulang-dan ayam cincang. Aku sudah menuliskan semuanya untukmu..."

Sakura berusaha keras supaya tidak bergidik. Demi mendapatkan atap di atas kepalanya, ia bersedia mencincang daging ayam.

"Oh. dan daftar cara merawat tanaman ada di papan pengumuman."

Oh, bagus. Sakura akan berusaha tidak membunuh tanaman-tanaman itu, walau apa pun yang rapuh cenderung layu kalau ia mendekat dalam jarak tiga meter saja. Tapi ia selalu bersungguh-sungguh melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Kalau tidak, mana mungkin Naruto dan Hinata berani meninggalkan anak pertama mereka di depan pintunya? Mereka tahu mereka bisa mempercayainya.
Mungkin ia harus melakukan sesuatu yang benar-benar memalukan dalam waktu dekat, sesuatu yang cukup buruk supaya mereka berpikir dua kali sebelum melakukan hal ini lagi.

Bayi PinjamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang