Empat

688 70 3
                                    

SAKURA punya banyak pilihan. Menelepon polisi. Berteriak. Membuat penghalang untuk dirinya, Boruto dan Kurama, serta menunggu sampai pencuri itu mengambil apa pun yang diinginkannya dan pergi. Berteriak.
Menghadapi penjahat itu. Berteriak...

Oh, hentikan! perintah Sakura pada otaknya yang kacau. Polisi. Ia punya telepon seluler, ia akan menelepon polisi. Sakura menarik kacamatanya turun ke hidung dan mengedarkan pandangannya. Di mana benda itu? Kapan terakhir kali ia memakainya? Oh. sial, telepon itu ada dalam tas tangannya dan tas itu ada di bawah. Bersama pencuri itu. Kalau begitu pilihan pertama batal.

Dan Sakura berpikir hidupnya tidak bisa jadi lebih buruk lagi.
Berteriak, benar-benar berteriak, dan mengeluarkan semua kepenatannya selama dua hari terakhir ini bisa jadi hiburan tersendiri.Tapi berteriak berarti membangunkan Boruto dan membuat Kurama takut. Pencuri itu mungkin tidak akan lari. Mungkin dia malah akan mencarinya untuk membungkam mulutnya. Pikiran itu cukup untuk membuat Sakura menahan teriakannya. Untuk saat ini.

Berarti pilihan ketiga. Penghalang.
Sakura menurunkan Kurama dan melihat ke sekeliling kamar. Ingatan serta cahaya lampu dari koridor mengingatkannya bahwa perabot di situ adalah jenis perabot yang memerlukan sedikitnya tiga pria berotot besar untuk mengangkatnya. Dengan tambahan orang keempat untuk mengarahkan.

Kecuali tempat tidur Boruto yang ringan. Terlepas dari fakta bahwa benda itu tidak akan bisa menghentikan rencana pelarian yang matang, Boruto ada di dalamnya, terlelap. Dan tidak seorang pun boleh membuatnya terbangun selama Sakura bisa mencegahnya. Tapi pencuri yang pekerjaannya teliti pasti akan naik untuk mencari perhiasan dan uang.

Ini waktunya untuk pilihan keempat. Tidak! Bukan berteriak! Dan mungkin bukan menghadapi penjahat itu, sebisa mungkin Sakura lebih suka
tetap bertahan. Kalau begitu yang dibutuhkannya adalah senjata untuk melindungi diri. Dan Boruto. Dan, karena termasuk tanggungannya juga, Kurama.

Sakura menelan ludah. Dan kalau pencurinya lebih dari satu?
Menolak memikirkan itu, Sakura membuka pintu lemari baju dan mengintip ke dalam lemari yang gelap, putus asa mencari-cari ide. Ia tadi terlalu sibuk untuk membongkar barang-barangnya dan sekarang ia menemukan lemari itu penuh dengan baju-baju berwarna gelap dan berat. Yang benar saja, Ino kan bisa saja mengosongkan bagian lemari yang berisi barang-barang gothik-nya sebelum membiarkan tempat ini...

Sakura tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan hal itu. Yang dibutuhkannya sekarang adalah sebuah payung yang ujungnya tajam, atau... sesuatu yang keras dan berat jatuh keluar dan menimpa kakinya.

Sakura berusaha menahan jerit kesakitannya dan membungkuk untuk mengambil benda tadi.
Tongkat cricket. Brilian. Aneh-Sakura tidak bisa membayangkan Ino memimpin tim cricket putri inggris-tapi brilian. Sakura menggenggam tongkat itu dan langsung merasa lebih tenang. Sambil mengangkat pemukul itu dengan defensif di tangannya, ia melintasi ruangan menuju pintu, membukanya sedikit lebih lebar supaya bisa mendengarkan.
Sebelum Sakura mampu menghentikannya, Kurama meloncat keluar lewat celah itu.

***

Sasuke membuka kulkas. Dalam rak di bagian dalam pintu, ada kardus susu yang terbuka, ia menciumnya dengan hati-hati. Masih segar. Ia meletakkan susu itu dan melanjutkan pencariannya.

Sasuke mengeluarkan sebuah kaleng, membuka tutupnya. Kelihatannya ikan tumbuk. Tidak terkesan dengan kemampuan memasak Ino, ia menyingkirkan ikan itu. Tapi ketika membuka sekotak telur, sesuatu yang
lembut dan hangat menyapu pergelangan kalanya.

Terkejut, Sasuke melangkah mundur. Makhluk itu menjerit nyaring saat Sasuke menginjak ekornya, kemudian berputar di antara kaki Sasuke dan mencoba melarikan diri.

Akibat kehilangan keseimbangan dan karena tidak yakin di mana bisa meletakkan kakinya dengan aman, Sasuke berusaha mencengkeram benda pertama yang bisa diraihnya.
Benda itu adalah rak di bagian dalam pintu kulkas.
Benda itu menahan berat badannya selama beberapa detik yang membuatnya berpikir ia sudah aman. Kemudian saat rak dan pintunya terpisah, susu dan cetakan plastik melayang keluar dan jatuh ke lantai.

Bayi PinjamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang