Sasuke langsung menuju ke bagian daging. Daging steik yang besar dan gemuk pasti cocok, pikirnya, dipanggang di atas panggangan dan disajikan sangat mentah. Kalau Sakura memang benar benar vegetarian-penekanan
pada kata "kalau"-daging itu akan membuatnya jijik. Kalau bukan, dia bisa
menonton Sasuke memakannya sementara dia memain-mainkan nut
cutlet-nya dan menderita
Keduanya sama-sama menyenangkan bagi Sasuke.
Memang bukan sikap yang baik, tapi begitu juga usaha Sakura yang berusaha membuat Sasuke menyerah dengan buncis dan gandum.
Untung saja wanita itu tidak tahu betapa Sasuke sudah hampir benar-benar menyerah tadi.Sasuke melempar daging itu ke dalam troli. Untuk berjaga-jaga seandainya itu masih kurang, ia juga memasukkan botol saus yang besar dan daging bacon potongan sedang untuk sarapan, walaupun membayangkan dirinya benar-benar memakan semua daging itu membuatnya merasa agak mual.
Dokter di ruang UGD tidak repot-repot menyuruhnya beristirahat. Kehadiran polisi dapat dipastikan memberi kesan pada dokter itu bahwa
pasiennya akan dikurung dan menjalani hukuman selama jangka waktu
yang lama. Di lain pihak Sasuke sendiri tadinya berpikir untuk istirahat
seharian di tempat tidur, memulihkan kesehatannya dengan tenang.Sendirian.
Berdasarkan standar apa pun, bagi pria yang menderita luka di kepalanya, Sasuke bekerja terlalu keras. Sasuke menarik napas dalam-dalam beberapa kali, lalu mengambil beras, buncis, dan telur organik, wortel, dan bawang yang tercantum dalam daftar yang dibuat Sakura. Daftar yang ditambahkan wanita itu pada detik-detik terakhir tadi adalah beberapa keperluan Boruto. Bedak dan tisu basah untuk bayi.
Rasa mual itu semakin menghebat.
Sasuke menatap rak mainan dengan nanar, tenggelam dalam kenangannya sendiri. Seorang wanita bersama bayi yang terikat di trolinya
berhenti dan memintanya mengambilkan satu pak popok bayi dari rak atas. Tersadar dari masa lalunya, Sasuke menjangkau pak itu dan memberikannya pada
wanita itu."Perlu bantuan?" tanya wanita itu sambil memasukkan popok itu ke dalam trolinya.
"Bantuan?"
"Anda kelihatan agak bingung."
Wanita itu tidak menunggu Patrick mengiyakan atau menyangkal.
"Anak pertama, ya? Rasanya
menyenangkan melihat pria ikut membantu mengurus anak."Wanita itu mengambil daftar yang dipegang Sasuke.
"Laki-laki atau perempuan?"
tanyanya sambil mengambilkan barang barang yang ditulis Sakura.Perempuan. Konan. Sasuke ada di sana waktu itu dan meletakkan putrinya yang baru lahir dalam pelukan Karin...
"Ini untuk Boruto." ujarnya cepat-cepat.
"Boruto? Manis sekali. Apa kepanjangannya?"
Otaknya bingung mencari jawaban.
Wanita itu terus bertanya, tanpa menyadari ekspresi Sasuke yang hampa.
"Hanya Boruto," sahut Sasuke cepat-cepat, mengisi keheningan yang memperingatkannya bahwa sekarang gilirannya untuk bicara.
"Well, jaga mereka berdua baik-baik. Sangatlah berat melakukan semuanya sendirian. Aku tahu."
"Ya, aku juga berpikir begitu. Terima kasih atas bantuan Anda."
Sasuke kembali menatap mainan bayi yang kecil dan berwarna cerah. Kecuali
warnanya, mainan itu tidak berubah, pikirnya.Ia mengambil satu dari rak dan memegangnya sejenak, lalu melemparnya ke dalam troli bersama barang-barang lain yang dibelinya. Itu suatu kesalahan. Sasuke menyadarinya sewaktu tiba di kasir. Sasuke mengambil mainan kecil berwarna cerah itu dari troli dan memegangnya sesaat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Pinjaman
FanfictionDisclaimer : © Masashi Kishimoto © Liz Fielding Pair : Sasuke Uchiha X Sakura Haruno Rated : M (for a reasons) Cover : Pixabay Synopsis: Sakura Haruno hanya menginginkan ketenangan dalam hidupnya. Dan sebentar lagi, ia dapat pindah permanen ke apart...