@Lapangan Sepakbola Universitas
"Oiiii Can, sedang apa disini?" P'No merasa heran melihat Can menghampirinya dipinggir lapangan.
P'No dan P'Type sedang mengawasi juniornya berlatih sepakbola, keduanya cukup terkejut ketika siluet Can nampak dari kejauhan, semakin mendekat semakin jelaslah kalau itu benar-benar Can. No dan Type sudah memberi ijin Can untuk tidak berlatih sampai benar-benar pulih, tapi sekarang monyet albino kesayangan mereka sudah ada disini.
"Apa Can akan memintaku mentraktirnya hari ini? Bagaimana jika dia menagih traktiran makan hari kemarin ? Habis sudah dompetku,"Techno bertanya dan mengumpat dalam hati
"Kenapa datang kesini, Can?" P'Type mencoba menggali informasi.
"Auww Phi, kau tidak senang aku di sini?" Nada bicara Can tampak tak senang, kemudian dirinya menunjukkan senyum lebarnya.
"Bukan begitu, tapi kau harus banyak istirahat sampai benar-benar pulih, masih lebam begitu. Apa kau ingin berlatih ?" P'Champ menghampiri juniornya yang tampak masih memakai seragam kuliahnya.
"Tidak!" Can menjawab singkat, membuat para seniornya saling pandang.
Techno mengarahkan para juniornya untuk berhenti bermain bola. Semua anggota sudah berada dipinggir lapangan, mengelilingi Can yang tak terlihat ketika dirinya berada ditengah-tengah kerumunan club sepakbolanya.
"Aku datang ke sini ingin mengajak kalian semua makan, uhhmm kalian tenang saja aku sudah mengaturnya." Can tak menjeda kalimatnya, mengatakannya pun dengan percaya diri.
"Ae juga harus membawa Pete ya, harus!""Can, apa ini kau?" P'Tharn memastikan.
"Apa si monyet albino kita yang manis ini geger otak?" itu P'Type.
Pasalnya monyet albino kesayangannya baru saja berangkat kuliah kembali setelah 2 hari tidak terlihat batang hidungnya, dan tiba-tiba saja sudah ada di hadapannya dan teman-temannya, lalu sekarang apa? Mengajak makan dan katanya lagi sudah diatur pula? Yang benar saja?
"Jangan bercanda Can, ini sama sekali tidak lucu. Kalau memang ingin traktiran dariku bilang saja. Aku tidak keberatan." P'No mengatakannya dengan nada yang sedikit kesal.
"Auww Phi, apa kau sungguh tidak percaya padaku?" Can tampak tak senang mendengar nada bicara kapten sepakbolanya itu "Baiklah, sebenarnya Ai Tin yang ingin mentraktir kalian. Dia ingin aku menyampaikan ini pada kalian semua. Katanya sebagai bentuk terimakasihnya pada kalian karena sudah menjagaku selama ini dan dia tidak mau menyampaikan sendiri karena nantinya Phi pasti akan menolaknya." Jelasnya.
"Oiii apa kau sudah resmi jadi pacarnya?" P'Champ mencoba menebak.
"Apa-apaan P'Champ menanyakan hal itu huh? A-ku....a-ku dan Ai-Tiin tidak pacaran!!" Can menjelaskan dengan terbata-bata.
"Lebih tepatnya belum." Ae menimpali.
"Apa-apaan, Ae kenapa ikut-ikutan juga dengan para senior huh?" Can protes dan mencebikkan bibirnya seperti kebiasaannya saat merajuk ketika senior dan teman-temannya meledeknya.
"Hanya menebak, kenapa kau kesal begitu Can?" itu Ron, teman seangkatan Can dari fakultas bahasa.
Can menatap semua seniornya dengan tatapan heran, dirinya tak percaya jika teman-teman dan para senior club sepakbolanya akan meledeknya secara serempak. Bahkan Ae juga. Jika Pond ada disana juga, habislah Can.
"Sudah ya, nanti aku kabari tempatnya lewat Line." Can mencoba mengakhiri ledekan semua orang yang ada disana. "Pokoknya kalian harus datang, ku tunggu!"
Can mengatakannya dengan kakinya yang sudah berlari menjauhi pinggir lapangan sepakbola menuju pintu keluar stadion lapangan itu. Punggungnya tampak menjauh dari pandangan teman-temannya. Senior dan teman-temannya tampak heran dengan apa yang Can sampaikan. Mereka tampak tak percaya, bagaimana bisa Tuan Muda seperti Tin Medthanan mentraktir mereka makan? Padahal kenal saja tidak, eh maksudku mereka mengenal Tin tapi Tin tak mengenal mereka. Juga alasannya hanya karena mereka sudah menjaga Can selama ini? Alasan yang sungguh aneh.
Tim Sepakbola kembali berlatih, beberapa terlihat sedang beristirahat karena kelelahan sedari awal latihan tak berhenti. Beberapa lainnya memilih langsung berganti pakaian dengan seragam kampus untuk kemudian pulang ke asrama dan rumah masing-masing.
. . . . . . . . . . . . . . .
@D'Lafeire Resto
Disinilah Can dan teman-temannya berada, di restoran masakan Prancis yang ada disalah satu pusat perbelanjaan terbesar di Thailand. Menunggu Tuan Muda tampan yang katanya mau mentraktir Can dan teman-temannya, tapi belum terlihat juga. Tak bisa memesan apa pun terlebih dahulu sebelum si Tin Medthanan sampai di resto itu. Teman-teman Can cukup khawatir jika mereka memesan kemudian Tin tak datang, maka siapa yang membayar? Heii ini restoran Prancis ternama, kokinya saja orang Prancis asli jadi makanannya cukup mahal untuk kantong mahasiswa seperti mereka. Harga satu piring makanan di resto itu setara dengan jatah satu bulan uang saku masing-masing dari mereka.
Dua orang pria terlihat dari lift yang terbuka didepan restoran itu, pria yang di depan tampak tak asing dimata mereka semua, begitupun dengan pria tampan dibelakangnya. Mengenakan pakaian santai yang terlihat pas sekali di tubuh mereka.
Yah, Tin dan Kengkla datang secara bersamaan. Dua pria tampan, dan kedua-duanya adalah Tuan Muda juga, terlihat sekali keduanya adalah pria keturunan konglomerat bahkan hanya dari cara berjalan saja sudah terlihat. Tapi tunggu dulu? Bagaimana bisa seorang Tin Medthanan dan Maba dari fakultas Ekonomi bisa datang secara bersamaan?
P'Type, P'Champ dan yang lainnya langsung menunjukkan tatapan menelisik pada kapten tim mereka, Techno dan juga anggota mereka, Can. Can hanya mengatakan mengundang mereka dan Techno tanpa ada embel-embel orang lain dibelakangnya, lalu sekarang Kengkla si maba terkenal di kampus juga ada bersama Tin. Ayolahh mereka butuh penjelasan.
"Aku membawa tamu, Can." Suara Tin mengintrupsi membuat Can mengalihkan perhatiannya pada Tin.
"Uhhmm." Jawab Can singkat.
"P'Type, bolehkah aku duduk di sebelah P'No?" Kengkla tanpa basa basi meminta Type untuk menggeser posisi duduknya atau memindah duduknya yang saat ini disebelah kanan Techno.
Perlu kalian tau, Tin sudah membooking wilayah VIP yang langsung mengarah pada lift didepan restoran sehingga ketika dia datang maka Can dan teman-temannya akan melihatnya. Sedangkan Kengkla? Sebenarnya Kengkla yang memaksa untuk ikut kakak sepupunya. Alasannya? Karena ada pacarnya disana dan Tin tak menyetujuinya. Tapi karena Kengkla itu licik, jadilah dia bisa ikut bersama Tin dengan bernegosiasi dulu sebelumnya.
Type langsung menggeser duduknya dan membiarkan si maba keras kepala itu untuk duduk disebelah sahabatnya. Type hanya tak ingin berdebat dengan pria seperti Kengkla, dirinya ingat dulu ketika anak itu masih SMA bahkan rela menghabiskan waktu di lapangan sepakbola hanya untuk menonton No berlatih dan perangainya sangatlah keras kepala, yahh sebelas dua belas lah dengan Tin.
"Ini Kengkla, adik sepupuku." Tin mengatakannya tanpa basa basi dan matanya hanya tertuju pada Can.
Benar kan? Tin dan Kengkla itu sebelas duabelas bahkan dari cara bicaranya saja sudah terlihat. Tidak heran jika ternyata keduanya malahan saudara sepupu.
Apa yang akan terjadi di D'Lafeire Resto ya ??
Apa tujuan Tin sebenarnya ??
TBC. . . . . . .
~DI~
Senin, 25 Maret 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN MEDTHANAN?
FanfictionSemua orang terheran-heran bagaimana Mahasiswa imut si CANTALOUPE bisa memporak-porandakan hidup seorang Tin Medtanan dan menjadikannya seorang pacar yang penurut. Padahal dalam kamus hidupnya tak pernah terpikir untuk mengalah atas apapun dan terha...