@Rumah Keluarga Medthanan
Can mendekati salah satu asisten koki keluarga Medthanan untuk meminta minum dan ketika asisten koki tersebut menyodorkan air mineral didalam gelas Tin langsung menyambarnya.
"Biar aku saja." Kata Tin pada sang asisten koki lantas asisten koki menuruti perkataan Tuannya. "Ini Can." Kata Tin sembari menyodorkan gelas berisi air tadi dihadapan Can.
"Minum!" Perintah Can. Hingga beberapa detik Tin tak bergeming, tak mengerti maksud kekasihnya menyuruhnya meminumnya.
"Aku bilang minum, Tin!" Perintah Can untuk kedua kalinya. "Dinginkan kepalamu itu dan juga rasa cemburumu." Ucap Can. "Bagaimana bisa kau cemburu pada asisten koki di rumahmu sendiri huh?" Tanya Can frustasi. "Dan juga aku ingin tahu alasan kenapa seorang Tin Medthanan tak memberiku kabar sedikit pun selama seminggu dan malah menyuruh adik sepupunya untuk menjagaku!" Kesalnya.
Jadi kedatangannya ke sini untuk mengetahui apa yang dilakukan kekasih tampannya selama tak mengabarinya. Jangan sangka Kengkla yang menyuruhnya untuk datang ke rumah ini justru Can lah yang memintanya, dan perkataan Can bagi Kla adalah sebuah perintah tentu saja si calon sepupu iparnya menurutinya karena Can mengancam jika Kla tak mau membawanya ke tempat Tin berada sekarang maka P'No-nya tidak akan bisa ditemui sampai Tin terlihat di depan wajah Can. Yang benar saja! Tentu saja Kengkla tak sudi berpisah dengan Techno-nya.
"Aku harus mempelajari banyak hal, Can." Jawab Tin tenang. "Maafkan aku tak bisa datang sendiri padamu karena memang aku harus segera menyelesaikannya."
Can diam masih dengan posisi berdirinya dengan sorot mata yang tidak setajam tadi. Can hanya diam mengamati Tin yang tak menjelaskan hal apapun lagi.
Tin bingung harus berkata apalagi, pasalnya ini pertama kalinya Can tak bicara apapun setelah Tin menjelaskan, bisa dibilang pertama kalinya Can marah yang benar-benar marah setelah mereka menjalin hubungan.
"Aku akan meminta supir untuk menjemput dan mengantarmu pulang, Can" Tin tiba-tiba saja mengatakan hal itu
Plaakkkk
Tamparan keras mengenai pipi kiri Tin, sangat sakit. Siapa lagi yang menampar jika bukan Can? Wajah Can memerah menahan amarah, sungguhkah Tin berpikir jika itu yang Can inginkan?
"Dengar ya Tin!!" suara Can tinggi sama seperti saat dulu Tin menemui Can dan menghina Ae dan Pete "Apa kau benar-benar berpikir bahwa aku menginginkan hal itu?" tanya Can, matanya mendelik pada Tin dengan jari telunjuknya yang menunjuk wajah Tin.
Kengkla dan Techno tak dapat berbuat apapun selain menonton. Keduanya tak pernah berpikir akan menjadi seperti ini. Can yang marah benar-benar menakutkan.
"Jika masih berpikir begitu, jangan pernah temui aku lagi seumur hidupmu." Final Can.
"Apa maksudmu, Can?!" tanya Tin dengan nada marah.
"Berhenti memanjakanku Tin, aku terbiasa hidup di keluarga sederhana jadi jangan memanjakanku," suara Can tertahan, "Jangan merendahkan orang yang kau cintai, Tin!" Can merasakan sesak di dadanya ketika kata-katanya meluncur dari mulut cerewetnya. "Aku bukanlah anggota keluargamu, aku hanya orang asing yang bisa meretakkan dinding es di hatimu."
"Kalau begitu jadilah anggota keluargaku....." pinta Tin.
"Apa maksudmu Tin?" kali ini giliran Can yang heran dan mengernyitkan dahinya tanda tak mengerti.
"Ayo menikah!" Tin mengajak Can untuk masuk dalam hidupnya seutuhnya.
Di detik selanjutnya, Can tak bisa menyembunyikan butiran bening di pelupuk matanya untuk jatuh melewati pipi mulusnya. Bukankah tadi keduanya bertengkar? Sekarang Tin melamarnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN MEDTHANAN?
FanfictionSemua orang terheran-heran bagaimana Mahasiswa imut si CANTALOUPE bisa memporak-porandakan hidup seorang Tin Medtanan dan menjadikannya seorang pacar yang penurut. Padahal dalam kamus hidupnya tak pernah terpikir untuk mengalah atas apapun dan terha...