Pukul 5 pagi, P'No membangunkan Can dari tidur nyenyaknya. Semalam Can tidur lebih cepat, pukul 8 malam supaya pagi ini bisa di bangunkan dengan mudah karena sudah nyenyak menikmati tidurnya.
"Eunnggghhhh...." Can mengulet, melonggarkan kakinya supaya lebih leluasa.
"Can, bangun....sebentar lagi penata riasmu datang." Kata P'No dengan suara khasnya.
Tangannya sibuk menggoyang-goyangkan punggung Can, cukup keras.
"Iya Phi sebentar lagi." Can menjawabnya dengan mata yang masih terpejam, tangannya masih memeluk guling dengan erat.
"Awww jangan membuat Kla marah, Can. Kau yang memintanya menemanimu ke kantor paman Thrai kan?" Suara P'No kesal karena juniornya itu masih tetap sama, tukang makan dan tukang tidur. Yah meskipun sekarang tak separah dulu saat kuliah.
"Ya...ya Phi." Jawab Can malas, mengacak-acak rambutnya.
Can beranjak dari ranjangnya, membuka lemari mencari kaos untuk ganti baju setelah mandi nanti, kemudian melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Techno mendengar suara percikan air dari dalam kamar mandi di kamar itu. Setelah membangunkan Can dan memastikan Can membersihkan dirinya, Techno kembali ke kamarnya, ahh maksudku ke kamar yang digunakan Kengkla dan Techno untuk tidur (mereka sekamar). Membangunkan sang kekasih yang tertidur dengan tenang dan dengkuran halus yang terdengar teratur, sebenarnya Techno tak tega tapi Kengkla sendiri yang memintanya untuk membangunkan sesaat setelah Techno membangunkan Can.
Techno membisikkan sesuatu di telinga kanan Kengkla, membuat Kla terkesiap dan tersenyum bahagia.
Seumur-umur hanya Techno yang tak kena marah ketika membangunkan tuan muda itu.
Entah apa yang dibisikkan Techno ditelinga Kengkla hingga tak menunggu lama Kla sudah beranjak dari kasurnya dan membersihkan dirinya, Techno yang sudah wangi dan bersih pagi-pagi begini tiba-tiba merasa dirinya seperti seorang Ibu yang baru saja membangunkan anaknya untuk sekolah dan suaminya untuk bekerja.
Kemudian Techno menggelengkan kepalanya, dia itu lelaki, meskipun tak dipungkiri dirinya memang setiap hari membangunkan suaminya_Kengkla. Kengkla lebih dominan dari dirinya, dalam banyak hal Kengkla lebih dewasa, tapi meskipun begitu Kengkla tetaplah bocah karena usianya yang lebih muda dari Techno, terkadang sikapnya masih kekanakkan, bahkan saat merajuk pun membuat Techno pusing tujuh keliling.
...............................
Pukul 06:30 pagi, Tin sudah terbangun dari tidurnya. Berjalan kearah kamar mandinya untuk membersihkan diri, Tin tak tidur nyenyak semalam. Meskipun tak mimpi buruk, Tin tak bisa tidur karena terlalu memikirkan Can yang tak pulang. Memikirkan dimana kekasihnya berada, apa yang dilakukan kekasihnya diluar sana dan apa yang membuat Can memberikannya hukuman seperti ini, ini lebih menyesakkan dari pada Can yang merajuk karena Tin pulang terlambat dari kantornya.
Mengamati wajahnya dari pantulan kaca wastafel, Tin tampak tak baik. Kantung matanya terlihat, bibirnya pucat karena kurang istirahat, tak ada senyum di wajahnya. Seperti dulu.
Tin harus membersihkan dirinya, teringat jika hari ini ada janji temu dengan Kengkla, adik sepupunya. Tin harap, Kengkla mau membantunya menemukan Can, meskipun ini mungkin sudah terlambat. Tin ingat Kengkla pernah berkata jika dirinya membutuhkan bantuannya, maka Kengkla siap membantu, tapi karena kemarin-kemarin Tin tak enak hati jadi sama sekali tidak berniat menghubungi adik sepupunya itu takut mengganggu waktu Kengkla.
Tanpa pikir panjang, Tin masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Dia sudah cuti hari kemarin jadi pekerjaannya tak terhitung banyaknya. Banyak dokumen yang harus di pelajari dan ditandatangani mengingat jabatannya sebagai pemilik perusahaan dan juga CEO sementara sang ayah memegang kendali di perusahaan yang bergerak dibidang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN MEDTHANAN?
FanfictionSemua orang terheran-heran bagaimana Mahasiswa imut si CANTALOUPE bisa memporak-porandakan hidup seorang Tin Medtanan dan menjadikannya seorang pacar yang penurut. Padahal dalam kamus hidupnya tak pernah terpikir untuk mengalah atas apapun dan terha...