Bagian 36

2.6K 299 24
                                    


Sepuluh menit kemudian, No memasuki kamar dimana Can berada, diikuti seorang pria tampan di belakangnya, seseorang yang mendukung Can sepenuhnya untuk bersama dengan Tin, dia Kengkla.

Keduanya terduduk di kursi kecil di kamar tamu tersebut dengan memandang lekat ke arah Can, Kla tersenyum, senyum yang menenangkan, begitu juga dengan No.

"Apa yang ingin P'Can katakan?" Kalimat pertama yang memang seharusnya Can jawab dan jelaskan.

Can cukup sadar kehadirannya yang tiba-tiba di kediaman keluarga Kla cukup mengejutkan, terlebih kedatangannya tanpa kabar dan bahkan meminta Kla untuk merahasiakan dirinya yang kini berada di rumah Kla. Kla cukup terkejut dengan permintaan Can, tapi Kla pikir P'Can nya butuh waktu untuk menenangkan diri jadi dia meng-iya-kan saja permintaan Can.

Wajah Can terlihat bingung, mungkin dia khawatir untuk menjelaskan, juga Can tampak memikirkan sesuatu. Can menyodorkan handphone nya kearah Kengkla, Kla menerimanya dan segera membukanya. (Handphone Can dalam mode pesawat terbang).

"Ada pesan dari nomer tidak dikenal, dia mengatakan banyak hal dan juga menyindirku. Kau bisa membacanya bersama P'No didepanku. Tapi tolong jangan menertawaiku nanti." Can mencebik.

Jari Kla langsung membuka-buka bagian pesan di handphone itu. Matanya menangkap ada satu nomer tanpa nama yang tertulis disana.

Segera Kla membukanya.....

Pesan pertama:
Hai Can, kau tunangan Tin kan?
Kenalkan, aku perempuan yang sudah ditiduri kekasihmu.
Aku berpikir kenapa dia malah memilih tidur denganku di hotel bukannya di rumah dengan tunangannya? Ah....kau masih perjaka ya? Belum memberikan tubuhmu pada kekasihmu?
Kau tidak percaya pada Tin?! Mungkin tubuhmu itu memang tak menarik sama sekali.
Sebentar lagi dia pasti akan meninggalkanmu, dia bilang kau terlalu polos dan lugu tak sesuai dengan apa yang Tin inginkan.
Kau juga cerewet dan menyebalkan, membuat Tin pusing.

Pesan kedua:
Kau pasti bertanya-tanya siapa aku dan bagaimana aku mendapatkan nomer telponmu kan? Akan ku katakan, aku orang yang dekat dengan Tin. Setiap hari kami kerja bersama, dia bercerita banyak hal. Kudengar dia berubah karenamu ya? Sebelumnya aku ucapkan terimakasih Can. Tapi aku mencintai tunanganmu dan akan ku lakukan apapun untuk mendapatkannya.

Pesan ketiga:
Apa kau pikir aku orang gila Can?

Pesan keempat:
Siapkan saja hatimu dan relakan dia pergi dari sisimu, jika perlu tinggalkan saja dia lebih dulu supaya kau tak merasa sakit hati. Ahahaha
Tin akan menikah denganku, karena aku cantik dan menawan.
Sedangkan kau? Badan saja rata begitu. Tidak ada yang menarik!!
Kau sama sekali tak bisa menghibur kekasihmu ketika lelah.

Pesan kelima:
Aku sangat menunggu momen perpisahan kalian supaya aku lebih leluasa bersama Tin dan mengikatnya untuk memiliki hubungan denganku.
Terimakasih untuk menemani hari-hari Tin untukku....
Aku sedikit terlambat datang pada Tin.

Kengkla menatap marah handpone yang ada ditangannya.  Layarnya masih menyala, dan terlihat Kla menahan amarahnya sembari meremas handphone itu.

"Apa-apaan?! Gila!!" Umpat Kengkla.

Kla tak mempercayai pesan itu sama sekali, meskipun kantor ayahnya dan kantor Tin terpisah  lumayan jauh tapi tak pernah Kla meragukan Tin akan perasaannya, terlebih ketika itu Kla pernah berkunjung, Tin ingin cepat-cepat pulang untuk menemui kekasihnya. Sangat bertolak belakang dengan pesan yang Kla baca.

CAN MEDTHANAN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang