Bagian 25

3.1K 326 70
                                    

@Rumah Keluarga Medthanan

"Siang Bi..." Sapa seorang pria tampan kepada wanita paruh baya yang berstatus sebagai kepala pelayan di rumah keluarga Medthanan.

"Si-siang Tuan Muda." Kata si bibi tergagap, pasalnya selama bertahun-tahun tuan mudanya kembali dari Amerika, baru kali ini sapaannya terdengar hangat, ceria dan menenangkan.

Tidak seperti biasanya yang hanya akan lewat begitu saja tanpa menoleh sedikit pun ke arahnya atau ke arah maid yang lain yang ada didekatnya. Jangan lupakan bahwa tuan mudanya ini jarang pulang ke rumah, hanya pulang ketika ada acara penting-pun harus tau acara itu untuk apa dan diperuntukkan kepada siapa.

Jika acara itu tak ada hubungannya dengan kepentingan keluarga atau bisa disebut pesta foya maka Tin tak akan sudi untuk menghadirinya atau bahkan menginjak sejengkal pun rumah keluarganya.

"Tuan muda Tin ingin makan apa? Biar saya minta koki untuk menyajikan hidangan makan siang untuk tuan." Kata wanita paruh baya itu.

"Apa kokinya ada di dapur?" Bukannya menjawab justru Tin kali ini mengajukan pertanyaan balik.

Setelah bertanya, Tin justru menuju dapur rumahnya untuk melihat para maid dan juru masak keluarganya yang sedang merancang menu makan untuk hari ini dan esok, dan seketika itu juga semuanya terkesiap begitu melihat tuan mudanya ada di dapur.

"Apa tuan muda ingin mencoba menu baru?" Tanya kepala koki mencoba mengutarakan pikirannya.

"Bisa buatkan aku jus?" Tanya Tin terlihat riang.

"Tentu saja tuan muda." Kepala koki itu tersenyum ramah.

Tin melangkahkan kakinya menuju meja makan dan terduduk di salah satu kursinya, pandangannya cermat menyusuri setiap jengkal sudut ruang makan yang tidak jauh dari dapur itu. Tangannya diketuk-ketukkan ke meja makan yang terbuat dari kaca hingga menyebabkan bunyi yang sedikit berisik di rumah megah yang sunyi itu.

Tak berapa lama, Tin merasakan handponenya bergetar dan segera saja dia mengambilnya di saku kemeja sebelah kirinya. Tersenyum kemudian setelah melihat siapa gerangan yang menelponnya di siang hari begini.

"......."

"Hallo Can, sudah selesei kuliahnya?" tanya Tin riang.

"......."

"Ah begitu, iya aku di rumah." Jawabnya pelan dan halus.

Langkah kakinya menuntunnya menuju dapur untuk meminta jus yang tadi dirinya pesan dari sang koki untuk melegakan rasa hausnya yang sejak tadi menyerang, terduduk di kursi yang ada di hadapan sang koki, meja itu didesain seperti di bar jadi kalian bisa bayangkan sendiri bagaimana posisi Tin. Dengan tangan kirinya yang sibuk memegangi handpone nya tetap berada di telinga kirinya.

"Kapan-kapan datanglah kerumahku" Tin menawarkan Can untuk bertamu.

"......"

"Tidak apa, ada aku. Aku akan melindungimu." Katanya, nadanya serius.

Tampaknya orang diseberang telepon membahas hal yang serius saat ini hingga Tin yang sejak tadi tenang tiba-tiba menghentikan aktivitas minum jusnya.

"Can, aku merindukanmu......" Tin tiba-tiba mengatakan rindu, dirinya bahkan mengatakan itu tanpa melihat tempat, dan jangan lupakan senyum Tin yang begitu lebar.

Tolong ingatkan Tin bahwa saat ini para maid dan koki diam-diam menguping pembicaraan tuan muda mereka. Mereka diam-diam tersenyum meledek.

"....."

CAN MEDTHANAN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang