Bagian 33

2.9K 292 45
                                    


@Ruang Tamu Kediaman Keluarga Medthanan

Sepuluh menit yang lalu seorang gadis cantik datang berkunjung ke kediaman Medthanan, bertamu dengan ramah ah maksudku berusaha ramah. Menyapa Tin, tuan dan Nyonya Medthanan di ruang tamu, tak ada Can disana.

"Jadi, dimana Can?" Benak Nein bertanya.

"Cari siapa, Nein?" Suara berat Tuan Thrai menyapa pendengaran Nein.

Yah, Neinlah gadis cantik yang rajin bertamu ke kediaman keluarga Medthanan. Tak menyerah untuk mendapatkan simpatik dari keluarga konglomerat itu meskipun sudah jelas-jelas Tuan Thrai telah menolak dengan halus maksud baik keluarga Nein. Mungkin lebih tepatnya maksud baik yang terselubung untuk mendapatkan bagian harta dari keluarga Medthanan.

"Dimana Can, Om?" Tanyanya lembut, tampak malu-malu.

"Untuk apa mencari Can?" Tanya Tin dingin sambil membaca korannya ditemani kopi hitam yang baru di taruh diatas meja oleh Maidnya.

"Nein, untuk apa mencari calon menantu kami?" -Nyonya Medthanan.

Nein tiba-tiba merasa atmosfir di sekitarnya berubah, nada suara Tin begitu dingin seolah menarik semua keberaniannya, tingkah Tuan dan Nyonya Medthanan seakan ingin mengintrogasinya dengan cara halus.

"Ha-hanya ingin mengobrol dengan Can, Om, Tante, Tin." Gadis cantik itu mencoba tersenyum meskipun kegugupan tiba-tiba melingkupinya.

Tin melipat dan menaruh surat kabar yang tadi dibacanya di sofa sebelahnya yang kosong.

Melipat kedua tangannya didepan dadanya, tersenyum pura-pura lalu mengarahkan tatapan intimidasi yang sudah lama tak pernah di tunjukannya pada siapapun.

"Mengobrol?" Tin bertanya sinis. "Apa yang kau obrolkan dengan kekasihku?" Kali ini Tin mengintrogasi Nein secara terbuka, mencari tau sendiri dari mulut Nein.

"Banyak, Tin." Jawab Nein cepat.

"Benarkah?" Tin menyahut secepat kilat, melancarkan tatapan curiga pada Nein.

"Benar, Tin." Nein dengan wajah meyakinkan, wajah cantiknya digunakan untuk merayu ah bukan, lebih tepatnya digunakan untuk meyakinkan Tin.

Pikiran Nein sudah mulai kalut, dirinya khawatir jika apa yang dia lakukan pada Can diketahui Tin, terlebih Tin itu menakutkan jika sedang marah, dia sering mendengarnya dari Pete. Nein mengenal Tin karena Pete, Nein menyukai 2 pria itu. Jika tidak bisa mendapatkan Pete, maka pilihan terakhir, dirinya harus mendapatkan Tin. Meskipun sudah meminta Ayahnya untuk meminta baik-baik pada Tuan Thrai, ternyata tak berhasil juga. Tuan Thrai menolak dengan halus, meskipun begitu Nein tak bisa menerima keputusan tuan besar Medthanan itu hingga akhirnya dirinya memiliki rencana untuk membuat Can, tunangan Tin tak betah berada di rumah itu.

Nein selalu bisa memanipulasi wajahnya, istilahnya dia gadis yang memiliki seribu muka. Didepan keluarga Tin tampak cantik, anggun dan sopan tapi berbeda ketika para tuan rumah tak ada, dirinya akan menjelma menjadi setan yang tak segan memberi pelajaran pada siapapun yang menghalangi keinginannya.

***

Bagaimana bisa Tin dan Keluarga Medthanan mengijinkannya menginap? Kejadiannya begini, saat itu Nein datang baik-baik mengatakan masih ingin menjadi teman Tin meskipun Tin telah menolaknya sebagai tunangan. Tin awalnya tak peduli meskipun Nein salah satu teman Pete, tapi Can menerima Nein dengan tangan terbuka. Awalnya tuan Thrai ingin agar Nein bisa menjadi teman mengobrol Can di rumah besarnya ketika ia dan sang putra sedang berada di kantor, karena tuan Thrai tau menantunya mudah bosan apalagi jika sendirian. Suatu hari Tin menemani ayahnya untuk perjalanan bisnis ke Vietnam hingga keduanya tak dirumah selama 3 hari, nyonya Medthanan juga ikut menamani tapi ketika Tin mengajak Can, kekasihnya justru menolak dengan alasan ada yang menemaninya di rumah.

CAN MEDTHANAN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang