Bagian 35

2.7K 282 45
                                    


Can pergi dengan banyaknya pertanyaan di benaknya, Tin sama sekali tak mengejarnya. Jangan-jangan semuanya benar? Pikir Can.

Langkahnya terasa berat karena kekecewaan terus saja menggerogoti hatinya, otaknya berusaha menampik semua isinya saat ini tapi hatinya tak bisa di bohongi.

Menaiki kendaraan umum seperti saat dirinya dulu belum mengenal Tin, pria tampan yang selalu memanjakannya. Musuh bebuyutannya dahulu. Taksi itu berhenti di sebuah rumah mewah yang masih satu komplek dengan rumah mertuanya, Thrai Medthanan.

Berjarak hanya beberapa ratus meter dari rumah besar yang dia tempati, memberanikan diri untuk menekan bel rumah itu.

Ting Tong ......

Ting Tong ......

Setelah beberapa lama pintu terbuka, memperlihatkan wajah seseorang yang begitu di kenalnya. Ekspresinya terkejut, Can datang sendiri ke rumah ini jadi dia tau orang ini pasti menanyakan keberadaan Tin. Disusul dibelakangnya seorang pria muda yang tampan yang sudah dikenal Can dengan baik, wajahnya cukup datar meskipun Can yakin pria itu juga pasti heran dengan kedatangannya yang tanpa kabar ini.

"Can!?" Panggil seorang pria tinggi di hadapan Can.

"P'Can? Mana P'Tin?" Tanya pria tampan yang kini berada disebelah kanan pria yang tadi memanggilnya.

Ekspresi Can sejak awal tak terbaca, meskipun menyiratkan kekecewaan yang mendalam. Pria mungil ini terlihat banyak pikiran, anehnya dia tak menangis.

"P'No....." Panggil Can. "Tolong aku!!" Pintanya.

Brukk.......

Tubuh P'No terhuyung kebelakang kala Can, junior kesayangannya tiba-tiba memeluknya. Tadi saat bel berbunyi, Techno sedang bersama Kengkla duduk di ruang tamu, mengobrol seperti biasa dan Can sama sekali tak mengabarinya jika anak itu akan datang ke rumah Kengkla.

Techno bisa merasakan pundak Can bergetar, adik kecilnya sedang menahan tangis. Techno tau Can tak akan menangis, selama ini No tak pernah melihat Can menangis, paling parah hanya merengek padanya dan cemberut.

Kengkla langsung bisa menebak beberapa hal dalam otaknya, Can datang sendiri ke rumahnya dan tak ada Tin disisinya bukanlah hal yang sulit dia tebak. Itu artinya kakak sepupunya dan calon kakak iparnya ada masalah. Entah masalah apa, Kla pikir tak perlu terlalu memikirkannya, nanti juga Can akan menceritakannya sendiri. Mungkin bukan padanya, tapi pada P'No nya.

Techno menggiring Can masuk ke rumah Kengkla seperti di rumahnya sendiri, bersikap seperti tuan rumah. Meminta adik kecilnya untuk duduk dan menenangkan pikirannya, jika sudah tenang No harap Can akan menceritakan masalahnya dan dia bertekad meminta pacarnya untuk membantu juniornya itu.

"Phi, minumlah!" Kengkla menyodorkan segelas air putih pada Can, Can memperhatikan kedua pria di dekatnya lekat-lekat. Kemudian tangannya terulur dan segera meminum habis air itu.

"Terimakasih, Kengkla, P'No."

"Phi, jangan terlalu banyak berpikir. Ceritakan saja nanti, sekarang istirahatlah!" Perintah Kengkla, dia begitu lembut hanya pada P'Can dan P'No nya.

.........................

Di tempat lain, seorang pria terus saja menjalankan mobilnya ketempat-tempat yang biasa dia datangi bersama sang kekasih, mendatangi satu-persatu rumah teman-teman kekasihnya yang sudah dia ketahui, menelpon teman-teman kekasihnya untuk mengetahui dimana sang kekasih berada. Mungkin saja kekasihnya akan menginap di salah satu rumah diantara mereka.

CAN MEDTHANAN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang