27 , Maret 2019
Bagaskara tiba di Bandara Soekarno Hatta. Ia pun langsung menuju ke Apartemen saudara kembarnya yang berada di Kawasan Jakarta Pusat. Sekitar pukul 10:00 Bagaskara telah sampai di sana.
"Halo- lo dimana?" tanya Bagaskara lewat Telepon.
"Gue di rumah sakit Sehat Internasional Gas, lo kesini aja." jawab Baskara.
Mendengar jawaban sang Adik, bagaskara terkejut. Alisnya terangkat dengan dahi yang berkerut, "lo sakit?" tanyanya lagi memastikan.
"Jangan banyak tanya lo kesini aja..."
"Tapi, lo ben.."
Tut.. tut.. tut..
Panggilan terputus, Adiknya ini memang sungguh keterlaluan. Abangnya sedang khawatir dia malah seenak jidat menutup telepon. Ya mengingat memang kebiasaan Baskara selalu seperti itu. Dengan raut wajah yang kesel Bagaskara terpaksa mengikuti perintahnya.
"Sumpah ya.. kalo bukan Adik gue, udah gue bunuh tuh..." mulutnya terus bergerutuk di tengah jalan.
Bagaskara kembali menuruni lift, saat sampai di lantai bawah....
"Baskara...." panggil seorang gadis dari kejauhan. Bola mata Bagaskara tertuju padanya.
"Akhirnya gue nemuin lo lagi...." gadis tersebut langsung memeluk erat Bagaskara.
"Eh" Bagaskara terkejut, tapi tidak menolak.
"Lo harus kasih tau dulu, alasan lo mutusin gue! kalo engga gue bakal terus meluk lo... sampe remuk!" ancam Gadis tersebut yang tak lain adalah Sekar.
Bagaskara semakin bingung di buatnya. Tangannya memaksa gadis tersebut untuk menyingkir dari tubuhnya.
"Pokoknya Sekar gak bakal lepasin... kalo babas engga ngasih tau alasan kita putus."
Bagaskara semakin risih, Gadis tersebut semakin berutal terhadapnya.
"Ini orang gila dari mana sih?? Fans si baskara banyak banget!" batin Bagaskara dengan raut wajah yang sudah kesal semakin kesal.
"Minggir apa!" brontak Bagaskara menyingkirkan gadis tersebut dari pelukannya.
Gadis itu pun mendengus kesal, "Baskara kok sekarang kasar sih? salah Sekar apa?" kejutnya.
Bagaskara makin tidak mengerti dengan dirinya. Ia baru saja pulang dari Amerika Serikat untuk menemui Adiknya, belum juga bertemu Baskara. Bagaskara malah harus di hadapi oleh perempuan gila yang mencintai Adiknya.
"Gue bilang aja kali ya kalo gue ini bukan baskara?" Bagaskara memikir-mikir rencana.
"Ah.. engga, Nanti gue malah kena marah lagi sama si baskara,... dia kan anaknya rese, yang ada kuliah gue gak di bayarin lagi..." batinnya.
Kemudian Bagaskara kembali memperhatikan gadis tersebut, "kok diem?" tanya Sekar.
"kenapa ngeliatin Sekar? Babas masih suka kan sama Sekar? masih Cinta kan?" cetus Gadis tersebut kepedean.
Bagaskara mengehala nafasnya, "minggir gue mau jalan.."
"gak mau, kasih tau dulu kenapa Babas mutusin Sekar" Sekar menghalang-halangi jalan Bagaskara.
"minggir!" pinta Bagaskara lalu berjalan ke kiri.
Sekar menghalanginya lagi.
"Minggir!" pinta lagi Bagaskara lalu berjalan ke kanan, kembali lagi Sekar menghalanginya.
Sampai yang ketiga kalinya, "Minggir!" bentak Bagaskara sekuat tenaga, lalu berjalan ke depan. Namun nihil Sekar masih menghalangi dirinya.
Namun kali ini wajah Sekar terlihat menahan takut, "lo kenapa?" tanya Bagaskara, sambil mencermati raut wajah gadis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TWINS CEO
Teen FictionBaskara, Seorang CEO di PT Market Sejahtera dengan terpaksa harus bertukar posisi dengan saudara kembarnya, Bagaskara. Karena suatu masalah, Sehingga membuat kekasihnya, Sekar harus mencintai orang yang salah. Dia malah harus berjuang menggapai cint...