Part 11.5 - Pesta

426 20 31
                                    

April semakin dekat berjalan ke arah Bagaskara. Ia seperti telah mengetahui bahwa pria tersebut ada di ujung sana.

Bagaskara semakin panik sementara Sekar terlihat bingung di buatnya.

"Babas kenapa sih?" tanya Sekar polos, gadis tersebut sepertinya belum mengetaui akan kehadiran April. Selang beberapa detik Dewa membuka pintu bagian depan mobil milik Bagaskara itu.

"Lo gak jadi ke toilet?" tanya Dewa langkah kakinya tertahan melihat kedua orang tersebut masih berdiri di depan pintu mobil.

"Kita masuk ke mobil lagi, buru!" seru Bagaskara sambil mengacak rambutnya. Wajahnya masih terlihat panik.

Dengan sigap pria tersebut langsung menyuruh Dewa untuk masuk kembali ke mobil sambil mendorongnya.

Sementara Sekar terlihat malah terdiam di ambang pintu mobil tersebut, membuat Bagaskara semakin gemas dengan gadis tersebut.

"Gue bilang masuk, Ayo!" Bagaskara pun langsung mendesak tubuh gadis tersebut. Menyebabkan Sekar tersedat ke dalam setelah itu Bagaskara pun ikut masuk ke mobil. Menutup pintu mobilnya rapat-rapat.

"Ada apa sih Bas?" tanya Sekar lagi. Gadis itu semakin penasaran.

"Iya ada apaan sih Bas?" Dewa ikut bertanya ia menoleh ke arah belakang. Tepat di mana Sekar dan Bagaskara sedang terduduk.

"Ada April bodoh! nanti kalau dia ngeliat kita masalah sudah!" jawab Bagaskara matanya terus melihat keluar melalu kaca mobilnya. Nafasnya terdengar tak karuan.

Sekar masih menatap bingung pria di sampingynya itu, "April?"

"Iya makanya liat noh!" tunjuk Bagaskara ke arah luar.

Kemudian Sekar pun menyorot matanya ke arah yang Bagaskara tunjuk. Memang benar terlihat April sedang berjalan, namun dia tidak ke arah sini.

"Dia enggak ke sini Bas" kata Sekar polos.

"Iya di belok noh!" sunggut Dewa meyakinkan.

Bagaskara menutup kedua telinganya, "Lo pada bisa diem gak sih! gue itu antisipasi aja," decak Bagaskara kesal. Mengehala nafasnya dengan susah payah.

Tuk Tuk Tuk.

"April!" kaget Bagaskara ketika mendengar pintu kaca mobilnya yang di ketuk.

"Itu pak Doni bodoh!" kata Dewa sadis.

Membuat Bagaskara mengelus dadanya pelan, "Tahu nih Babas kenapa sih jadi takut sama April?" tanya gadis itu lagi. Naluri keponya mulai keluar.

Seolah tak menggubris omongan gadis itu Bagaskara langsung membuka kaca mobilnya.

"Ini mas Bas pakaian yang di minta.." ucap Pak Doni salah satu supir pribadi Bagaskara yang selalu ada di saat ia butuh. Pak Doni pun memberikan beberapa pakaian laki-laki dan perempuan yang di pesannya tadi. Setelah itu pria tersebut kembali pergi dan kaca mobil Bagaskara segera di tutup kembali dengan cepat.

"Punya Sekar mana?" pinta gadis itu tak sabaran, padahal Bagaskara baru saja memegang pakaiannya.

"Sabar dikit kek," jawab Bagaskara, kemudian memberikan satu setel pakaian perempuan yang sangat bagus.

Sekar pun langsung melebarakan pakaian tersebut dan mendapati sebuah gaun berwarna biru tua dengan motif bunga di seluruh bagiannya.

Sekar pun langsung melebarakan pakaian tersebut dan mendapati sebuah gaun berwarna biru tua dengan motif bunga di seluruh bagiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi Pakaian yang di berikan oleh Bagaskara kepada Sekar)

"Walahhh... Sekar suka sumpah..." seolah kagum dengan pakaian pemberian Bagaskara, Sekar kembali memeluk pria di depannya itu dengan cepat.

"Sekar sayang Babas pokoknya, Maukan Babas balikan lagi sama Sekar?" ucap gadis tersebut dengan tatapan mata yang lembut. Menatap kedua bola mata Bagaskara, sambil berkedip berkali-kali mencoba mengoda pria yang sedang di peluknya itu.

Bagaskara mengangkat satu alisnya, memasang wajah ilfeel dengan dahi yang mengkerut, "Gue gak mau!" tegas Bagaskara penuh penekanan.

"Zinah lagi Zinah!" teriak Dewa melepaskan unek-unek kecemburuannya membuat kedua insan yang ada di belakangnya langsung menatap ke arah pria yang ada di tempat kemudi tersebut.

"Bisa diem gak sih Wa!" decak Sekar kesal. Matanya menatap tajam pria di depannya itu.

Sementara Bagaskara masih memasang wajah risih karena pelukan gadis tersebut yang tak kunjung di lepas.

"Siapa juga yang mau di peluk dia, Lepasin!" perintah Bagaskara dengan nada sedikit membentak.

Sekar pun dengan cepat melepas pelukannya itu sedikit terlihat rasa takut di ekspresi wajahnya.

"Gue gak suka ya lo kaya gitu. Kaya wanita murahan tahu gak Kar," kata Bagaskara sadis, tatapannya berubah tajam. tanpa berkata lagi pria tersebut langsung keluar dari mobilnya, meninggalkan Sekar yang masih tertegun karena ucapannya itu.

Sekar mendongkakan wajahnya ke atas, "E-emang gue murahan ya? kenapa Baskara ngomongnya kasar banget, Dua bener-bener udah berubah.." Sekar menahan air matanya yang masih terbendung di bawah kelopak matanya. Mungkin kata-kata Bagaskara kali ini sungguh menyelekit. Tak tahu sudah berapa kali pria itu membuatnya hampir menangis.

Melihat gadis tersebut dari kaca depan, membuat Dewa langsung membalikan tubuhnya.

"Lo kenapa?" tanya Dewa, dirinya langsung mendekati Sekar yang tertunduk sendu menatap gaun pemberian Bagaskara.

"Lo gak murahan kok, lo mahal sumpah," kata Dewa lagi ia berusaha menenangkan gadis di hadapannya. Karena Dewa mendengar sendiri ucapan Bagaskara tadi. Memang terdengar cukup keras, Sungguh prilaku tak pantas jika seorang pria dengan gampang membentak wanita.

Sekar menggeleng , "Engga Wa, gue emang murahan!" ia terkekeh.

"Engga Baskara itu cuma becanda Kar, gue yakin!"

"Engga- gue emang wanita murahan Wa! gue emang gak pantes dapetin dia!"

Air mata Sekar pun tumpah seketika. Membasahi kedua pipinya, Tubuhnya langsung terdorong ke depan dengan sendirinya. Membuat Dewa harus menahan Sekar, "Gue gak tahu kenapa dia jadi sejahat itu sama gue? apa sih yang salah dari gue Wa?" Kemudian gadis tersebut menyandarkan dagunya ke bahu pria di hadapannya itu. Membuat Dewa menjadi grogi dan tidak tahu ingin melakukan apa terhadapnya. Dengan rasa cangung Dewa berusaha mengelus punggung gadis tersebut. Rasa ingin memeluknya namun tak bisa. Terasa beberapa tetes bulir air mata jatuh membasahi pundak pria itu.

"Pokoknya gue mau pulang! Gue gak bakal gangguin dia lagi, Lo bakal jadi saksi omongan gue ini Dewa!" ucap Sekar ia pun langsung meninggalkan gaun pemberian Bagaskara di dalam mobil tersebut. Dan segera keluar dari sisi kanan pintu mobil. Dengan air mata yang terus menetes sepertinya gadis tersebut telah kehilangan moodnya.

"Sekar!" teriak Dewa memanggil gadis itu yang dengan cepat berlari, menyisahkan pintu mobil yang belum tertutup. Entah mau kemana dia.

"Abis lo Bas kalo ketemu gue! Udah dua kali lo buat dia nangis, kali ini gue gak bakal tinggal diam!" batin Dewa. Tangannya mengepal kuat,

Dewa terlihat begitu perhatian dengan Sekar. Meski cintanya selalu di sia-siakan. Namun Dewa yakin Tuhan akan memberikan ending yang terbaik bagi mereka yang mau berusaha.

***

Haloo Maaf kali ini updatenya pendek hehe. Jangan lupa klik VOTE dan tinggalkan KOMENTAR.

MY TWINS CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang