Part 17.2 - Siaran Radio

387 24 16
                                    

"Oke langsung saja, Di sini sudah ada kaka Baskara. Hallo kak?" sapa penyiar radio.

"Hallo," jawab Bagaskara.

Sekar semakin serius mendengarkan siaran radio tersebut.

Lima menit Sekar mendengarkan jenjang karir dari Baskara dan saat yang di tunggu-tunggu pun tiba. Dimana host dari acara tersebut secara langsung bertanya. "Apakah kaka Baskara saat ini sudah memiliki kekasih?"

Sontak jantung Sekar berdegup semakin cepat. Tegang, sudah pasti. Ia berusaha meminalisir semua rasa tersebut dengan menggigit bibir bagian bawahnya. "Sudah beberapa minggu gue gak ketemu Babas, apa dia udah punya pacar lagi ya?" batin Sekar.

"Sebenarnya kalau untuk pacar sendiri... saya belum...."

Sekar menggertakan giginya tegang.

"Belum punya," jelas Bagaskara.

Mata Sekar melebar mendengar ucapan tersebut. Seakan masih memiliki harapan namun bagaimana pun Sekar masih mencoba menepati jenjinya terhadap Dewa. Ya, membuka hati untuknya. Entah bisa atau tidak namun gadis tersebut masih terus berusaha.

"Wah, ternyata masih jomblo sahabat Reo. Ada yang mau pdkt gak nih sama kaka Baskara? hehe. Tapi bener kak, Belum ada yang membuat kaka tertarik gitu? atau masih gak bisa move on sama mantannya?" host Reo kembali memancing.

"Ehm.... untuk saat ini belum ada. Tapi kalau di bilang belum move on, saya aku 'Iya'," jelas Bagaskara lagi.

"Whoooo ternyata oh ternyata sahabat, Seorang CEO bisa juga ya terjerat satu cinta."

Lagi dan lagi, penjelasan kedua dari sosok Bagaskara membuat Sekar seakan ingin melompat. Bagaimana pun itu tandanya dia masih belum move on dari Sekar? what!

Sekar memasang wajah bingung, "Benarkah semua perkataan Baskara saat ini? terus apa alasan dia dulu mutusin gue? kenapa dia aneh kayak gitu? gue makin gak ngerti sama jalan pikirannya. Gak! pokoknya gue gak boleh dengan gampang terbujuk dengan ucapab-ucapan dia!" batin Sekar.

Setelah itu Sekar langsung mematikan Radio tersebut. Wajahnya tampak kesal namun juga terlihat bingung. Entah apa yang ada di dalam benak Sekar sekarang. Percaya? atau Tidak?

Sekar kembali duduk di kursi awal, menunggu kedatangan seorang wanita yang tak kunjung datang.

Wajah Sekar berbubah cemas. "Apa gue telfon lagi aja kali y?"

Namun saat ia hendak mengambil ponselnya dari dalam tas.

"Permisi, maaf saya telat mbak." kata wanita yang Sekar tunggu tiba. Wanita itu membuka pintu kaca lalu segera duduk berhadap-hadapan
dengan Sekar.

Sekar tersenyum. "Baru aja saya mau telfon mbak," jawab Sekar.

Wanita itu menghela napas berat dan menumpuk kedua tangannya ke atas meja. "Ehm.. maaf mbak, saya gak bisa lama-lama. Karena tadi ibunya Callia menyuruh saya pulang sebelum maghrib." kata wanita itu. Sekar mengangguk mengerti setelah itu ia langsung to the point bertanya. "Maaf sebelumnya mbak, kenalin dulu... saya Sekar. Bukannya saya ingin ikut campur dengan permasalahan Callia yang sedang Callia hadapi saat ini. Saya hanya ingin bertanya sedikit sama mbak, sebenarnya Callia itu kenapa ya? dan ada hubungan apa dia dengan Dewa?" tanya Sekar cukup panjang.

Wanita itu mengatur napasnya terlebih dahulu sebelum menjawab. Wajahnya terlihat sedikit ragu untuk menjelaskan. "Saya Anita, mbak Sekar, Ehmm.. sebenernya... saya juga tidak terlalu mengerti tentang permasalahan anatara Dewa dan Callia."

Sekar mendelik, menatap wajah wanita itu penuh keseriusan.

"Tapi.. yang saya ketahui dari cerita ibunya Callia kalau Callia itu mengalami stress berat yang menyebabkan dirinya menjadi seperti itu." tambah wanita itu yang bernama Anita.

MY TWINS CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang