Brayen dan Bella telah sampai di Perumahan Kembang Lana.
"Mewah banget pestanya" mata Bella berbinar menyapu padangannya dari depan. Melihat sekumpulan orang dengan pakaian terlihat elegan serta terkesan mahal.
"Wuih ada bule juga loh Brayen," ucap Bella sambil menepuk-nepuk bahu Brayen yang ada di sampingnya.
Merasa bahunya di tepuk-tepuk membuat Brayen harus memegang pergelangan tangan Bella, "Iya-iya gue lihat terus kenapa?" tanya Brayen wajahnya terlihat bete. Mungkin dia cemburu.
Bella melirik ke arah Brayen sebentar, "Kalau di lihat-lihat gantengan lo sih, tapi kulitnya putihan dia?" Bella terlihat membanding-bandingkan.
Brayen memutar bola matanya malas, "Lo mau gue kenalin sama bule itu?" Brayen kembali bertanya membuat Bella harus mengernyitkan dahinya.
"Maksud lo apa sih?" jawab Bella bingung.
"Lo mau masuk apa mau liatin bule itu doang? kalau mau liatin doang ya gak zaman, makanya gue ajak lo biar kenalan." jelas Brayen.
"Kok gitu?"
"Terus lo maunya gimana?"
"Lo beneran suka sama gue gak sih?" Bella mulai gemas.
"Suka" bales Brayen polos.
"Terus kenapa lo malah mau ngenalin gue sama bule itu?"
"Tadi katanya lo bilang dia ganteng," Brayen memberi alasan.
"Terus lo rela aja gitu kalau gue misalnya pacaran sama bule itu?" Sekar manatap Brayen tajam.
"Ya mau gimana lagi, lo sebenernya nerima gue apa engga sih," tegas Brayen.
"Ya... gue bilang kan nanti gue pikir-pikir dulu," kata Bella gugup.
"Jangan kebanyakan mikir, entar gue di ambil orang baru tahu rasa lo!"
Brayen langsung berjalan meninggalkan Bella, terlihat gadis tersebut berdesis kesal.
Gue itu ngetes lo bodoh! Lo itu cemburu apa engga! Dasar cowok gak peka!
Bella pun menghentak-hentakan kakinya ke tanah. Gemas akan tingkah Brayen saat ini.
Gadis itu kemudian kembali melanjutkan langkahnya, mengikuti Brayen yang telah masuk ke area pesta.
Sesampainya di dalam Brayen seperti mencari seseorang. Matanya terus menoleh ke segala arah.
"Brayen!" panggil Bella
Brayen pun menoleh ke arah gadis di belakangnya itu, "Apa lagi?" tanyanya.
"Sekar mana ya?"
"Ini gue juga lagi nyari dia,"
Sedetik kemudian terlihatlah Bagaskara dengan jas hitam barunya. Berjalan dengan santai ke arah segerombolan bule yang di lihat Bella tadi.
Melihat Bagaskara membuat Brayen segera menghampiri pria tersebut. Tak terkecuali dengan Bella yang mengintili di belakangnya.
"Baskara tunggu!" panggil Brayen, langkah kaki Bagaskara pun tertahan dan menatap pria yang memanggil namanya itu.
Tanpa basa basi Brayen langsung bertanya, "Sekar mana?"
Pria tersebut kemudian tertegun, "Lagi ganti baju kayaknya," jawab Bagaskara.
"Muka lo kenapa bonyok gitu?" tanya Brayen heran.
Sedetik kemudian Bella pun hadir di tengah perbincangan mereka, gadis tersebut berusaha mengatur nafasnya. Lalu menatap Bagaskara dan bertanya pertanyaan yang sama seperti Brayen.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TWINS CEO
Ficção AdolescenteBaskara, Seorang CEO di PT Market Sejahtera dengan terpaksa harus bertukar posisi dengan saudara kembarnya, Bagaskara. Karena suatu masalah, Sehingga membuat kekasihnya, Sekar harus mencintai orang yang salah. Dia malah harus berjuang menggapai cint...