Saat Bagaskara keluar ruangan kerjanya, ia pun segera menuju lantai bawah (G). Niatan untuk mencari makanan di luar malah harus bernasib buruk.Tepat pintu lift tersebut terbuka, terlihatlah sesosok gadis rese yang di temuinya waktu itu. Siapa lagi kalau bukan Sekar, pacarnya si Baskara. Yang udah di putusin tapi masih aja ngarep. Dasar bucin!
"Ini kan belum jam satu, itu cewek bencana ngapain udah dateng.... Mati dah gue!" batin Bagasakara.
Kemudian dengan terpaksa ia berjalan, menutupi wajahnya sendiri dengan kedua tangannya.
mata Sekar seakan terus mencari Pria kesukaannya. Ia tidak lengah matanya seperti monyet di film toy story 3. Mengawasi daerah sekitarnya.
"Semoga aja dia kaga ngeliat gue!" Bagaskara terus mengendap layaknya maling. Berusaha memalingkan wajahnya, agar tidak terlihat oleh Sekar. Bagaimana pun pasti dia akan mengira bahwa dirinya adalah Baskara.
Entah Tuhan memang sedang memberikan ujian pada Bagaskara atau tidak. Namun, saat hendak menuju pintu keluar.... Mata Sekar langsung menyambar. Ia menyorot tajam Bagasakara.
"Ketemu loh!" Sekar segera berlari. Mengajar Bagaskara yang berusaha menghindar dari sergapannya.
"Eh! Eh! Eh! mau kemana Babas...." cetus Sekar sambil menarik kerah baju Bagaskara dengan kencang.
Bagaskara segera menurunkan tangannya yang sedari tadi menutupi wajahnya, "Sial.. nih cewek matanya ada berapa sih? tahu aja...." batin Bagaskara kesal.
Sekar tersenyum miring, kemudian mensejajarkan tubuhnya di samping Bagasakara.
"Pasti mau makan siang kan? bareng Sekar aja ya Bas?" terka Sekar dengan yakin.
Bagaskara menaikan satu alisnya dengan dahi yang mengkerut ia merasa ilfeel dengan gadis di hadapannya ini, "Ka-ga... gue mau ke........ ke Warkop! Bukan Makan siang. Ngerti!" elaknya dengan gugup sambil memberikan alasan tak masuk akal.
Sekar tertegun sebentar, setelah itu kembali lagi nyerocos, "Bohong! Babas kok jadi gini sih sama Sekar? salah Sekar apa coba. Sekar kan masih sayang sama Ba...."
"Gue udah gak sayang..." potong Bagaskara cepat.
Mata Sekar pun membulat, seakan tak percaya dengan omongan lelaki di hadapannya ini.
Setelah itu Bagaskara pun langsung meninggalkan Sekar tanpa rasa bersalah. Ia mencoba acuh, sebagaimana yang di intruksikan oleh sang Adik.
Sekar tak mengejarnya, "Mampus... kicap kan lo! makanya jangan ngejar-ngejar gue! Eh Baskara deh..." batin Bagaskara.
"Ishhhhhhhhh...." Sekar semakin geram. Ia tidak mau kalah begitu saja. Dengan keteguhan hati dan kesabaran Ia bertekad harus bisa mendapatkan hati Baskara lagi.
Sekar segera berlari, dengan tergopoh-gopoh ia mengejar Baskara (yang sebenarnya Bagaskara).
"Babas .. Tunggu!" panggil Sekar dengan teriakan yang cukup keras.
Bagasakara sebenarnya mendengar, namun ia berusaha acuh dan terus berjalan keluar Kantornya.
"Pak Doni kemana lagi?" keluh Bagaskara ketika sampai di halaman depan kantornya, tak ada Pak Doni yang biasanya sudah memarkirkan mobilnya di depan.
Bagaskara pun sesekali menoleh ke belakang, melihat Sekar yang sudah semakin dekat. Ia terus memperhatikan kawasan sekitar mencari mobil sport pribadinya yang tak kunjung datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TWINS CEO
Teen FictionBaskara, Seorang CEO di PT Market Sejahtera dengan terpaksa harus bertukar posisi dengan saudara kembarnya, Bagaskara. Karena suatu masalah, Sehingga membuat kekasihnya, Sekar harus mencintai orang yang salah. Dia malah harus berjuang menggapai cint...