Pukul 00:00 Bagaskara tiba di Apartemennya. Setelah menjalani pesta yang cukup melelahkan baginya. pria tersebut langsung merebahkan tubuhnya di kasur, menatap langit-langit kamarnya.
Bagaskara masih memikirkan kejadian yang tadi di alaminya. Ia mulai berpikir "Apakah dirinya terlalu kasar kepada wanita?"
Mungkin semenjak kejadian beberapa bulan lalu saat di Amerika, dimana Leo sahabatnya merebut Angelica darinya. Seakan rasa trauma terus menghantui pikiran pria itu. Dan soal kenapa dia tidak bisa berantem layaknya pria lain, hanya ada satu alasannya. Karena pada saat di Amerika, Bagaskara pernah baku hantam dengan Leo. Menyebabkan Leo harus masuk UGD. Rasa traumatic itu muncul ketika keluarga LEO menggugat Bagaskara ke rana hukum. Menyebabkan pria tersebut harus berurusan dengan polisi. Namun, Hukum baginya adalah uang. Semenjak kata perdamaian di lontarkan dari mulut Bagaskara menyebabkan dirinya harus membayar uang ganti rugi kepada LEO.
Semenjak itu Bagaskara pernah berjanji pada dirinya sendiri. Tak mau memiliki pacar yang sama dengan sahabat atau saudaranya. Saat ini pikiran Bagaskara semakin kacau. Di satu sisi ia tak ingin membuka hatinya lagi. Tak mau lagi bermain perasaan, Namun apa daya. Gadis tersebut kapan saja bisa memikat hatinya.
DRRRT DRRT DRRT
Suara Handphone Bagaskara berbunyi, membuyarkan lamunan pria tersebut. Ia segera menggapai handphone dari saku celana dan mendapati sang Adik meneleponnya.
"Tumben?" batin Bagaskara, tanpa pikir panjang ia segera mengangkat telepon tersebut.
"Halo? Ada apa lo telepon gue malem-malem gini?" tanya Bagaskara di awal panggilannyan.
"Gue punya kabar gembira buat lo gas!" jawab Baskara.
"Kabar gembira? Apaan?" tanya lagi Bagaskara penasaran.
"Dokter bilang penyakit kanker yang gue alami ini udah sembuh sekitar 50 persen Gas! jadi dalam jangka waktu beberapa bulan lagi gue bisa balik lagi ke indo," Suara Baskara terdengar begitu berbeda. Aura semangatnya kembali muncul, tidak seperti panggilan-panggilan sebelumnya.
"Alhamdulilah, Beneran kan Bas? gue ikut seneng juga nih dengernya. cepet sembuh deh Bas gue udah pusing banget disini," keluh Bagaskara.
"Pusing kenapa? Proyek lo kan sukses besar! gue udah tahu beritanya di tv loh!"
"Bukan pusing karena kerjaan, tapi karena mantan pacar lo itu, si Sekar!"
"Yaelah Gas-gas, Santai aja kali"
"Lo enak bilang santai-santai gue disini yang mau mati!"
Sejenak Baskara terdiam,
"Bas?"
"Eh iya gue baru inget, beberapa hari lalu gue ngirim paket ke apartemennya si Sekar buat kado ulang tahunnya. Dan kayaknya paket itu besok sampai deh di Apartemennya Sekar. Pas banget sama hari ulang tahunnya dia. Dia ulang tahunnya besok loh!" jelas Baskara.
Bagaskara mengernyitkan dahinya seolah bingung dengan maksud dari Adiknya itu, "Maksudnya gimana sih? jangan bikin gue nambah pusing lagi dah Bas,"
"Iya, gue ngirim paket hadiah boneka panda kesuakan dia Gas. Di situ gue juga ngajakin dia balikan!"
"What The Fuck! Apa-apaan ini?"
"Udah lo tenang aja, Kalau nanti Sekar mau balikan lagi sama gue, lo pura-pura aja jadi gue! lo sayangin dia. Gak lama lagi pertukaran ini bakal selesai kok, Please lo bantu gue sekali lagi ya." pinta Baskara nadanya terdengar memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TWINS CEO
Teen FictionBaskara, Seorang CEO di PT Market Sejahtera dengan terpaksa harus bertukar posisi dengan saudara kembarnya, Bagaskara. Karena suatu masalah, Sehingga membuat kekasihnya, Sekar harus mencintai orang yang salah. Dia malah harus berjuang menggapai cint...