Jam menunjukan pukul enam lewat lima belas menit. Malam ini perasaan bahagia bercampur dag dig dug di rasakan oleh gadis berwajah cantik itu. Siapa lagi kalau bukan Sekar Adiyananda.
Ia baru saja selesai mandi. Sekarang, saatnya untuk dia memilah dan memilih pakaian yang bagus. Karena malam ini adalah malam penentuan. Bagi kisah cintanya antara Baskara. Semua rencana yang telah tersusun rapih kini terbayang terus di pikirannya. Membuat gadis tersebut senyam senyum sendiri. Semoga semuanya berjalan lancar! Berharap, Sosok pria yang di bayangkannya bisa menerimanya kembali. Meski semua itu hanya angan-angan dari nilai satu banding seratus.
"Hari ini gue harus tampil lebih cantik lagi," Sekar menyatok rambutnya. Membuat bagian bawahnya bergelombang.
Ia terus menatap pantulan wajahnya di cermin, usai menyatok, Sekar kembali mengeluarkan semua peralatan make upnya. Ia segera menghias wajahnya dengan hati-hati. Membuat alisnya lebih tebal dan bulu matanya lebih lentik.
Gadis tersebut berkedip, memasang wajah genit di cermin. Sambil menyeplak-nyeplakan liptin yang baru saja di polesnya. Bibir Sekar memang sudah agak kemerahan , namun gadis tersebut kurang percaya diri. Sehingga menambahkan sedikit warna merah muda. Agar lebih terlihat berwarna. Selesai menghias seluruh wajahnya menjadi lebih mempesona, Sekar segera menggunakan sepatu heelsnya.
Berdiri di depan cermin dengan pakaian anggun namun tetap terlihat sexy. Ketat! memperlihatkan lekuk tubuhnya yang terbilang aduhai.
Wajahnya berbinar memandang kecantikannya sendiri.
Gue ramal seratus persen, Pandangan Baskara bakal ke arah gue terus!
Sekar begitu pede dengan fashion & style yang di gunakannya. Menurutnya ini sudah terlihat mewah, tidak norak dan juga kampungan. Masih hal wajar, tidak lebay juga!
Ia segera mengambil tas selempang berukuran kecil. Kali ini beda dari biasanya. Lebih bermerek dan berwarna. Tidak pucat, seperti warna putih yang selalu dia tenteng setiap hari saat ke kantor. Bosan dan tidak menarik! Kalau kali ini tas kecilnya berwana merah ke hitaman. Sama seperti warna pakaian atasnya, tidak terlalu ngejreng juga. Cocok lah jika di sandingkan dengan tasnya. Sangat serasi.
Sekar menata rambutnya kembali, setelah itu berjalan keluar Apartemennya sebelum akhirnya pergi. ia juga sudah mengabari Brayen terlebih dahulu. Sesuai rencana, mereka akan jalan ke sana berdua. Lebih tepatnya, Mematangkan rencana.
Sesampainya di luar, Brayen sudah nampak dengan jas berwana hitam.
What!
Lo mau kawin Brayen?Sekar sedikit terkikik dengan penampilan Brayen kali ini. Sungguh rapih, hanya kurang seutas dasi, agar orang-orang meliriknya sama seperti bos besar. Sungguh lucu, ini pesta! tapi kenapa dia malah memakai pakaian seformal itu. Entahlah mungkin menurutnya cocok. Lagi pula pesta ini memang di tujukan untuk bertemu dengan orang-orang terkenal dan golongan atas. Tak salah jika Brayen berpenampilan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TWINS CEO
Fiksi RemajaBaskara, Seorang CEO di PT Market Sejahtera dengan terpaksa harus bertukar posisi dengan saudara kembarnya, Bagaskara. Karena suatu masalah, Sehingga membuat kekasihnya, Sekar harus mencintai orang yang salah. Dia malah harus berjuang menggapai cint...