Part 6 - Di Mulai

1.2K 53 18
                                    

28, Maret 2019.

Baskara di pindahkan dari rumah sakit Sehat Internasional, Jakarta menuju ke rumah sakit EarthGood Singapura.

Tepat pukul 05:00 pagi Pesawat Garuda Indonesia telah membawa Baskara terbang ke sana. Bagaskara yang sudah menanggung beban hidup Adiknya itu , kali ini harus merubah perannya. Ia bukan lagi Bagaskara melainkan Baskara.

"Lo harus bisa nurutin kemuan gue. ini mungkin ini bisa jadi pembicaraan kita yang terakhir, gue harap lo mengerti gue gas."

Kata-kata itu selalu menghantui pikiran Bagaskara.

"gimana bisa? gue harus beradaptasi sama kehidupan lo secepat ini? gimana bas?" Bagaskara berdecak pening. Dirinya seakan bimbang akan pilihannya.

DRRTT DRRRT DRRT

Handphone Baskara berbunyi, kali ini semua barang, pakaian dan semua milik Baskara di pegang oleh Bagaskara. Semua itu demi menunjang pertukaran mereka.

Bagaskara pun menengok Handphonenya, Terlihat nama Sekar.

"Ini kan si cewek rese itu? ngapain dia nelpon Baskara? gak punya malu ya dia? udah di tolak juga!" gerutuk Bagaskara dalam hatinya dengan nada telepon yang terus menerus berbunyi.

Dengan terpaksa, Bagaskara mengangkatnya, "Halo-" jawab Bagaskara malas.

"Haloo Babas.... eh! Sekar gak nyangka loh Babas angkat telepon Sekar..... Itu artinya?" Sekar bersuara kegirangan.

"Jangan banyak ngomong deh, gue lakban mulut lo lama-lama, to the point aja. Ada urusan apa?" tanya Bagaskara cukup sewot.

Kali ini Bagaskara harus bersikap cuek, walau terbilang ia adalah tipikal cowok yang sedikit cerewet.

"Babas nanti meeting bareng! Sekar senang banget bisa ngeliat muka Babas lagi nanti...." jawab Sekar semakin kegirangan bak lintah di taburi garam.

Bagaskara memasang raut wajah jijik, "Ihhh aku juga seneng, seneng banget ngeliat kamu... sa..."

"Beneran Babas?" Sekar memotong omongan Bagaskara, dengan suara yang sangat bersemangat ia melontarkan pertanyaan serius kepadanya.

"Beneran... Aku seneng banget ketemu kamu, saking senengnya sampe mau muntah gue!" jawab Bagaskara dengan penekanan di akhir kalimatnya, yang membuat Sekar sedikit tersentak akan jawabannya.

Sekar tertegun, Setelah itu Bagaskara dengan cepat mematikan panggilannya.

"Nangis-nangis lo situ!" cetus Bagaskara dengan mulut mengarah ke Handpohone.

Jam Menunjukan pukul 10:00 Bagasakara segera menuju Kantor adiknya. Hari ini Bagaskara akan menjadi Baskara. Dengan berpenampilan layaknya bos besar, Bagaskara terlihat lebih tampan dan berwibawa kali ini. Seperti biasa, Pak Doni sudah siap menjemputnya tepat di depan Apartemen. Bagaskara pun masuk ke dalam mobilnya. Kakanya kali ini lebih tengil di banding Adiknya. Ia menggunakan kacamata hitam layaknya seorang detektiv.

"Pak Bas, tumben sekali pake kacamata." tanya Pak Doni tiba-tiba.

Bagaskara tersenyum, "Keren gak pak?" ia malah mengalihkan pertanyaan.

"Keren kok Pak, lebih kayak anak muda sekarang ya...." puji Pak Doni.

Bagaskara mangut-mangut sambil menengok ke arah luar jendela mobilnya. "emang biasanya saya kaya tua Pak?" tanya lagi Bagaskara memancing.

Pak Doni tersenyum takut, "Ee...engga pak, Bapak sangat muda kok... maaf pak... saya salah ngomong y?" jawab Doni gugup.

"Engga kok engga salah, orang Adek gue emang mukanya jelek cakepan gue!" batin Bagaskara.

MY TWINS CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang