Mendengar seseorang berteriak ke arahnya, Bagaskara dengan cepat langsung melepas ciumannya dan dengan reflek dia juga membanting tubuh Sekar yang sedang di topang olehnya. Sehingga menyebabkan Sekar langsung terjatuh begitu saja.
"Brakk.."
"Ahkk.." Sekar sedikit meringis sakit.
Melihat Sekar terjatuh seperti itu, Dengan cepat seseorang yang memangil nama mereka berdua langsung bergegas menghampirinya.
"Sekar, lo gak apa-apa?" tanya Pria tersebut cemas dan ternyata itu adalah Dewa.
Sekar masih terdiam menahan sakit di tangannya, sementara Bagaskara hanya bisa terdiam. Dia sudah memundurkan badannya cukup jauh dari Sekar. Seakan ingin menutupi apa yang sebenarnya terjadi. Tapi sepertinya Dewa sudah mengetahui itu.
"Lo lakuin apa sama Sekar!" bentak Dewa keras menatap kedua mata Bagaskara dengan tajam.
Wajahnya membara marah. Tangannya tiba-tiba mengepal kuat di ikuti dengan langkah kakinya yang sedikit demi sedikit maju. Sekar hanya bisa memandang punggung pria di hadapannya kali ini dengan gugup.
Dia ingin bangun, namun sekan tak bisa dan tubuhnya lemas.
"Dewa, kamu mau apa?" tanya Sekar. Sepertinya ia sudah mengetahui niatan apa yang akan Dewa lakukan kepada Bagaskara.
"Berani-beraninya ya, lo ngelecehin Sekar!" Dewa semakin menekan Bagaskara. Kata-katanya sungguh pedas. Sekar menggigit bibir bagian dalamnya, mencoba menahan gugup yang semakin menjadi-jadi.
Kali ini emosi Dewa seakan semakin memuncak. Seperti di rasuki iblis jahat, Tanpa pikir panjang, dia langsung berlari dan dengan cepat segera memukul sebelah kiri bagian dari bibir Bagaskara dengan keras.
"Prak!"
Pukulan tersebut membuat wajah Bagaskara tersentak ke kanan, dan tubuhnya terdorong mundur beberapa meter.
"Hehm.." Dewa mendengus penuh kepuasan.
"Sini lo, Lawan gue anjing! mana nyali cowok lo?" Dewa kembali berteriak keras, Kata-katanya cukup kasar bagi seorang model. menantang Bagaskara yang hanya terdiam usai menerima pukulan dari Dewa.
Sekar hanya bisa menggelengkan kepalanya, nafasnya begitu berat jika harus berteriak. Tangannya masih terasa sakit dan tubuhnya lemas. Melihat Dewa memukul Bagaskara seperti itu saja sudah membuat dirinya ingin pingsan. Apa lagi jika dia harus melerai pertengkaran tersebut, entahlah akan jadi apa dia nantinya. Sangat sulit , butuh puluhan orang untuk menjinakan kembali singa yang sudah marah.
Dewa kembali lagi melangkah maju, sedikit demi sedikit tapi pasti. Dan Kini wajahnya tepat di hadapan Bagaskara. Matanya menyorot tajam penuh amarah. Tak lengah untuk selalu menatapnya.
Terlihat sedikit bercak darah menetes dari balik bibir bagian dalam Bagaskara. Seakan tak punya salah Dewa malah tersenyum. Memandang Bagaskara yang terlihat pasrah huuuuuu. Ia pun tanpa basa-basi langsung kembali menarik kerah baju Bagaskara dengan kencang.
"Mana kekuatan lo? Lo cuma Bos di perusahan besar, tapi nyali lo gak besar!" Kata-kata itu tepat di keluarkan di hadapan wajah Bagaskara yang hanya bisa terdiam bisu.
Mata Bagaskara kali ini berani menyorot tajam pria di hadapannya. Dia Sepertinya akan melakukan tindakan yang lebih brutal dari pada Dewa. Mengumpulakan semua tenaganya untuk memberi pelajaran balik kepada Dewa.
Tangannya sudah siap mengepal kencang. Dewa melirik tangan Bagaskara ke bawah.
"Wow? ini yang gue tunggu-tunggu.. Lo bakal mukul gue balik kan?" ucap Dewa lagi. Merasa tertantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TWINS CEO
Teen FictionBaskara, Seorang CEO di PT Market Sejahtera dengan terpaksa harus bertukar posisi dengan saudara kembarnya, Bagaskara. Karena suatu masalah, Sehingga membuat kekasihnya, Sekar harus mencintai orang yang salah. Dia malah harus berjuang menggapai cint...