Part 11.2 - Pesta

515 22 16
                                    

Theme song : Acha Seprtiasa - Berdua lebih baik.

"Brayen, bawa motornya jangan ngebut-ngebut!. Gue takut.." Bella berteriak sambil terus memukul pundak pria yang sedang membawa dirinya menuju ke perumahan kembang lana untuk menghadiri pesta.

Suara angin yang berhembus kencang karena Brayen yang melajukan motornya sampai hampir ke kecepatan maksimum membuat suara Bella tidak bisa di dengarnya dengan jelas.

"Apa? lo ngomong apa Bell?" tanya Brayen cukup keras.

Bella memasang wajah tegang dengan kedua tangannya memegang jok belakang motor Takut tubuhnya jatuh, "Jangan kenceng-kenceng! gue takut jatuh, gak ada pegangan!" jawab Bella tepat di telinga Brayen yang terhalang oleh helm hitamnya. Namun suara Bella terdengar cukup jelas.

Brayen pun melepas tangan kirinya, mengendarai motornya dengan tangan satu, "Mana tangan lo?" kata Brayen kepalanya menoleh ke arah Bella sebentar yang ada di belakangnya.

"Mau ngapain sih?" kata Bella heran.

Brayen memelankan laju motornya sedikit, "Udah cepetan mana tangan lo?" paksa Brayen tangan kirinya mengulur ke belakang. Dengan telapak tangan terbuka.

Bella menghela napas pasrah, mencoba menuruti kemauan Brayen. Setelah itu dia pegang telapak tangan pria di depannya itu.

"Udah? terus ngapain?" tanya Bella heran.

Brayen tersenyum penuh kemenangan, "Dari pada lo teriak-teriak takut mending lo pegang pinggang gue aja...." jelas Brayen sambil menaruh telapak tangan Bella ke pinggangnya. Menyuruh gadis tersebut agar berpegangan kuat di kedua sisi pinggangnya.

Sontak saja Bella terkejut, wajahnya memerah padam menatap punggung pria itu dengan heran.

Setelah itu, "Ih apaan sih loh!" Bella berdecak kesal, ia segera melepas pegangan tangannya lalu memasang wajah jijik.

"Dih kok di lepas?" tanya Brayen, tak tinggal diam pria itu malah langsung kembali mempercepat laju motornya. Memutar pedal gasnya kuat-kuat sehingga membuat Bella tersentak kaget.

"Brayen!" ucap Bella reflek.

Tak sadar kedua tangan Bella langsung memegang kembali pinggang Brayen bahkan tubuh gadis tersebut sampai menyentuh punggung pria yang sedang memboncengnya itu. Membuat Bella seakan memeluk Brayen erat.

"Gak usah peluk juga neng," ledek Brayen sedikit tertawa.

Bella berdesis,
Setelah itu memasang wajah sebal dan segera memundurkan tubuhnya kembali. Dengan pasrah tangannya tetap memegang kedua sisi pinggang pria di hadapannya itu, Demi keselamatan dirinya. Meski itu semua Membuat Bella menjadi salah tingkah.

"Nasib! Nasib!" keluh Bella dalam hati.

***

"Wah.. bos Ada jagoan lagi nih.." ucap pria bertopi menatap tajam ke arah pria bermasker hitam yang baru saja melempar mereka dengan sebuah helm. Cukup keras!

"Hajar gak?" seru pria satunya lagi.

Setelah itu mereka berdua langsung berlari, mengepal tangannya kuat-kuat untuk segera memberi pelajaran berharga.

"Mati lo!" pria bertopi itu meloncat, mengarahkan kaki kanannya ke arah dada pria bermasker.

Bugh!

Nihil tendangannya dapat di tahan dengan kedua lengan dari pria bermasker itu. Dengan cepat pria bermasker itu segera mendorong kaki pria bertopi. Menyebabkan kaki pria bertopi itu tersentak mundur ke belakang sehingga tubuhnya langsung tersungkur ke tanah begitu saja.

MY TWINS CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang