Sekar mengendarai mobilnya dengan cepat. Meski tetes demi tetes air matanya jatuh. Dia masih depresi dengan semua masalah percintaannya. Begitulagi dia tahu jika Baskara sama sekali sudah tidak mencintainya, apa yang harus di harapkan lagi darinya? Selain bertahan dan berjuang dari rasa sakit.
Sekar tidak mengerti dengan hatinya sendiri. Di sisi lain ada pria yang tulus ingin menjadi kekasihnya, tapi di lain sisi hatinya menolak untuk itu.
Dia pun terus mengendarai mobilnya, meski keadaannya sedang tak baik. Air matanya sesekali di usapnya. Menatap jalanan yang sepi sambil berharap semua masalah ini segera berakhir.
DRTTT DRRRT DRRTT
Pandangan Sekar kembali teralihkan saat melihat handphone miliknya bergetar. Terlihat sebuah notifikasi dari Bos PT Market Sejahtera. Siapa lagi kalau bukan Baskara(Bagaskara).
Dia segera memelankan laju kendaraannya, menggapai hendphone miliknya lalu membaca sebuah 'spam chat' tersebut.
Tertulis.
Terima kasih atas kerja samanya kepada PT LCMedia, karena telah membuat proyek iklan yang sukses. Saya Baskara selaku Ceo dari PT Market Sejahtera mengajak semua staf PT LCMedia terutama kepada tim sukses agar bisa menghadiri acara kesuksesan dari proyek iklan ini. Kami para Staff PT Market Sejahtera mengajak kalian semua untuk hadir ke sebuah pesta di perumahan Kembang Lana, Jakarta Barat. Di harapkan kehadirannya besok malam pukul tujuh. Terima Kasih.
Sekar memandangi isi pesan itu, sampai tak menyadari jika mobilnya hampir saja menabrak seorang pengendara motor.
Sontak saja Sekar langsung terkejut bukan kepalang, matanya melebar dan jantungnya berdegup lebih kencang. Untung saja dengan cepat ia segera menekan pedal rem mobilnya. Sehingga tidak terjadi tabrakan antara keduanya.
"Hufff.." Sekar mengatur nafasnya, bergetar hebat di seluruh bagian tubuh terutama kaki dan tangan. Ia masih menatap sosok yang ada di depan mobilnya. Motor itu hampir saja tertabrak olehnya,
Sekar memendam wajahnya ke stir, mencoba tenang. Sampai sang pengendara motor mengetuk kaca mobilnya itu.
"Permisi," sayup-sayup Sekar mendegarnya.
Ia segera membuka kaca mobilnya dan mendapati bahwa pria yang membawa motor itu ternyata adalah Brayen.
"Sekar?" sontak saja Brayen terkejut. Matanya menyorot tajam ka arah gadis yang berada di dalam mobil tersebut.
Sementara Sekar tertegun menatap Brayen, "Sorry ya Brayen, sumpah pikiran gue lagi kacau!" ucap Sekar meminta maaf. Dengan wajah tegang yang di perlihatkannya. Takut pria di hadapannya kali ini marah.
Brayen menggeleng, mengehela nafas berat, "Lo kenapa bisa begini si Kar? bahaya banget tau gak, buat pengendara lain. Buka pintu mobil lo sekarang!" serunya sambil tangannya bersiap untuk menarik gagang pintu mobil milik Sekar.
"Mau ngapain?" tanya Sekar heran.
Brayen pun kembali ke motornya, dia meminggirkan motornya ke trotoar. Setelah itu kembali lagi menuju mobil Sekar, "Gue yang bawa mobil lo sini," jelas Brayen sambil mendongkakan dagunya dengan alis yang terangkat.
Sekar menatap heran pria di hadapanya, "Gak usah, gue bisa bawa sendiri kok. Lo pul..."
"Lo bawa sendiri mau mati? apa mau hidup?" potong Brayen. Menatap serius wajah Sekar.
Sekar berdesis, "Apa sih lo, lo nyumpahin gue?" decak Sekar. wajahnya semakin sebal,
"Yaudah cepet buka pintu mobil lo, gue mau masuk!" paksa Brayen.
Sekara mengehela nafas pasrah, "Iya-iya.." setelah itu Brayen pun masuk ke dalam mobil Sekar.
"Lo keluar, gue duduk di situ." printah Brayen lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TWINS CEO
Teen FictionBaskara, Seorang CEO di PT Market Sejahtera dengan terpaksa harus bertukar posisi dengan saudara kembarnya, Bagaskara. Karena suatu masalah, Sehingga membuat kekasihnya, Sekar harus mencintai orang yang salah. Dia malah harus berjuang menggapai cint...