Part 11.3 - Pesta

477 16 13
                                    

Setelah perdebatan singkat yang menyita sedikit waktu mereka, akhirnya Sekar, Bagaskara dan Dewa pun jalan menuju ke pesta secara bersama-sama.

"Lo duduk di depan aja Kar," seru Dewa yang sudah masuk ke dalam mobil sport milik Bagaskara.

Sekar menghela nafasnya, "Enggak! gue mau di belakang! sama Baskara," jawab Sekar penuh keteguhan.

Dewa memegang stir mobilnya, kemudian tersenyum kecil, "Apa Baskara aja nih, yang di depan?" kata pria tersebut tengil.

Sekar menggertakan giginya, "Lo bisa gak sih langsung jalan aja! berisik banget ngatur-ngatur," gemas Sekar.

"Udah-udah Wa, lo jalan aja gue pusing denger nih cewek nyorocos mulu," sunggut Bagaskara wajahnya terlihat malas.

"Ihh, kan dia yang mulai duluan... kok, Babas malah nyalahin Sekar?" ucap Sekar penuh pembelaan.

Bagaskara hanya menutup kedua tangannya sambil memejamkan mata. Tak mau mendengar alasan serta ocehan tak jelas dari gadis di sampingnya.

Melihat Bagaskara bersikap seperti itu, Sekar cemberut. menyilangkan kedua tangannya berusaha menyita perhatian pria di sampingnya itu. Gadis tersebut memasang wajah ngambek.

Apa daya bukannya peduli, Bagaskara malah menghela napas tenang.

Saat di perjalanan tidak ada yang bicara, hanya menyisahkan suara mesin mobil dan motor yang saling beradu memecah suasana jalanan yang ramai.

"Wa nanti di depan warung itu berhenti dulu ya," ucap Sekar memecah keheningan.

Dewa mengernyitkan dahinya, "Ngapain?" tanyanya penasaran.

"Jangan banyak tanya berhenti aja," tegas Sekar tak mau menjelaskan.

Sementara Bagaskara hanya bersikap datar, bersender pada kursi mobil yang empuk sambil menatap jalanan ibu kota di malam hari.

***

Brayen memberhentikan motornya di sebuah taman yang cukup indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brayen memberhentikan motornya di sebuah taman yang cukup indah. Lampu-lampu berwarna warni menghiasi sisi jalan taman tersebut.

"Ngapain berhenti? makin telat deh," gerutuk Bella malas.

Brayen membuka helmnya, menoleh ke arah Bella yang ada di belakangnya.

"Lo mau tahu gak dimana pertama kali gue nembak cewek?" seru Brayen tiba-tiba memberi pertanyaan yang tidak penting sama sekali.

"Gak tahu dan gak mau tahu!" jawab Bella cepat kedua matanya menyorot tajam pria yang berusaha menatapnya itu.

"Lo ikut gue sekarang!" Brayen pun langsung turun dari motornya, lalu segera berdiri menatap gadis yang masih terduduk di atas motornya datar.

"Ngapain?" tanya Bella heran.

"Lo turun," perintah Brayen cepat,

"Ngapain dulu?"

MY TWINS CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang