OST- Stephanie Poetri - I Love You 3000
***
Saat Sekar menengok, betapa terkejutnya gadis itu. Karena mendapati sosok Baskara yang sedang tersenyum lebar sambil memamerkan dua buah es kopi dengan varian yang berbeda.
"Kamu suka yang mana? Dengan tambahan Coklat atau susu?" kata Baskara sambil menggoyang-goyangkan kedua gelas es kopi tersebut.
Sontak pertanyaan itu membuat Sekar bingung. Bagaimana bisa dia datang di waktu yang tepat? kenapa dia ada disini? apa dia ngikutin gue? kenapa lo jadi berubah baik gini?
"Gue gak suka dua-duanya!" jawab Sekar tegas. Kemudian membalikan badannya untuk kembali mengantri.
Kalimat itu sungguh sedikit membuat hati Baskara seakan bertambah retak. Bagaimana bisa, cewek selembut Sekar yang sudah ia kenal cukup lama berubah cuek dan kasar seperti ini? Dia tidak seperti Sekar.
Apa yang salah?
Baksara tak mau diam begitu saja, ia kemudian tetap berdiri di belakang Sekar. Meski gadis itu membuang wajahnya jauh-jauh dan membiarkannya terdiam di belakangnya cukup lama.
Sekar menyadari namun enggan untuk menengok. Hembusan napas Baskara begitu terasa meski kerumbunan orang masih memadati barisannya untuk mengantri. Perasaan Sekar semakin tak karuan, Dirinya sedikit tak tega jika harus berprilaku seperti itu kepada Baskara. Mungkin Baskara ingin berubah, tapi.... Ah sudahlah. Karena merasakan aura tubuh Baskara yang ada di belakangnya tak mau pergi, Sekar kemudian memberanikan diri untuk membalikan badannya.
"Lo mau ngapain la..." omongan Sekar tertahan saat dirinya menengok ke belakang. Nihil seorang pria tua melotot melihat Sekar. Wajahnya sungguh seram, sepertinya pria itu biasa memakan anak bayi. Sekar salah sasaran. Kemana Baskara?
"Maa...maaf, saya kira temen saya," gadis itu gugup. Perasaannya salah, ternyata Baskara telah pergi. Ia memasang wajah juteknya kembali. Membuang rasa kagum yang sepintas menyembur ke hatinya. Saat Baskara menawarkan kopi kepadanya tadi.
Pria itu tetap sama saja. Pembohong dan pintar merayu! Seharusnya jika dia masih benar-benar sayang dan cinta kepada Sekar, tidak mungkin langsung menyerah begitu saja. Dasar Cinta palsu!Setelah memesan dan mengambil segelas kopi pesanannya, Sekar kemudian kembali ke meja Brayen dengan keadaan raut wajah kusutnya. Ia cemberut lalu meletakan segelas es kopi tersebut ke atas meja.
Brayen melirik lalu bertanya. "Kenapa lagi sih lo?" ujarnya kemudian fokus kembali ke layar laptop miliknya.
Sekar menyilangkan kedua tangannya dan menjawab. "Tadi gue abis ketemu Baskara,"
Brayen berdeham setelahnya kembali bertanya. "Terus?"
"Ya... gue kan sekarang belaga jual mahal gitu ya sama dia, eh tapi... dia malah kayak gak mau berjuang gitu,"
"Harusnya cowok itu gak gampang nyerah kan? Contohnya kaya gue waktu itu ngejar-ngejar dia!" gertak gadis itu semakin emosi.
Sontak Brayen langsung menatap ke arah Sekar tajam. "Baskara ngapain ada di sini?"
"Gak tahu, tapi tadi dia nawarin gue es kopi terus gue tolak, gue gak mau jadi cewek murahan kayak dulu," jelas Sekar dengan wajah sebalnya.
"Ya... itu bagus sih, tapi yang masih gue bingung... masa iya Baskara sekarang jadi suka lagi sama lo? bukannya dia waktu itu cuek banget ya sama lo? Gak mungkin, lo salah orang kali,"
"Ishhh, itu beneran Baskara! Sebenernya waktu itu Baskara pernah nyatain cintanya lagi ke gue,"
Bugh...
Uhug... Uhug..
Mendengar pernyataan Sekar tersebut, Brayen langsung tersedak oleh kopi hitam yang sedang di minumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TWINS CEO
Ficção AdolescenteBaskara, Seorang CEO di PT Market Sejahtera dengan terpaksa harus bertukar posisi dengan saudara kembarnya, Bagaskara. Karena suatu masalah, Sehingga membuat kekasihnya, Sekar harus mencintai orang yang salah. Dia malah harus berjuang menggapai cint...