Sekar memasuki ruangan kerjanya dengan perasaan badmood.
"Gimana bisa gue kerja dalam keadaan kaya gini?" batin Sekar.
Ia menghela napas panjang sebelum akhirnya bisa membuka map berwarna biru yang ada di hadapannya.
"Proyek baru lagi?" Sekar membuka setiap lembaran kertas yang ada di dalam map itu.
Karena mendapati sebuah pekerjaan baru, gadis itu kemudian menelepon Bella. Dan menyuruh Bella untuk datang ke ruangannya. Selang beberapa menit, Bella pun masuk ke dalam ruangan Sekar dengan raut wajah bingung.
"Ada apa sih Kar lo manggil gue?" tanya Bella kemudian duduk saling berhadapan.
Mata Sekar masih terfokus pada map biru, membaca serius isi proyek di dalamnya, "Halo, Sekar Adiyananda!" panggil Bella keras menyadarkan Sekar dari keseriusannya itu.
"Oh, Sorry-sorry" kejut gadis itu sambil melirik ke arah Bella sebentar lalu menatap setiap lembaran kertas di dalam mapnya lagi.
Bella memutar bola matanya malas, "Sekar, yaudah gu-
"Tunggu-tunggu, lo baca ini-" potong Sekar menahan Bella yang terlihat jengah karena perkataannya yang tak di gubris.
Bella pun membaca isi map biru yang Sekar tunjukan, "Iya , kita bakal ada proyek lagi. Tapi- kali ini proyeknya bakalan lebih susah lagi Kar," kata Bella
Sekar mangut-mangut mendengar penjelasan Bella, "Oh iya Bell beberapa hari ini gue kok gak pernah liat si manusia kutu ya?" tanya Sekar mengganti topik pembicaraan.
"Kutu? kutu siapa?" tanya Bella balik
"Itu loh si Retno," jawab Sekar malas
"Ohh dia, Si Retno kan udah resign dari dua hari yang lalu. Selesai kita mengerjakan proyek Iklannya si Baskara." jelas Bella.
sontak saja perkataan Bella membuat kedua bola mata Sekar membulat, "Serius loh? kok gue gak dapet kabarnya ya?"
"Ya sebenernya gue mau ngasih tahu lo pas waktu itu, tapi kata si Retno jangan kasih tau Sekar. Dia gak mau lo nahan-nahan dia nantinya. Kata dia gitu," Bella kemudian menyeruput teh manis punya Sekar yang ada di atas meja.
"Idih, siapa juga yang pengen nahan-nahan dia, biarin aja deh dia pergi, jadi gue bisa hidup dengan tenang."
"Lo gak boleh gitu Kar, dia padahal udah baik loh sama lo," Bella kemudian mengambil sebuah roti yang tergeletak di samping teh manis milik Sekar, "Lo harusnya sedih dong," tambahnya lagi sambil mengucah sepotong roti isi cokelat.
"Abisin aja Bell, Abisin! ngomong sih ngomong tapi jangan makanan sama minuman gue lu habek juga!"
Bella hanya menyengir mendapati aksinya yang di sadari oleh gadis di hadapannya kali ini, "Maaf .... abisnya laper banget gue,"
"Sekalian buku lo makan deh," sunggut Sekar dengan tatapan tajam. Membuat Bella malah memasang wajah cengengesan tak berdosa.
***
Dewa berjalan masuk ke dalam kantor LC Media dengan senyum lebarnya. Sambil membawa sebuah kantung plastik entah berisi apa, ia terus menyapu pandangannya ke depan.
"Permisi, mau tanya pak kalau ruangan Sekar Adiyananda dimana ya?" tanya Dewa kepada satpam. Sebenarnya Dewa sudah pernah ke kantor ini sebelumnya namun, ia belum mengetahui ruangan gadis tersebut. Beda dengan ruangan Bella, Dewa sudah sangat hafal jika ruangan gadis itu. Mengingat dirinya pernah interview langsung dengannya saat hendak membintang proyek iklan minggu lalu.
Kemudian satpam tersebut pun langsung memberitahu kepada Dewa ruangan Sekar. Tak lupa sebelum pergi ke ruangan tersebut, Dewa harus mengisi form daftar tamu. Setelah itu kemudian ia baru di perbolehkan masuk menuju ruangan gadis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TWINS CEO
Teen FictionBaskara, Seorang CEO di PT Market Sejahtera dengan terpaksa harus bertukar posisi dengan saudara kembarnya, Bagaskara. Karena suatu masalah, Sehingga membuat kekasihnya, Sekar harus mencintai orang yang salah. Dia malah harus berjuang menggapai cint...