Part 8.8 - Proyek Iklan (18+)

2.4K 38 12
                                    

Setelah itu Sekar dan Brayen pun kembali lagi menuju ke lokasi syuting. Saat di perjalanan Mata Sekar masih terlihat bengkak dan merah meski dia telah mencucinya dengan air, "Lo yakin gak akan apa-apa kalo temen-temen nanya kenapa lo nangis?" tanya Brayen sedikit cemas.

Sekar menoleh ke arahnya sebentar, "Gak apa-apa kok Brayen, gue tinggal acuh aja sama pertanyaan mereka," jawab Sekar sambil terus mengucek matanya dengan tissue, berusaha menghilangkan bekas tangisannya yang masih sangat terlihat.

Brayen masih memandang heran gadis di sebelahnya ini, Dia merasa termotivasi dengan keteguhan yang ada pada diri Sekar.

"Lo kenapa ngeliat gue kek gitu?" Sekar seakan menyadari pandangan Brayen terhadapnya, lalu ia melihat heran, sedikit tersenyum penasaran pada pria di sebelahnya ini.

Melihat Sekar mengetahui pandangannya, Brayen mengerjapkan matanya berkali-kali. Merasa salah tingkah dengan menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, "Ehmmm.. engga Kar, gue cuma salut aja sama lo. Lo masih bisa aja suka atau cinta sama seseorang yang padahal, dia itu selalu membuat lo menangis. Membuat lo sakit? Apa yang bikin lo kuat? gue aja gak bisa sekuat lo?" tanya Brayen balik.

Sekar hanya tersenyum hangat, Bekas tangisan masih mendominasi seluruh raut wajahnya, "Kalau itu sendiri... gue juga gak terlalu paham Brayen, menurut gue... cinta itu kaya magnet, selagi kita masih bertemu orang yang kita sayang.... kita akan tetap ingin selalu bersamanya. Mungkin hanya satu yang bisa membuat gue ngelupain dia, Ya itu.... dengan cara pergi jauh meninggalkannya." jelas Sekar, "Eh.. maaf gue jadi curhat kan," tambahnya.

Brayen hanya tersenyum haru mendengar jawaban gadis di hadapannya ini, tanpa di sadari tangannya langsung mengelus pundak gadis tersebut, "Sorry ya, kalo gue sering marah-marah atau berantem mulu sama lo, mungkin ini juga akibat gue yang udah gak terlalu percaya lagi sama yang namanya cewek," ucap Brayen.

Sekar sedikit terkejut, raut wajahnya berubah menjadi penasaran kembali, seolah tak mengerti dengan apa yang di maksud oleh pria di hadapannya ini, "Maksudnya gimana Brayen? Apa ada masa lalu yang membuat lo gak percaya lagi sama cewek? Kalo masalah lo yang sering marah-marah sih itu, gak terlalu penting bagi gue. Dan gue juga maklumin. Bahkan gue gak ada dendam sama sekali sama lo" tegas Sekar.

"Masa lalu gue itu pahit Kar, apa lagi soal urusan percintaan... menurut gue, gue gak bakal bisa lagi jatuh cinta... Dan cukup gue aja yang tahu tentang masa lalu percintaan gue," Brayen memandang jalanan di depannya, enggan menatap Sekar. Ia memperjelas omongan sebelumnya.

Sekar semakin penasaran, gadis tersebut seakan tertarik dengan kisah percintaan Brayen, "Lo gak boleh bilang gitu Brayen, semua cewek itu berbeda, gak ada yang sama. Mungkin , pacar lo yang dulu memang buruk... Tapi belum tentu untuk masa yang akan datang. Tuhan selalu memberikan hal yang tidak pernah terduga kepada setiap hambanya... Jadi lo harus percaya itu. Move on!" tegas Sekar dengan senyum lebar mengarah ke pria berparas tampan tersebut.

Brayen semakin salah tingkah, gadis di hadapannya kali ini benar-benar bisa membuatnya menjadi malu sendiri. Entah kenapa kata-kata Sekar kali ini bak seperti motivator terkenal, "Lo juga Move on! Kudanil..." ledek Brayen kemudian menoel dahi Sekar dengan jari telunjuknya. Wajah Sekar memerah padam.

Dia hanya tertawa kecil, dengan memasang wajah cemberut setelah itu, "Ishh sakit...." cengengnya di hadapan Brayen.

"Lebay dah,"

***

'CUT'

"Oke Syuting selesai." Salah satu sfaf LCMedia berteriak. Mengintruksikan bahwa syuting hari ini selesai.

"Udah jam 16:30, kok si Brayen sama Sekar belum dateng juga ya?" ucap Bella khawatir sambil menatap jam tangannya berkali-kali.

Melihat raut wajah Bella seperti itu membuat Dewa penasaran, "Lo mikirin apa?" tanyanya tiba-tiba.

MY TWINS CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang