Part 8.2 - Proyek Iklan

839 39 30
                                    

"Lo juga?" Dewa pun ikut terkejut tat kala Sekar menunjuk dirinya.

"Lo yang waktu itu di kafe 24 kan? yang tiba-tiba mayungin gue?" tanya Sekar tegang, badannya sedikit naik.

Sekar menoleh ke sekelilingnya, melihat semua orang memperhatikan dirinya, "Ma-maaf.... gue cuma terkejut aja," ucapnya kemudian kembali duduk, Sementara itu Dewa masih terdiam.

"Jadi gimana, mau meeting apa lo mau saling tanya jawab." celetuk Bagaskara menyindir Sekar.

"Ya meeting dong, ngapain juga tanya jawab." Sekar sedikit emosi dengan pertanyaan Bagaskara yang konyol.

"Kalau ngomong itu pakai sopan santun, mulut kaya orang ga di sekolahin" sunggut April tiba-tiba.

Sekar kembali terkejut, nafasnya seakan tertahan mendengar ucapan April yang begitu menyelekit.

Bagaskara masih bersikap dingin, "Sudah-sudah kalian pada gak ngehargain bos Baskara di sini. Kamu juga Sekar, sebagai pemimpin proyek ini seharusnya bersikap yang baik kepada partner kita. Jaga omongan. Perhatikan attitude." ujar Brayen, salah seorang staff dari LC Media yang ikut serta dalam proyek ini, ia terlihat begitu kesal. Seperti meluapkan segala emosi yang sudah lama tertahan.

Brayen Sendiri sudah bekerja di LCMedia kurang lebih selama satu tahun jalan empat bulan tak heran jika ia lebih berpengalaman, Namun karena sikapnya yang kurang mau berkembang Brayen sering di katakan penakut. Padahal seharusnya dia yang memimpin proyek ini. karena kurang percaya diri dia malah memberikanjabatan tertingginya ke Sekar, yang baru menjabat menjadi staff di bidang kreatif selama satu tahun. Kurang empat bulan untuk menempati posisi yang sama seperti Brayen.

Sekar tertunduk malu, "Maaf." hanya kata itu yang ia ucapkan berkali-kali.

"Baiklah, saya juga gak bisa berlama-lama disini, Meetingnya akan segera kita mulai. Untuk kamu dan kamu segera duduk di kursi yang sudah di sediakan." jelas Bagaskara sambil menunjuk Retno dan juga Dewa.

Setelah itu mereka pun mengikuti perintah Bagaskara, Sekar dan Bella masih tertunduk, seakan mengakui kesalahannya.

Sekitar 30 Menit lebih meeting di laksanakan, akhirnya mereka semua telah menentukan konsep video yang pas. Dari hasil kesepakatan bersama.

Bagaskara pun segera mengakhir meeting itu. Usai meeting selesai, Sekar masih menanggung rasa bersalahnya. Bella berusaha menghibur Sekar.

"Gue emang gak punya sopan santun kali ya Bell, makanya Baskara jadi mutusin gue.." keluh kesah di ungkap oleh Sekar kepada Bella.

Ruangan meeting kali ini hanya ada Dewa dan juga Retno, yang lainnya telah keluar untuk segera makan Siang. Tak terkecuali dengan Bagaskara, ia bersikap acuh kepada Sekar yang memang notabanenya dia tidak memiliki perasaan sama sekali padanya.

Dewa tertegun miris, "Lo kenapa nangis?" tanyanya.

Sekar meletakan kepalanya kebahu Bella, "Udah Kar, lo gak salah... Lo gak perlu nangis... Misi kita kali ini gak usah di lanjut ya." ucap Bella berusaha menenangkan hati Sekar.

Sekar terus sesegukan, menahan suara tangisannya yang tak mampu di tahan, "Lo kenapa sih?" Dewa masih terkekeh, ia terus bertanya.

"Bisa diem gak Wa!" bentak Bella cepat.

Dewa mengangkat kepalanya dengan alis yang ikut terangkat, "Gue kan cuma peduli apa salahnya? gue cuma nanya dia kenapa?" sunggut Dewa seakan tak mau kalah dan di salahkan.

MY TWINS CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang