"Kenapa?" tanya Bagaskara seadanya
Sekar masih menatap Bagaskara dengan lembut, matanya terus memperhatikan setiap keindahan serta kesempurnaan yang telah tuhan berikan kepada pria di hadapannya ini.
"Sumpah, Sekar gak nyangka Babas bakal mantau syuting hari ini.." masih dengan decak kagumnya Sekar tersenyum lebar.
Bagaskara tidak menjawab, ia malah menyilangkan kedua tangannya, seakan tidak ingin menatap Sekar Bagaskara langsung mengalihkan padangannya ke arah Staf LCMedia yang tengah sibuk. Meskipun cukup jauh namun pengelihatan Bagaskara terbilang awas.
"Babas denger Sekar gak sih?" keluh Sekar lirih.
Bagaskara kembali menoleh ke arah gadis yang ada di hadapannya saat ini, "Ha? iya iya... gue denger..." setelah itu ia kembali lagi kepada fokus utamanya.
"Lo liat apa sih Bas?" Sekar semakin kesal tat kala melihat Bagaskara seakan acuh dan tidak mendengar omongannya.
Sekar pun segera menoleh ke belakang mencari tahu apa yang sedang Bagaskara lihat.
What!
"Apa mungkin Babas ngeliatin April?" tanda tanya Sekar tercetus di dalam otaknya.
Terlihat April yang sedang berdiskusi dengan Bella, entah apa yang sedang mereka bicarakan.
Seakan dirinya tidak di hargai, Membuat Sekar semakin kesal. Sesekali ia menghentak-hentakan telapak kakinya ke pasir pantai. Mencoba membuat Bagaskara mau menatap ke arahnya.
"Lo tuh bener-bener jadi cowok Rese sekarang, lo beda dari yang dulu gue kenal. gue benci elo pokoknya sekarang!" batin Sekar.
Tak lama kemudian Sekar pun kembali mendongkakan wajahnya untuk menatap Bagaskara, meski dirinya tahu Bagaskara masih sibuk dengan tatapannya ke arah April.
"Babas!" kali ini Sekar memanggilnya cukup keras, sehingga membuat Bagaskara sedikit tersentak.
Ia pun memutar bola matanya, Merada malas lalu menoleh kembali ke arah Sekar, " Apa sih Kar? lo dari tadi ngoceh sana ngoceh sini.." jawab Bagaskara gemas.
Sekar mengkerucutkan bibirnya, "Lagian.. Lo sih, gue lagi ngomong gak di dengerin.." kesal Sekar kepada pria di hadapannya seakan tak peka. Iya merasa gemas ingin rasanya memperkosa pria di depannya ini jika tidak ada undang-undang tentang pelecehan seksual.
"Gue denger Sekar... mau lo apa sih?" Bagaskara masih menahan emosinya, mencoba berbicara santai meski terdapat penakanan di akhir kalimatnya.
Sekar menyilangkan kedua tangannya, "Dengerin lo bilang? lo aja dari tadi ngeliat kemana,"
"Gue gak mau ngeliat lo, gue takut nanti jatuh cinta lagi sama cewek kaya lo." jawab Bagaskara cepat. Entah ada angin apa Bagadkara bisa berbicara seperti itu.
Demi kutu yang mencari makanan di rambut, apa maksud dari omongan Bagaskara kali ini, membuat dahi Sekar berkerut, "Maksud lo apa si Bas? lo kan emang bekas pacar gue, lo takut jatuh cinta?" Sekar mengerjapkan matanya berkali-kali masih penasaran dengan jawaban Bagaskara nantinya.
Bagaskara menghela nafas berat, Seakan terperangkap dengan kata-katanya sendiri.
"Gara-gara Baskara tadi telepon gue suruh baik-baikin nih cewek, jadi salah ngomong kan gue!" batin Bagaskara pusing. Dengan sigap iya harus memutar otak untuk memberikan jawaban yang pas.
"Ma-maksud gue itu.. lo kan cantik, ya bisa aja kalo gue natap wajah lo lama-lama jadi jatuh cinta lagi, ya emang walaupun kita kan sekarang cuma mantan." elak Bagaskara asal. Seakan akan salah lagi dengan jawabannya, iya hanya bisa menepok jidatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TWINS CEO
Novela JuvenilBaskara, Seorang CEO di PT Market Sejahtera dengan terpaksa harus bertukar posisi dengan saudara kembarnya, Bagaskara. Karena suatu masalah, Sehingga membuat kekasihnya, Sekar harus mencintai orang yang salah. Dia malah harus berjuang menggapai cint...