07. Bertemu Orang Baru (Revisi)

167 13 36
                                    

Masa-masa sulit dimana Agatha sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk memulai kehidupannya yang baru kini sedikit berakhir. Setidaknya Agatha bisa bernafas lega karena sudah melewati hari dimana dirinya di uji. Baik kesabaran,kedisplinan,keikhlasan,mental, semuanya di uji.

Mulai dari MOS nya pertama ia mulai memasuki SMAnya selama 4 hari itu. Sangat menguras tenaga serta pikiran Agatha. Walaupun, ada beberapa orang baru yang ia kenal semasa MOS, tetapi Agatha sudah merasa sangat bahagia.

Perjuangan untuk bisa masuk ke SMA Angkasa sangat berat. Tidak hanya soal biaya, tetapi juga saingan yang tidak kalah banyak dan pintar. Agatha sangat bersyukur, setidaknya dia salah-satu murid yang masuk dan terpilih dari sekian ribu siswa-siswi yang ingin daftar di SMA nya.

Hari baru,semangat baru -Tekat Agatha semakin kuat ketika ia berdiri di halaman depan sekolahnya. Rasanya masih asing dengan sekolah barunya. Agatha menarik nafas panjang lalu ia hembuskan sambil berteriak.
HAAAA... Agatha tau, banyak siswa-siswi baru yang menatapnya heran. Tetapi,Agatha tidak mempedulikan itu.

"Hai. Kamu Agatha kan?" Sapa gadis berwajah seperti orang Cina. Dia adalah teman satu gugus sekaligus teman satu tenda saat kemah MOS beberapa hari lalu.

"Eh,hai. Iya. Kamu siapa ya?"
Pikun yang ada di diri Agatha sepertinya mulai kambuh.

"Kamu lupa? Aku Misya. Kita dulu satu gugus,dan juga satu tenda waktu kemah."

"Ah iya-iya. Aku gak asing liat wajah kamu. Hanya saja aku lupa nama kamu."

"Kita cari kelas kita yuk. Semoga kita satu kelas yah."

Agatha hanya menggangguk sembari tersenyum kecil.
Agatha adalah tipe orang yang cuek dengan orang yang baru dia kenal. Tetapi, dia juga tipe orang yang gampang bergaul selagi temannya baik padanya.

Agatha dan Misya berkeliling SMA Angkasa, mereka berniat ingin lebih mengenal SMA nya sambil mencari kelas mereka.

"Tamannya bagus yah, aku betah deh kayaknya. Aku suka warna hijau. Rasanya adem gitu liatnya. Kayaknya juga sejuk banget."

"Eh, iya. Tapi bangunannya tinggi-tinggi dan luas. Aku jadi bingung. Kita sekarang dimana. Kalau baliknya kita nyasar gimana?"

"Ah gak usah takut. SMA kita emang luas. Tapi kan kita bisa tanya-tanya. Kita sambil cari kelas kita. "

Agatha dan Misya terus berjalan, entah kemana tujuan mereka berdua. Mereka menikmati suasana di sekolah baru mereka.
Sejuk,nyaman, dan sepertinya kakak kelas mereka juga ramah.

Sampai akhirnya, tibalah mereka dimana banyak siswa-siswi bergerombol sambil melihat kertas yang di tempel di jendela kelas.

"Aww.."

"Eh maaf-maaf gak sengaja. Aku buru-buru. Gak sabar liat kelas aku yang mana." Ucap seorang gadis yang tadi menabrak Agatha

"Iya gapapa. "

Gadis itu pergi, berlari mencari namanya disuatu kertas yang sengaja di tempel di jendela kelas itu.

"Eh ngomong-ngomong. Kamu waktu tes IQ kamu milih jurusan IPA apa IPS?" Tanya Misya sembari melihat namanya di daftar nama yang tertempel.

"Aku milih IPA. Gak tau deh, aku IPA berapa."

"Wah, sama dong. Aku juga milih IPA. Btw, ini kan kelas MIPA 3. Kita cari-cari di kelas yang lain siapa tau ada nama kita." Ajak Misya semangat sembari menggandeng tangan Agatha

"Yess.. Agatha nama aku ada disini. " Ucap Misya sambil menarik Agatha untuk maju melihat nama Misya.

Christina Misya Napitupulu. Ahh jadi dia beragama Kristen. Pantas saja, wajahnya seperti mirip orang Cina- ucap Agatha dalam hati.

Epiphany Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang