12. Gengsi

132 15 13
                                    

"Pulang sama gue."

Mata mereka bertemu,cowok itu masih setia memegang pundak Agatha.

"Gak. Makasih."

Agatha hendak pergi,cowok itu kembali meraup tangan Agatha. Ditariknya tangan kecil itu,membuat keseimbangan Agatha runtuh. Agatha hendak jatuh,tetapi cowok itu dengan cepat menangkap Agatha.

"Makasih."

"Lo ngapain di sini?"

"Gu.. Gue tadi di taman,terus gue denger suara kalian. Karena gue kepo,gue kesini. Dan ketemu sama pemandangan tadi."
Ucap Agatha jujur.

Terlihat cowok itu membuang nafasnya kasar.

"Gue tau apa yang lo pikirin, gue gak mau nyalahin dan protes sama pikiran lo. Biarkan orang berkata apa, hanya gue yang tau diri gue sendiri."

"Gue mau pulang."
Agatha melepaskan tangannya dari genggaman Billy.
Cowok itu adalah Billy.

"Gue anter pulang."

"Enggak usah. Keluarga gue bisa marah kalau ada anak cowok main ke rumah."

"Gue gak main. Gue nganterin."

"Sejak kapan lo peduli?"

Billy hanya diam menatap gadis didepannya. Agatha juga menatap Billy penuh tanda tanya.

"Gue gak peduli. Gue cuma mau nganterin anak orang."

Agatha menatap Billy,
Ada apa dengan cowok didepannya ini?

"Lo aneh. Kadang cuek, dan juga mendadak sok manis didepan gue."

"Gue emang gini."

"Yaudah ayo, katanya mau nganterin pulang. Tuh cewe gak lo anter sekalian?"

"Gak."

"Kenapa?"

"Gue gak kenal."

"Terus kena.. "

"Gak usah banyak tanya bisa?"
Ucap Billy memotong. Mendadak dia kesal karena pertanyaan dari gadis itu yang menurutnya tidak penting untuk di jawab.

Agatha diam seketika. Jantungnya tidak karuan mendengar suara cowok didepannya. Wajah datar ditambah dengan suara dingin. Menambah kesan yang membuat Agatha sadar bahwa Billy sangat menawan.

Billy berjalan mendahului Agatha. Membiarkan gadis itu menatapnya yang entah sampai kapan. Agatha yang tersadar dari lamunannya segera berlari menyusul Billy.

💗💗💗💗

"Assalamualaikum. Nek,Agatha pulang."

"Wa'alaikumsalam. Pulang sama Sisil?"

"Enggak. Tapi pulang sama dia."
Ucap Agatha sedikit takut, memainkan jari jemarinya sembari menggigit bibir bawahnya.

"Loh mau kemana,Nak?"

Nenek Agatha pergi keluar rumah ketika melihat Billy yang sedang menyalakan motor nya.
Billy mematikan lagi mesin motornya, berjalan dengan sopan ke arah Nenek Agatha lalu mencium tangannya.

"Mau pulang,Nek."

"Mampir dulu gih. Nenek sudah masak. Ayo makan bersama."

"Tidak usah,Nek. Ini sudah sore. Saya langsung pulang saja."

"Biarin pulang,Nek. Malu ah sama tetangga. Nanti pada nyinyir. Tau sendiri mulut tetangga sebelah kayak gimana."
Ucap Agatha yang sembari tadi bersandar di depan pintu.

Epiphany Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang