09. Hari Aneh

156 15 19
                                    

Maunya apa? Sekarang cuek,nanti peduli,nanti cuek lagi,peduli lagi. Begitu aja seterusnya sampai kucing bisa hidup di air.
-Agatha Mey Abelano-

Aku merasa ada yang aneh dengan diriku, tapi aku membiarkan rasa aneh itu menyelinap dalam hatiku hingga mungkin saat nanti membuatku nyaman.
-Billy Ernando Putra-

Billy cocok pakai itu nak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Billy cocok pakai itu nak. Badboy bener dah. Keren tapi 😂😂

💜💜💜💜

"Bil.. Lo... Lo terluka?" Ucap Agatha berhati-hati.

Billy hanya menatap Agatha datar. Membiarkan tangan mungil Agatha menjelajahi seluruh permukaan wajah memarnya.

"Sakit ya? Maaf."

Agatha masih sibuk memandang wajah memar Billy, sedangkan yang punya wajah sesekali menghembuskan nafas kasar.

"Kemana?"
Billy baru membuka suara saat tangan Agatha menarik tangannya.

"Ke rumah gue."

"Ngapain?"

"Ngobatin luka lo lah."
Tanpa menunggu jawaban dari Billy, Agatha kembali menarik tangan Billy untuk mengekornya sampai rumah.

💜💜💜💜

"Sini masuk."

Billy memasuk i rumah Agatha dengan sopan, dilihat nya ruang tamu yang sedikit lebar dan bersih itu kemudian dia memutuskan duduk di sofa panjang yang berwarna pink itu.

"Mau minum apa?"

"Serah."

Agatha berdecak sebal, entah spesies jenis apa yang dia bawa ke rumahnya itu.
Sangat menyebalkan - Gumam Agatha

"Nenek, ini belanjaan Agatha."

"Terima kasih ya,Tha."

Agatha mengangguk sambil berjalan mencari gelas bening yang ada di lemari khusus gelas.

"Dia siapa,Tha?"
Tanya nenek Agatha yang masih terlihat sibuk mengupas bawang merah.

"Nenek tau?"

"Nenek dengar ada suara seorang laki-laki di bawah. Dia siapa?"

"Temen,Nek. Tadi dia nolongin Agatha waktu tadi Agatha di godain bapak-bapak jahat."

"Bapak-bapak jahat?"

"Iya,Nek. Udah kulitnya hitam,bertato,pendek,jelek,sok keren lagi, jahat lagi. Pake' bawa teman-temannya segala."

"Preman maksut kamu?"

"Iya,Nek. Preman."

"Kamu tadi di apain? Kamu gak papa kan?"

Epiphany Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang