06. Perpisahan

168 16 32
                                    

Mungkin ini saatnya untuk memulai kehidupanku yang baru. Disini, proses itu berjalan
-Agatha Mey Abelano-

💜💜💜💜

Satu minggu sudah Agatha melewati masa-masa sulit ketika SMP. Dan hari ini, hari dimana Agatha bisa bernafas lega karena telah melaksanakan UNBK di sekolahnya.

Dia tidak akan melupakan semua teman-temannya yang selalu bersama dia sewaktu SMP.
Tidak lupa pula dengan Reza, mantan kekasihnya. Dan juga Rian, teman mesra nya.

Agatha kini sibuk di dapur. Memasak untuk keluarga tercintanya ditemani sang nenek dan ibunya. Dari kecil,Agatha sudah di latih agar selalu mandiri. Agar sewaktu-waktu Agatha tinggal sendiri tanpa mereka. Agatha bisa mengatasinya, begitupun nanti ketika Agatha sudah berkeluarga sendiri.

"Masakan terakhir Agatha harus habis hari ini. Kalian semua harus habisin." Ucap Agatha dengan nada serak menahan tangis.

Memang, itu adalah masakan terakhir Agatha untuk keluarganya.
Karena, malam ini. Mama serta Kakaknya akan ke Perancis selama 5 tahun. Kakaknya memutuskan untuk kuliah di Perancis. Begitupun dengan Mama Agatha, beliau ada urusan bisnis di luar negeri, amanah dari almarhum suaminya. Itu yang artinya, Agatha tinggal sendiri bersama kakek dan neneknya

"Enak gak nih?" Goda Iqbal.

"Coba aja. Pasti enak, anaknya mama gitu loh."

"Adeknya siapa sih."

"Gue gak punya kakak."

"HAA.." Iqbal menghentikan aktivitas makannya. Dia menatap Agatha intens.
Menyeramkan- Gumam Agatha

💜💜💜💜

19:54


" Billy, kamu sudah mempersiapkan berkas-berkas untuk pendaftaran kamu di SMA mu nanti?"

"Sudah,Ma."

Kini mereka berkumpul di ruang keluarga. Billy, Sonya, Hutomo, dan kedua adiknya (Hasan dan Harun).

"Kamu mau mengambil jalur apa untuk pendaftaranmu nanti?" Tanya Hutomo sambil memakan kacang yang ada di depannya.

"Billy mau makai piagam Billy,Pa. Billy mau ngambil jalur prestasi. Lumayan, kerja keras Billy selama mengikuti olimpiade dan lomba renang nasional agar mendapatkan hasil."

"Mama bangga sama kamu Billy. Kamu selain pintar di akademik,kamu juga pintar di non akademik. Mama ingin kamu nanti jadi orang yang sukses. Memberi contoh bagi adik-adikmu nanti." Ucap Sonya sambil mengelus rambut Billy dengan sayang.

"Biasa aja,Ma. Ada banyak yang lebih dari Billy. Billy tidak mau sombong."

Mereka semua tersenyum bahagia, membahas hal-hal yang tidak ada ujungnya,hingga sesuatu hal yang menghentikan pembicaraan mereka.

Drrrrtttt... Drrrtttttt
Clara. Ngapain dia telvon?

"Kenapa gak diangkat sayang?"

"Dari Clara,Ma."

"Anak itu lagi. Mama gak suka ya kamu sama dia. Dia wanita murahan yang tidak tau sopan santun. Sampai kapan kamu terus mencari wanita yang tidak jelas seperti itu,Billy. Suatu saat nanti. Kamu harus mencari wanita yang pantas buat kamu."

"Billy angkat dulu,Ma."

"Hallo,Clara? Ngapain lo telvon malem-malem gini?"

"Hiks.. Bil.. Hiks.. "

Epiphany Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang