18. Cowok Lucu

106 8 11
                                    

"Al.. Algi."

Agatha berlari kearah Algi yang tergeletak tak berdaya. Seluruh tubuhnya penuh lebam. Algi masih menutup matanya. Mungkin ia pingsan.

Agatha panik sekaligus bingung. Dia hanya perempuan yang tidak mungkin membopong tubuh Algi.
Agatha merogoh ponselnya. Yang ia pikirkan sekaran hanyalah Billy. Berharap cowok itu belun pulang dan mau membantu Agatha.

"Hallo."
Terdengar suara Billy diseberang sana.

"Cepetan ke rooftop sekarang. Darurat."

"Kenapa?"

"Udah cepetan ke rooftop sekarang. Gak usah banyak tanya deh."

Billy menutup televonnya.

"Ada apa,Bil?"

"Gak tau. Dia panik gitu. Nyuruh kita ke rooftop."

"Jangan-jangan.."
Galang menggantungkan ucapannya. Ia terlihat sedang berpikir.
Galang dan Billy saling bertatapan.

"Algi." Ucap mereka berdua sebelum lari menuju rooftop.

Di sini mereka berada. Di rooftop tempat dimana Algi dihajar habis-habisan oleh Geng Tillo.
Algi sekarang sadar. Tapi tubuhnya masih lemah.

"Kalian bisa tau gue ada disini?" Tanya Algi dengan suara pelan. Tenaganya benar-benar terkuras habis melawan Geng Tillo sendiri.

"Agatha yang nemuin lo disini. Terus kita di telvon disuruh ke sini bantuin lo."
Ucap Galang.

Algi menatap Agatha begitupun juga Agatha.

"Lo kok bisa sih di keroyok mereka."
Tanya Agatha yang dari tadi ingin ia lontarkan.

"Mungkin masalah kemarin yang mereka gangguin lo."

Galang berdecak sebal.
"Pecundang. Beraninya keroyokan."

Billy terdiam. Dirinya tidak bisa menerima ini semua. Ini harus dihentikan.

"Lo gak lawan mereka?"
Tanya Agatha lagi.

"Waktu tenaga gue masih penuh gue lawan lah. Mereka juga banyak yang bonyok kali karena gue. Tapi jumlah mereka banyak. Tenaga gue udah habis. Gue cuma bisa bertahan dari serangan mereka. Sampai akhirnya, pingsan jadi titik lemahnya gue saat itu."

Agatha mengangguk paham.
Billy bangkit. Tanpa suara dan tanpa ekspresi.

"Lo mau kemana,Bil?"
Tanya Agatha.

"Gue ada urusan. Al,lo pulang dianter Galang aja."

"Agatha gimana? Kondisi gue gak memungkinkan untuk nganterin Agatha pulang. Gak mungkin dong kita boncengan 3. Gue,Galang,sama Agatha." Tanya Algi kemudian.

"Agatha naik motor lo." Ucap Billy asal.

"Gak bisa lah bego. Dia cewek. Mana bisa naik motor gue." Kini Algi berbicara sedikit emosi. Kenapa temannya itu terkadang suka lemot padahal diantara dirinya,Galang,dan Billy. Billy lah yang paling cerdas.

"Gue gak papa. Gue bisa naik kendaraan umum."

Billy melihat jam sekilas. Jam sudah menunjukkan pukul setengah 5 sore.

"Gue anter lo pulang."
Kini Billy berbicara sambil mengulurkan tangannya.

Agatha hendak menolak, tetapi dengan cepat Billy menarik Agatha sampai mereka berdua hampir saja berpelukan.

"Ekhem." Deheman Galang memecah ke heningan. Billy dan Agatha kembali ke sikap semula walaupun di selimuti rasa sedikit canggung. Sedangkan dari tadi Algi memperhatikan mereka berdua.

Epiphany Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang