20. Hostile

111 9 19
                                    

Jam istirahat berbunyi, seluruh siswa-siswi bergegas keluar kelas. Ada yang pergi ke kantin, ada yang ke lapangan, ada yang duduk-duduk di taman,ada juga yang masih setia berada dalam kelas.

Untuk kesekian kalinya, Abel dan Misya mengajak Agatha untuk pergi ke kantin. Dan untuk kesekian kalinya pula Agatha menolak karena malas gerak.

"Tha, ayolah. Lo gak setia kawan banget deh. Lo mau disini terus digangguin geng Tillo itu,Hah?"
Misya mendekat ke arah Agatha, berusaha membujuk Agatha agar mau pergi ke kantin.

"Kebanyakan mikir dah lu." Abel menarik tangan Agatha hingga gadis itu bangkit dari duduknya. "Gue tau lo bawa bekal. Tapi sesekali ke kantin kek."

Agatha tersenyum. "Iya iya. Gue ikut."
Agatha menggandeng tangan Abel dan juga Misya. Mereka berjalan menuju kantin yang sudah ramai dalam hitungan menit.

"Tuh Agatha sama temen-temennya." Ucap Galang sembari mengunyah makanannya. Algi dan Billy menoleh, mengikuti arah mata Galang.

"Samperin yuk." Ajak Algi

"Gak ah. Gue disini aja." Ucap Billy

"Yaudah, gue kesana aja sendiri. Itung-itung deketin Agatha."

Billy menarik napas dalam-dalam lalu ia hembuskan dengan kasar. Galang menatap Billy aneh.
Kenapa dia gak segercep Algi.

"Lo kenapa?"

"Lupain masalah taruhan itu. Algi yang batalin."

"Lah kenapa?"

"Dia suka Agatha dan gak suka kalau gue deket-deket dia."

"Lah sumpah? Si monyet kirain masih belum move on."

"Lo salah."

Billy meminum jus alpukatnya. Matanya menyipit ketika melihat seorang gadis mendekati Billy.

"Boleh gabung gak?"

"Gak." Ucap Billy

"Boleh." Ucap Galang dengan senang hati. Billy menatap tajam Galang didepannya.

Gadis itu memilih duduk di samping Billy. Dia mengambil jarak yang sangat dekat hingga hampir saja lengan mereka saling bersentuhan.

Billy bisa merasakan gadis disebelahnya itu berniat menggoda dan mendekatinya. Billy menjauh, ia memilih menggeser kursinya sedikit ke arah kiri.

Gadis itu mendadak berhenti tersenyum. Namun ketika menatap Galang yang melihat kejadian mereka berdua,gadis itu kembali tersenyum.

"Oh ya. Kenalin gue Shinta dari kelas X IPA 2."

"Gue Galang. Lo pasti udah kenal kita dan dari mana kelas kita."

Gadis itu tertawa.
"Hahaha, jelas lah. Kalian udah terkenal disini."

Billy mengambil aerphone yang ia taruh di meja, untung saja dia membawa aerphone nya berwarna putih itu. Billy memakainya lalu memutar lagu Rich Brian yang berjudul Dat Stick.

"Hai Billy. Lo minum doang gak makan?" Tanya Shinta.

Billy manggut-manggut mendengar lagu yang ia dengar sambil sesekali dia ngerap walaupun ambur adul.

"Billy."

Billy masih fokus dengan ponsel dan lagunya. Shinta yang melihat itu dengan berani mencopot aerphone lalu berteriak di telinga Billy.

"BILLYYY.. OMAIGAT."

"Anjing kaget setan." Ucap Billy sambil berdiri.

Seluruh perhatian kantin berpusat pada meja Billy.

Epiphany Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang